
Gilabola.com – Barcelona kini sedang berada di titik krisis, dan masalahnya bukan sekadar soal kekalahan di lapangan. Pihak klub menilai ada tiga akar persoalan besar yang menggerogoti ruang ganti: skuad yang terlalu muda, terbentuknya kelompok-kelompok kecil di internal tim, serta lemahnya kepemimpinan. Semua ini memunculkan rasa individualisme yang makin nyata—dan hasilnya pun terlihat dari performa mereka.
Gejolak di Dalam Ruang Ganti
Masalah ini mulai benar-benar mencuat setelah FC Barcelona mengalami dua kekalahan beruntun: pertama dari Paris Saint-Germain di ajang Liga Champions, lalu dari Sevilla FC di kompetisi La Liga. Dua hasil buruk itu membuat lonceng peringatan berbunyi keras di internal klub.
Pihak manajemen menyadari bahwa yang rusak bukan cuma taktik, tapi juga semangat kolektif. Alih-alih saling bahu-membahu, kini mulai terlihat sejumlah pemain yang lebih mementingkan aksi individunya.
Adanya kelompok kecil di dalam skuad memang bukan hal aneh, tapi di Barcelona, perpecahan ini kini mulai tampak jelas di atas lapangan.
Tiga Akar Masalah
Menurut laporan tersebut, sumber masalah diyakini terletak pada tiga hal utama.
Pertama, usia skuad yang sangat muda membuat tim kekurangan sosok panutan yang bisa memimpin dan menenangkan di momen-momen krusial.
Kedua, munculnya kelompok-kelompok kecil di ruang ganti menciptakan jarak antar pemain.
Ketiga, tidak ada figur pemimpin kuat yang mampu menyatukan semua elemen dalam satu semangat yang sama.
Pesan Tegas dari Petinggi Klub
Direktur olahraga Deco secara terbuka menyoroti persoalan ini. Ia menilai banyak pemain mengambil keputusan di lapangan hanya berdasarkan naluri pribadi, bukan karena melihat peluang rekan setim.
Hal ini sejalan dengan kekhawatiran pelatih Hansi Flick sebulan lalu, yang memperingatkan soal meningkatnya sikap egois dalam permainan tim. Kini, apa yang dikhawatirkan itu menjadi kenyataan.
Presiden klub Joan Laporta pun menyuarakan nada yang sama: satu-satunya jalan keluar adalah membangun kembali rasa persatuan dan bermain sebagai satu tim, bukan sekumpulan individu.
Harus Kembali ke Identitas Asli
Pesan dari seluruh lapisan klub kini jelas: jika Barcelona ingin kembali bersaing merebut trofi, mereka harus menemukan lagi identitas sejati mereka—tim yang bermain dengan semangat kolektif, bukan terpecah oleh ego masing-masing pemain.