
Gilabola.com – Kehilangan Pedri di momen krusial ini membuat Barcelona dan Timnas Spanyol berada dalam situasi genting, tepat ketika performa sang gelandang muda sedang berada di level terbaik.
Absennya pemain berusia 23 tahun itu bukan hanya soal kehilangan kreativitas, tapi juga menguji apakah Hansi Flick dan Luis De La Fuente mampu membuat tim tetap kompetitif tanpa sang maestro lini tengah.
Ancaman untuk Barcelona di LaLiga dan Liga Champions
Barcelona saat ini tertinggal lima poin dari Real Madrid dan bahkan berada di luar delapan besar fase liga Liga Champions, posisi yang memaksa mereka masuk babak play-off jika situasi tak berubah sampai akhir fase ini.
Lebih berat lagi, mereka harus bertandang ke Celta Vigo, Real Betis, Club Brugge, dan juara Piala Dunia Antarklub, Chelsea, tanpa pemain terbaik mereka musim ini. Banyak analis bahkan menilai Pedri sebagai gelandang terbaik di Eropa musim ini.
Dalam dua laga kandang pertama musim ini, ketika Pedri mendominasi lini tengah, Barcelona menguasai bola 71% saat menang 3-0 atas Getafe dan 72% dalam kemenangan telak 6-0 melawan Valencia.
Bahkan kala kalah di El Clásico di Bernabéu, Blaugrana masih memegang bola hampir 69%, sehingga Madrid yang tampil agresif hanya mampu mencetak dua gol meski berpeluang lebih banyak.
Namun tanpa Pedri saat melawan Elche, Barcelona justru kalah penguasaan bola 49% berbanding 51%. Elche mampu mencetak satu gol, dua kali mengenai tiang, dan membuat Barcelona kesulitan menjaga tempo meski tetap menang 3-1.
Laporan resmi Elche bahkan menyebut Frenkie De Jong “harus menggandakan peran”, dan ketika ia kelelahan, Barcelona kehilangan kontrol permainan.
Secara statistik, Pedri masih menjadi pemain dengan jumlah umpan terbanyak di LaLiga (893) meski absen satu pertandingan penuh. Ia juga berada di posisi ketiga dalam hal perebutan bola kembali dengan 65 keberhasilan.
Di Liga Champions, Pedri berada tepat di luar lima besar gelandang dengan umpan sukses terbanyak (193) namun memiliki akurasi tertinggi, 94,3%, dibandingkan siapapun dengan jumlah umpan lebih banyak darinya.
Musim lalu menjadi bukti betapa vitalnya Pedri. Cedera panjang menyebabkan ia absen 131 hari dan melewatkan 25 pertandingan. Barcelona kalah di dua El Clásico dalam periode itu, dan poin yang hilang saat ia absen tepat menyamai selisih 10 poin yang membuat Real Madrid merebut gelar.
Pengaruh Besar untuk Timnas Spanyol
Spanyol juga dalam posisi rawan. Pedri menjadi pemain terbaik di dua kemenangan terakhir La Roja, dan kini mereka harus menghadapi Georgia di Tbilisi dan Turki di kandang sendiri.
Mereka butuh kemenangan untuk memastikan lolos langsung ke Piala Dunia 2026. Hasil imbang atau kekalahan melawan Georgia, ditambah Turki memenangkan dua laga terakhir termasuk melawan Spanyol di Sevilla, bisa menempatkan La Roja sebagai runner-up grup.
De La Fuente hanya kalah dua kali dalam 90 menit selama melatih Spanyol, dan keduanya terjadi saat Pedri absen. Kebetulan? Mungkin. Tapi sulit diabaikan.
Casadó, Penerus atau Sekadar Penjaga Singgasana?
Sementara Pedri pulih dari cedera paha, kesempatan muncul bagi Marc Casadó. Gelandang 22 tahun itu pernah mencuri perhatian musim lalu lewat assist-assist brilian untuk Robert Lewandowski dan Raphinha melawan Real Madrid dan Bayern Munich, serta tampil gemilang di debut penuhnya untuk Spanyol saat menang 3-2 atas Swiss.
Berbeda dari Pedri, Casadó bermain lebih dalam, fokus pada organisasi pertahanan dan distribusi cepat. Energik, agresif, dan sangat loyal pada klub, ia disebut bisa membebaskan De Jong, Dani Olmo, Fermín López, atau Marc Bernal untuk lebih agresif di lini depan. Ia bahkan mengaku bekerja dengan psikolog olahraga untuk mengelola ambisi besarnya dan tetap sabar menunggu kesempatan bermain.
Casadó berkata: “Ketika bekerja keras tapi tidak diberi kesempatan, frustrasi datang. Bantuan profesional membuat saya lebih tenang karena tidak semua bergantung pada kamu. Terkadang pelatih tidak memilihmu, dan kamu harus tetap fokus bekerja.”
Meski memiliki potensi besar, peluang Casadó merebut posisi di Timnas Spanyol akan bergantung pada kebugaran para gelandang senior seperti Fabián Ruiz, Rodri, serta pesaing lain seperti Mikel Merino dan Martín Zubimendi.
Ujian Ketergantungan yang Sesungguhnya
Pedri tetap gelandang kreatif terbaik Barcelona dan Spanyol. Namun ini adalah momen bagi keduanya untuk membuktikan bahwa mereka bukan tim yang bergantung penuh pada satu pemain. Bagi Casadó, ini adalah pintu menuju panggung besar. Bagi Barcelona dan Spanyol, ini adalah ujian karakter dan kualitas taktik.
Jika mereka gagal? Pertanyaan tentang ketergantungan pada Pedri akan berubah dari dugaan menjadi fakta.
