Gilabola.com – Lamine Yamal, pemain muda berbakat dari Barcelona, belakangan ini banyak menuai perhatian dari banyak kalangan berkat kematangan dan keindahan skillnya di usia yang sangat muda.
Aksi-aksinya di lapangan, terutama dalam pertandingan Liga Champions melawan Inter Milan yang berakhir imbang 3-3, mendorong banyak pihak untuk mulai membandingkannya dengan dua sosok ikonik: Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
Menjelang laga tersebut, Yamal menyampaikan bahwa dirinya tidak pernah membandingkan diri dengan siapa pun, terlebih lagi dengan Messi yang dianggapnya sebagai pemain terbaik sepanjang masa.
Dia juga menegaskan bahwa dirinya hanya ingin menikmati permainan dan menjadi dirinya sendiri. Namun, dalam era bola yang dibentuk oleh media sosial, pernyataan seperti itu sering kali tertelan oleh gelombang opini publik.
Fenomena pendukung yang lebih mengidolakan pemain ketimbang klub juga ikut mendorong munculnya perbandingan semacam ini. Setiap gol penting, assist menentukan, hingga performa buruk, semuanya akan terus diukur menggunakan standar Messi dan Ronaldo. Begitulah iklim sepak bola masa kini.
Statistik dan Rekor yang Menggoda untuk Dibandingkan
Saat pertandingan ke-100 Yamal di level senior tercatat dalam catatan resmi, perbandingan langsung pun bermunculan. Jika melihat Lionel Messi saat masih berusia 17 tahun, dia baru mencatatkan sembilan penampilan dengan satu gol.
Cristiano Ronaldo, di usia yang sama, tampil dalam 19 pertandingan bersama Sporting Lisbon dengan catatan lima gol dan empat assist. Di sisi lain, Yamal telah menorehkan 22 gol dan 33 assist, angka yang menjulang tinggi jika dibandingkan dengan dua pendahulunya.
Satu sudut pandang lain membandingkan Messi dan Yamal setelah keduanya mencapai 100 penampilan. Di titik ini, Messi mencetak 41 gol dan 15 assist, menghasilkan total 56 keterlibatan dalam gol.
Yamal sedikit tertinggal di gol dengan 22, tetapi unggul jauh dalam urusan assist dengan 33, total 55 keterlibatan. Persaingan angka ini pun memicu lebih banyak diskusi di kalangan penggemar sepak bola daring.
Dalam hal persentase kemenangan, Yamal bahkan mencatatkan angka 77 persen, melampaui Messi yang berada di angka 67 persen. Namun, keduanya sama-sama telah mengoleksi tiga trofi di titik yang sama dalam perjalanan karier mereka.
Walau data itu begitu mencolok, banyak yang menekankan bahwa Messi dan Ronaldo telah mencapai level konsistensi yang belum pernah terlihat sebelumnya di dunia sepak bola.
Mereka mempertahankan performa puncak selama lebih dari satu dekade, sesuatu yang belum bisa dijanjikan oleh siapa pun, termasuk pemain muda secerah Yamal.
Dalam dunia bola yang terus berputar dan mengidolakan statistik, nama Yamal mulai memantapkan tempatnya di tengah percakapan besar. Namun, sebagaimana banyak pemain muda berbakat lainnya, jalan panjang masih membentang di hadapannya.