Gilabola.com – Laporan terbaru dari MARCA mengungkapkan alasan mengapa Real Madrid memutuskan untuk mundur dari upaya merekrut bintang muda sepak bola sensasional asal Argentina, Franco Mastantuono.
Gelandang River Plate yang sempat banyak dikaitkan dengan Los Blancos ini, harus menghadapi kegagalan prospek transfernya setelah klausul rilisnya melonjak tajam, kini menjadi €45 juta, angka yang sangat tinggi.
Selama beberapa pekan, nama Mastantuono sering disebut-sebut dalam hubungannya dengan Real Madrid dan klub-klub top Eropa lainnya.
Dikenal karena ketajaman mereka dalam menemukan bakat muda, terutama di Amerika Selatan, Real Madrid awalnya menganggap gelandang Argentina ini sebagai calon pemain yang menjanjikan. Mastantuono memiliki semua atribut yang sesuai dengan profil pemain yang dapat berkembang menjadi bintang di bawah bimbingan yang tepat.
Namun, situasi seputar transfernya berubah drastis, membuat klub-klub Eropa, termasuk Madrid, tidak punya pilihan selain untuk mempertimbangkan kembali minat mereka.
Pembatalan dari Pihak Real Madrid
Awalnya, transfer pemain ini tampak lebih sederhana. Kontrak Mastantuono dengan River Plate akan berakhir pada Desember 2024, yang memunculkan spekulasi bahwa ia bisa didapatkan dengan harga yang wajar.
Negosiasi dilaporkan sedang berlangsung dengan beberapa klub, dan tampaknya Real Madrid dapat mengamankan pemain ini dengan harga yang terjangkau.
Namun, situasi berubah secara tak terduga ketika perwakilan Mastantuono menyelesaikan pembaruan kontrak dengan River Plate pada bulan Maret.
Detail Kesepakatan Baru Mastantuono
Kesepakatan baru ini memperpanjang masa tinggalnya di klub hingga 2027, dengan kenaikan gaji signifikan dan klausul rilis yang sangat tinggi, yaitu €45 juta.
Angka ini kini menjadi klausul rilis tertinggi dalam sepak bola Argentina, yang menjadikannya hambatan besar bagi klub-klub Eropa yang berharap untuk mendapatkan jasanya.
Real Madrid, bersama beberapa klub lainnya, merasa terkejut dengan perkembangan ini, karena diskusi awal dengan pihak pemain menunjukkan bahwa transfer dengan harga lebih terjangkau seharusnya bisa dilakukan.
Bagi Real Madrid, situasi seperti ini bertentangan dengan prinsip-prinsip mereka. Kepemimpinan klub, meskipun berkomitmen untuk mengidentifikasi dan mengamankan bakat-bakat terbaik, tidak ingin terlibat dalam negosiasi di mana mereka merasa nama mereka digunakan hanya untuk menaikkan nilai seorang pemain.
Rasa frustrasi ini dilaporkan menjadi alasan utama mengapa klub akhirnya memutuskan untuk mundur dari kesepakatan tersebut.