Gilabola.com – Timnas Indonesia menjadi sorotan media asing, Daily Mail Online memberitakan bahwa Skuat Garuda kini tinggal membutuhkan dua kemenangan untuk kembali tampil di Piala Dunia setelah hampir 90 tahun absen, sebuah pencapaian luar biasa yang datang hanya tiga tahun pasca tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang.
Dari Tragedi Menuju Harapan Baru
Pada 1 Oktober 2022, dunia sepak bola Indonesia berduka ketika gas air mata yang ditembakkan aparat di Stadion Kanjuruhan, Malang, memicu kepanikan hingga menewaskan ratusan suporter. Namun kini, hanya dalam waktu singkat, Tim Garuda telah menjelma menjadi salah satu tim yang paling mengejutkan di Asia.
Indonesia akan menghadapi dua laga penentuan melawan Arab Saudi pada 8 Oktober dan Irak pada 11 Oktober. Jika mampu memenangkan keduanya, maka tiket ke Piala Dunia 2026—yang akan digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko—akan resmi diraih.
Presiden FIFA, Gianni Infantino, bahkan mengakui bahwa tidak ada yang menyangka Indonesia akan berada di posisi seperti ini. “Akan menjadi laga sulit, tetapi hingga beberapa waktu lalu, tak ada yang menduga Indonesia bakal menjalani dua pertandingan krusial demi lolos ke Piala Dunia,” ujarnya pekan lalu.
Perubahan Besar di Kancah Sepak Bola Asia
Ekspansi Piala Dunia dari 32 menjadi 48 tim membuat Asia kini mendapat delapan jatah langsung. Enam negara sudah memastikan tempat: Jepang, Korea Selatan, Australia, Iran, Uzbekistan, dan Yordania. Dua tiket tersisa diperebutkan lewat babak kualifikasi tambahan dengan format dua grup berisi tiga tim. Indonesia ditempatkan di Grup B bersama Arab Saudi dan Irak.
Perjalanan Indonesia menuju babak ini sangat menakjubkan. Dari peringkat FIFA 155 saat tragedi Kanjuruhan, kini Garuda naik ke posisi 119. Kemenangan atas Arab Saudi, Bahrain, dan China di babak ketiga jadi titik balik. Program naturalisasi pemain keturunan Eropa juga terbukti efektif, memperkuat skuad di level internasional.
Sejak Januari, Indonesia juga ditangani legenda Belanda, Patrick Kluivert, yang memberi sentuhan baru di ruang taktik. Menariknya, semua tim di babak kualifikasi tambahan ini dilatih oleh pelatih asing.
Persaingan Ketat di Grup B
Arab Saudi kembali ditangani Hervé Renard, pelatih yang membawa tim ini ke Piala Dunia 2022 dan sempat mengalahkan Argentina. Meski performa belakangan kurang stabil—hanya finis ketiga di bawah Jepang dan Australia pada babak sebelumnya—Arab Saudi tetap menjadi lawan berat.
Persiapan terakhir mereka cukup positif: imbang lawan Republik Ceko dan menang 2-1 atas Makedonia Utara. Dengan dukungan 60.000 suporter di Stadion King Abdullah Sports City, motivasi mereka semakin tinggi.
Sementara itu, Irak terakhir kali tampil di Piala Dunia pada 1986. Mereka kini ditangani Graham Arnold, sosok yang sukses membawa Australia ke babak gugur Piala Dunia 2022.
Pertarungan Sengit di Grup A
Di Grup A, duel menarik juga tersaji. Dua mantan pelatih Real Madrid akan saling berhadapan. Julen Lopetegui kini membesut Qatar, tuan rumah Piala Dunia 2022 yang kala itu kalah di semua laga, sementara Carlos Queiroz baru saja ditunjuk melatih Oman.
“Kesempatan bermain di Piala Dunia adalah motivasi terbesar kami,” kata Lopetegui. “Qatar belum pernah lolos melalui kualifikasi, dan ini mimpi yang ingin kami wujudkan.”
Selain itu, Uni Emirat Arab juga mengincar comeback setelah terakhir kali tampil di Piala Dunia 1990. Pelatih mereka, Cosmin Olaroiu, menegaskan bahwa semua pemain paham betul arti momen bersejarah ini.