Site icon Gilabola.com

Barcelona Juara La Liga, Tapi Kali Ini Lewat Tangan Hansi Flick dan Gaya Bola Menyerang

Para pemain Barcelona merayakan gol ke gawang Espanyol

Gilabola.comBarcelona kembali merebut gelar La Liga, dan musim ini mereka melakukannya dengan cara yang berbeda: penuh semangat menyerang, ritme cepat, dan lini depan yang tajam.

Di bawah arahan pelatih anyar Hansi Flick, tim ini tak hanya mengangkat trofi liga, tapi juga meraih Copa del Rey dan nyaris mencapai final Liga Champions.

Peran Lamine Yamal, Raphinha, dan Pedri begitu vital dalam perjalanan ini. Yamal tampil memukau dengan aksi-aksi individual dan gol-gol penting, termasuk ketika mencetak gol di menit ke-53 saat memastikan kemenangan 2-0 atas Espanyol yang mengunci gelar liga.

Flick disebut-sebut telah berhasil menyulap skuad yang sama, yang musim lalu gagal total bersama Xavi Hernandez, menjadi tim yang paling menyenangkan ditonton di Eropa musim ini.

Yamal disebut sebagai pemain muda yang mencuri perhatian dunia sepak bola sejak tampil luar biasa di Euro bersama timnas Spanyol. Sepanjang musim, perannya dalam serangan terus meningkat, begitu pula suara dan kepercayaan dirinya sebagai pemimpin di lapangan.

Dalam salah satu momen penting, saat tertinggal dari Real Madrid di final Copa del Rey, Yamal dikabarkan memberi semangat kepada rekan-rekannya dengan mengatakan bahwa tak masalah berapa gol yang dicetak Madrid, karena lawan tidak akan mampu menandingi mereka. Barcelona pun membalikkan keadaan dan menang 3-2.

Raphinha juga mengalami perubahan besar musim ini. Dia tidak hanya menjadi winger pekerja keras, tetapi juga pencetak gol utama dengan kontribusi 34 gol di semua kompetisi, 18 di antaranya di La Liga.

Dua dari gol tersebut terjadi dalam kemenangan 4-3 atas Real Madrid—hasil yang secara praktis mengunci arah perebutan gelar. Keberadaan Lewandowski sebagai ujung tombak dengan 25 gol menambah daya dobrak lini depan yang kerap dibandingkan dengan era Messi-Neymar-Suárez.

Pedri Jadi Pengatur Irama, Flick Bawa Angin Baru ke Taktik Blaugrana

Di lini tengah, Pedri tampil sebagai jantung permainan. Di usia 22, dia telah memasuki musim kelimanya sebagai starter tak tergantikan. Gaya bermainnya yang tenang, kontrol bola yang rapi, dan visi luar biasa membuatnya disebut-sebut sebagai pewaris sah dari maestro seperti Xavi dan Iniesta.

Bersama Dani Olmo, Frenkie de Jong, Gavi, Fermin Lopez, dan Marc Casado, Barcelona menguasai sektor tengah dan mendikte hampir semua pertandingan.

Yang paling menonjol dari sistem Flick adalah keberanian timnya menekan tinggi. Empat bek utama—Alejandro Balde, Inigo Martinez, Pau Cubarsi, dan Jules Kounde—sangat piawai dalam memainkan garis pertahanan tinggi dan memanfaatkan jebakan offside. Mereka mempersempit ruang gerak lawan dan memudahkan rekan-rekan merebut bola di area berbahaya.

Di bawah mistar, Wojciech Szczesny, yang sempat pensiun, kembali bermain menggantikan Marc-André ter Stegen yang cedera. Keputusannya untuk kembali disebut sangat membantu kestabilan tim di periode penting musim ini.

Dengan banyak pemain muda seperti Yamal, Pedri, Gavi, Cubarsí, Balde, Casadó, hingga Ansu Fati dan Pablo Torre, Barcelona tampak memiliki fondasi kuat untuk masa depan. Satu-satunya pemain inti yang kini berusia di atas 32 hanyalah Lewandowski dan Martinez.

Exit mobile version