Barcelona Incar Bek Muda Belanda Berusia 21 Tahun Milik Ajax Amsterdam

Gila BolaBarcelona dilaporkan tengah mempersiapkan langkah strategis untuk merekrut Devyne Rensch, bek sayap muda Ajax berusia 21 tahun. Menurut SPORT, manajer Hansi Flick memandang posisi bek sayap sebagai area yang memerlukan penguatan untuk meningkatkan daya saing tim.

Fokus Barcelona tampaknya adalah mencari pemain yang tidak hanya masih berusia muda, tetapi juga mampu memberikan kontribusi jangka panjang bagi klub.

Devyne Rensch, yang merupakan produk akademi Ajax, dianggap memenuhi kriteria tersebut. Pemain ini telah menunjukkan potensi besar dengan kemampuannya bermain menyerang, menguasai bola dengan baik, dan kecepatannya.

Sebagai pemain internasional U-21 Belanda, Rensch memiliki pengalaman yang cukup untuk bersaing di level atas. Kontraknya dengan Ajax akan habis pada akhir musim, sehingga Barcelona memandangnya sebagai opsi yang menarik, terutama karena ia tersedia dengan harga terjangkau.

Meski demikian, Rensch tidak hanya diminati oleh Barcelona. Klub-klub Premier League seperti Tottenham Hotspur dan Liverpool juga menunjukkan ketertarikan pada pemain ini.

Untuk mencegah kepergian Rensch, Ajax dilaporkan telah menawarkan perpanjangan kontrak. Barcelona sendiri sebelumnya mencoba mendatangkan Marc Pubill dari Almeria, tetapi masalah finansial menggagalkan rencana tersebut, bahkan dengan opsi transfer pinjaman.

Saat ini, posisi bek sayap kanan Barcelona diisi oleh Jules Kounde, sementara Hector Fort belum mampu memberikan dampak signifikan. Hal ini membuat kebutuhan akan pemain seperti Rensch semakin mendesak. Kendati begitu, Barcelona harus bersaing ketat dengan klub lain untuk mendapatkan jasanya.

Pelaku Rasis Ditangkap

Sementara itu, dunia sepak bola kembali tercoreng oleh insiden rasisme. Tiga pendukung Real Madrid ditangkap terkait tindakan pelecehan rasial terhadap pemain Barcelona, Lamine Yamal, Raphinha, dan Ansu Fati saat laga El Clasico yang berakhir dengan kemenangan 4-0 untuk Barcelona.

Insiden tersebut dilaporkan terjadi saat para pemain Barcelona merayakan gol mereka. Pelecehan yang melibatkan gerakan dan komentar diskriminatif ini memicu kemarahan publik.

Real Madrid mengeluarkan pernyataan resmi yang mengutuk keras insiden tersebut. Klub juga menyatakan akan mengidentifikasi dan memberikan sanksi hukum kepada para pelaku.

Vinicius Jr., pemain Madrid yang sebelumnya menjadi korban rasisme, menyatakan dukungannya terhadap trio Barcelona dan meminta agar pelaku mendapat hukuman setimpal.

Dengan adanya langkah tegas dari klub dan pihak kepolisian, diharapkan tindakan diskriminatif seperti ini tidak lagi terjadi di dunia sepak bola. Sepak bola seharusnya menjadi wadah persatuan dan bukan tempat untuk perilaku yang memecah belah.