Site icon Gilabola.com

Bocor! Hansi Flick Sudah Pamitan, Lamine Yamal Jadi Biang Masalah?

Hansi Flick Siap Angkat Kaki dari Barcelona Gara-Gara Lamine Yamal

Gilabola.com – Kegelisahan Hansi Flick di Barcelona memuncak saat isu ketidakdisiplinan Lamine Yamal mencuat, memicu spekulasi bahwa sang pelatih siap meninggalkan raksasa La Liga pada akhir musim.

Kabar ini mencengangkan karena Flick, yang datang dengan visi proyek tiga tahun, disebut sudah memberi tahu stafnya bahwa ia merasa sangat lelah dan kecewa dengan kultur tim yang dinilai semakin menjauh dari profesionalisme dan kerendahan hati.

Proyek Flick yang Goyah di Tengah Ketegangan Ruang Ganti

Menurut laporan, Flick merasakan atmosfer ruang ganti Barcelona semakin merosot. Meski beberapa periode permainan tim cukup menjanjikan, pelatih asal Jerman itu frustrasi melihat menurunnya komitmen dan fokus para pemain. Ia merasa ambisi kolektif tergeser oleh popularitas media sosial, agenda pribadi, dan kurangnya keseriusan dalam menjaga performa.

Pelatih 60 tahun ini sudah berulang kali mengungkapkan kepada asistennya bahwa ia ragu bisa memperbaiki mentalitas skuad dari dalam. Baginya, masalah Barcelona bukan soal hasil pertandingan semata, melainkan kultur yang dianggap mulai rapuh.

Lamine Yamal Jadi Sorotan Utama

Di tengah segala ketidakpuasan tersebut, nama Lamine Yamal menjadi pusat perhatian Flick. Bakat besar remaja 18 tahun itu justru dibayangi sikap di luar lapangan yang dinilai mengganggu. Barcelona disebut terlalu memanjakan wonderkid mereka—dari perlakuan istimewa dalam perjalanan tim, melewatkan sesi pemulihan demi urusan media, hingga kebiasaan kecil seperti menggunakan golf cart yang seharusnya untuk staf dan makan terpisah dari rekan setim.

Serangkaian insiden memperburuk situasi:

Bagi Flick, hal ini bukan sekadar indisipliner—melainkan soal nilai dan tanggung jawab. Ia menilai penurunan performa Yamal dan masalah cedera pubalgia yang berulang berkaitan dengan kurangnya komitmen terhadap pemulihan dan fokus pada sepak bola.

Situasi ini semakin diperumit dengan anggapan bahwa klub terlalu melindungi sang pemain, membuat pelatih merasa kurang didukung dalam menegakkan disiplin. Flick bahkan mengeluhkan bahwa konferensi pers lebih sering membahas Yamal ketimbang performa tim secara keseluruhan.

Perbedaan Filosofi: Ketegasan vs Perlindungan Bakat Muda

Hubungan Flick dengan Joan Laporta dan Deco disebut tetap profesional, namun perbedaan visi terlihat jelas. Flick mengusung disiplin ketat, mengingatkan pada pendekatan Luis Enrique yang pernah membantu membentuk Ousmane Dembele hingga akhirnya meraih Ballon d’Or. Barcelona, di sisi lain, memilih pendekatan protektif terhadap pemain muda agar tetap bahagia dan menghindari drama publik.

Flick pernah memperingatkan sejak September bahwa “ego bisa menghancurkan kesuksesan”, dan kembali mengulanginya belakangan—tanda kekesalannya telah sampai batas.

Masih Bisa Berubah?

Walau sudah memberi sinyal ingin pergi, laporan menyebut keputusan Flick belum sepenuhnya final. Staf terdekatnya menilai bahwa hasil yang membaik bisa mengubah suasana hati, termasuk kemungkinan bertahan jika Barcelona mampu meraih gelar besar seperti Liga Champions.

Namun untuk saat ini, suasana di kantor Barcelona digambarkan penuh ketidakpastian. Ketegangan ruang ganti, pelatih yang kelelahan, serta bintang muda yang berada dalam sorotan membuat masa depan proyek Flick tergantung pada performa tim di sisa musim ini—dan mungkin, pada kemampuan klub menata kembali kultur internalnya.

Exit mobile version