Gilabola.com – Skotlandia memastikan tiket ke Piala Dunia setelah kemenangan dramatis atas Denmark, dan Andrew Robertson menyampaikan bahwa dia ingin merayakan pencapaian itu bersama legenda Liverpool, Sir Kenny Dalglish, sembari tak mampu menutupi emosi mendalam karena teringat mendiang Diogo Jota.
Kapten Skotlandia itu mengungkap bahwa kesempatan tampil di Piala Dunia mungkin menjadi yang terakhir baginya, sehingga kemenangan ini terasa sangat personal.
Skotlandia mengamankan tempat di turnamen terbesar dunia setelah menang 4-2 berkat dua gol telat dari Kieran Tierney dan Kenny McLean. Hasil tersebut mengantar mereka memuncaki Grup C dan mengakhiri penantian 28 tahun tampil di Piala Dunia.
Pertandingan itu sempat berjalan menegangkan karena skor masih 2-2 hingga memasuki waktu tambahan. Namun dua gol tambahan mengubah malam itu menjadi salah satu momen paling bersejarah bagi sepak bola Skotlandia.
Dalam wawancara seusai laga, Robertson menyebut bahwa dirinya ingin berbagi anggur merah bersama Dalglish ketika kembali ke Liverpool. Dia dikabarkan menyampaikan bahwa Dalglish sering berbicara tentang pengalaman tampil di Piala Dunia.
Dalglish sendiri pernah membela Skotlandia dalam tiga edisi Piala Dunia, yaitu pada 1974, 1978, dan 1982. Pada masa itu, Skotlandia termasuk tim yang rutin lolos ke turnamen empat tahunan tersebut.
Robertson diwawancarai oleh Kelly Cates, putri Dalglish, setelah laga selesai. Suasana wawancara berlangsung hangat dan sarat emosi karena keberhasilan itu memiliki arti yang sangat besar bagi sang kapten.
Di balik euforia, Robertson mengaku sempat berjuang menahan air mata sepanjang hari. Dia menyampaikan bahwa usianya membuatnya sadar bahwa peluang tampil di Piala Dunia tidak akan datang berkali-kali.
Dia juga menyebut bahwa dirinya tidak bisa menghilangkan bayangan Diogo Jota dari pikirannya menjelang pertandingan. Keduanya dikenal sangat dekat selama lima tahun membela Liverpool bersama.
Kematian Jota pada Juli lalu mengejutkan dunia sepak bola dan memberi dampak besar pada Robertson. Dia menyatakan bahwa percakapannya dengan Jota tentang impian tampil di Piala Dunia kembali terlintas sepanjang hari.
Robertson menggambarkan bahwa dia merasa Jota akan tersenyum melihat keberhasilan tersebut. Hal itu membuat kemenangan atas Denmark menjadi semakin emosional baginya.
Sang kapten juga memberikan apresiasi besar kepada rekan-rekan setim dan staf pelatih. Dia menilai bahwa kelompok tersebut sebagai tim terbaik yang pernah dia ikuti dalam karier profesionalnya.
Malam itu pun dianggap sebagai salah satu malam paling emosional dalam hidupnya. Dengan tiket Piala Dunia di tangan, Robertson membawa momen penuh kebanggaan sekaligus kenangan kepada sahabat yang telah pergi.
Bagi Skotlandia, keberhasilan ini bukan sekadar pencapaian olahraga, tetapi juga titik balik yang meneguhkan kembali identitas mereka di pentas internasional. Dan bagi Robertson, ini adalah perjalanan yang menyentuh hati di antara rasa syukur, kehilangan, dan harapan baru.

