Gilabola.com – Thomas Tuchel menilai kekompakan dan rasa persaudaraan yang tumbuh di dalam skuad timnas Inggris merupakan fondasi penting menjelang Piala Dunia 2026.
Dia menyebut suasana harmonis di kamp latihan tim menjadi lebih berharga dibanding taktik atau strategi, sekaligus membuktikan bahwa masalah komitmen pemain seperti tahun lalu sudah teratasi.
Tuchel menjelaskan bahwa timnya tengah berusaha membangun ikatan yang kuat, menciptakan energi positif, dan menumbuhkan semangat kolektif. Dia menilai setiap pemain kini memahami bahwa kesempatan bermain di tim nasional bukanlah hal yang mudah dan harus dijaga dengan komitmen penuh.
Pelatih asal Jerman itu mengatakan bahwa para pemain sudah menyadari konsekuensi jika menolak tantangan. Menurutnya, siapa pun yang menarik diri dari tanggung jawab tanpa alasan kuat bisa kehilangan tempatnya karena rekan lain siap menggantikan.
Tuchel menegaskan bahwa hal tersebut bukan bentuk ancaman, tetapi dorongan agar setiap pemain tetap termotivasi dan mencintai tugas membela negaranya.
Dia menyebut bahwa rasa cinta terhadap kamp latihan dan kebanggaan mengenakan seragam Inggris adalah bagian dari esensi sepak bola elit.
Menurut Tuchel, bermain di ajang seperti Piala Dunia merupakan puncak karier seorang pesepak bola. Karena itu, dia merasa senang melihat para pemain berebut untuk bergabung dalam skuad, tanpa ada yang meminta waktu istirahat meski tim sudah memastikan tiket ke turnamen utama.
Pelatih berusia 52 tahun itu menganggap suasana di kamp latihan sebagai sesuatu yang berharga. Dia menilai semangat tersebut menjadi dasar sebelum membahas taktik, formasi, atau siapa yang akan diturunkan sebagai starter.
Tuchel menyampaikan bahwa seluruh pemain kini menikmati waktu mereka bersama tim nasional. Mereka saling mendukung, berlatih dengan intensitas tinggi, dan menikmati setiap pertandingan tanpa keluhan.
Dia mengungkapkan bahwa jika Piala Dunia dimulai besok, ia sudah mengetahui sekitar delapan pemain yang akan menjadi starter. Namun, fokusnya saat ini tetap pada laga kualifikasi melawan Serbia yang akan digelar di Wembley.
Tuchel berharap pertandingan itu dapat menunjukkan perkembangan tim, terutama dalam hal mentalitas dan tekanan permainan. Dia menilai Serbia akan bertahan rapat, sehingga Inggris perlu mencari cara untuk mempercepat tempo dan mengendalikan jalannya laga.
Menurutnya, intensitas permainan justru harus muncul saat Inggris tidak menguasai bola, dengan menerapkan tekanan tinggi sejak menit awal agar dukungan penonton semakin menguat. Dia percaya atmosfer positif akan tercipta jika para pemain mampu menunjukkan determinasi sejak awal laga.
Pelatih tersebut juga mengakui bahwa sebelumnya ia sempat mengkritik atmosfer pertandingan persahabatan di Wembley melawan Wales pada bulan Oktober. Beberapa fans bahkan sempat menggoda dirinya dengan chant saat laga di Latvia, namun dia menegaskan tidak menyesali komentarnya.
Tuchel menjelaskan bahwa ia hanya menyampaikan pendapat jujur sebagai pelatih yang ingin melihat timnya tampil bergairah. Dia menyebut bahwa jika seseorang hanya berbicara untuk menyenangkan orang lain, maka dia tak ubahnya seperti ‘ikan’ yang terus menghindar dari kenyataan.
Dengan semangat baru yang disebutnya sebagai ‘brotherhood’, Tuchel yakin Inggris kini memiliki keseimbangan antara kedisiplinan dan kekompakan yang bisa menjadi modal utama menuju Piala Dunia 2026.

