
Gilabola.com – Antony mengungkap bahwa rekan setimnya di Manchester United, Matheus Cunha, sempat memohon agar dirinya tidak meninggalkan klub sebelum akhirnya pindah ke Real Betis.
Pemain asal Brasil itu menjelaskan bahwa masa-masa terakhirnya di Old Trafford sangat sulit, terutama setelah dipinggirkan dari skuat utama oleh manajer Ruben Amorim.
Meskipun tampil baik saat dipinjamkan ke Betis musim lalu, dia tetap tidak mendapat tempat di tim utama United dan akhirnya pindah permanen ke klub Spanyol tersebut dengan nilai transfer sekitar £21,65 juta pada hari terakhir bursa musim panas.
Antony pertama kali bergabung dengan Manchester United pada tahun 2022 dari Ajax dengan harga Rp 1,9 Triliun. Harapan besar mengiringi kepindahannya, namun perjalanan kariernya di Inggris tidak berjalan mulus. Setelah serangkaian penampilan yang tidak konsisten dan permasalahan di luar lapangan, posisinya di tim utama mulai tergeser.
Pada paruh kedua musim lalu, Antony dikirim ke Real Betis dengan status pinjaman. Di sana, dia berhasil menunjukkan kembali sebagian performa terbaiknya dan mendapatkan kepercayaan diri yang sempat hilang.
Namun, ketika kembali ke Manchester, nasibnya tidak berubah. Amorim, yang baru memimpin tim, memutuskan bahwa Antony tidak masuk dalam rencananya untuk musim berikutnya.
Keputusan itu membuat Antony harus berlatih terpisah dari tim utama. Dia mengaku sempat tinggal di hotel selama musim panas sambil menunggu kepastian masa depannya. Kondisi tersebut diperparah karena klub tidak segera memberikan solusi hingga mendekati batas akhir bursa transfer.
Dalam wawancaranya dengan media Spanyol AS, Antony menjelaskan bahwa Matheus Cunha, yang baru bergabung dengan United dari Wolves pada musim panas itu, menjadi sosok yang paling banyak memberinya dukungan.
Menurutnya, rekan setimnya di timnas Brasil itu berusaha meyakinkan agar dia tetap bertahan dan berjuang merebut kembali tempat di tim utama.
Antony mengatakan bahwa Cunha sangat ingin melihatnya bermain bersama di Old Trafford. Namun, situasi internal yang sulit membuat hal itu tidak mungkin terjadi. Dia menegaskan bahwa hubungannya dengan Cunha tetap baik dan menganggapnya sebagai teman yang istimewa.
Pemain berusia 25 tahun itu juga menyinggung hubungan profesionalnya dengan Amorim. Dia mengaku jarang berbicara langsung dengan sang pelatih dan tidak memiliki banyak interaksi selama masa isolasinya dari skuat utama. Antony menyebut keputusan Amorim untuk memisahkannya dari tim harus diterima dengan lapang dada meski terasa berat.
Menurutnya, pengalaman tersebut menjadi pelajaran berharga tentang kesabaran dan keteguhan mental. Antony mengatakan bahwa dirinya selalu mengingat masa-masa sulit saat tumbuh di favela, yang membuatnya terbiasa menghadapi tekanan dan ketidakpastian.
Dia menambahkan bahwa meskipun situasinya di Manchester menyakitkan, dia tetap berusaha menjaga profesionalisme dengan terus berlatih keras dan mempersiapkan diri untuk peluang berikutnya.
Kini, setelah resmi bergabung kembali dengan Real Betis, Antony berusaha memulai babak baru dalam kariernya. Meski belum mencetak gol atau assist di La Liga musim ini, dia telah berkontribusi di ajang Europa League ketika membantu Betis bermain imbang 2-2 melawan Nottingham Forest bulan lalu.