Gilabola.com – Cristiano Ronaldo dikenal sebagai salah satu pesepak bola terbaik dunia dengan segudang prestasi, khususnya saat memperkuat Real Madrid.
Namun, di balik catatan gol luar biasa dan koleksi trofi bergengsi yang sulit ditandingi, tidak semua orang memiliki kesan positif terhadap bintang asal Portugal itu.
Walter Pandiani, mantan penyerang Osasuna, kembali mengungkap pengalamannya berhadapan langsung dengan Ronaldo di LaLiga dan menilai sikap sang megabintang kala itu kurang menyenangkan.
Ronaldo meninggalkan jejak emas bersama Real Madrid, termasuk empat gelar Liga Champions, dua gelar LaLiga, serta berbagai trofi domestik dan internasional.
Dia juga mencatatkan dirinya sebagai top skor sepanjang masa klub dengan 450 gol dari 438 pertandingan—sebuah pencapaian yang membuat namanya abadi dalam sejarah sepak bola.
Meski begitu, Pandiani beranggapan bahwa tingkah laku Ronaldo di lapangan tidak selalu sejalan dengan kejeniusannya dalam mencetak gol, bahkan mencapnya sebagai sosok yang arogan.
Bentrokan dengan Osasuna
Salah satu insiden paling dikenang terjadi pada musim 2011/12, ketika Real Madrid takluk 0-1 dari Osasuna. Pandiani mengisahkan bahwa sebelum laga dimulai, suasana stadion sudah panas karena Ronaldo mendapatkan cemoohan keras dari suporter tuan rumah.
Menurutnya, Ronaldo merespons ejekan itu dengan berlatih tendangan bebas ke arah tribun, yang membuat tensi pertandingan semakin meningkat.
Situasi memanas ketika Ronaldo mendorong Javier Camunas dalam sebuah pelanggaran, sehingga Pandiani turun tangan membela rekannya. Dia menuturkan bahwa Ronaldo kemudian menyinggung soal gajinya dan mempertanyakan siapa dirinya.
Perseteruan itu berlanjut hingga lorong stadion, bahkan melibatkan Sergio Ramos, sehingga suasana semakin tegang. Pandiani mengaku sangat marah atas perlakuan Ronaldo dan menyebut sikap lawannya kala itu arogan serta tidak sportif.
Pandiani juga mengingat bahwa setelah kejadian tersebut, pelatih Real Madrid kala itu, Jose Mourinho, menyindir dirinya seolah hanya mencari publisitas. Hal itu semakin memperburuk kesannya terhadap pengalaman menghadapi Ronaldo.
Pandangan Pandiani terhadap Ronaldo
Meski mengakui kemampuan luar biasa Ronaldo dalam hal mencetak gol, Pandiani menegaskan bahwa dirinya tidak menyukai sikap bintang Portugal itu di lapangan.
Dia menilai Ronaldo memiliki ego besar dan kerap menunjukkan perilaku yang tidak perlu. Bagi Pandiani, kehebatan seorang pesepak bola tidak hanya diukur dari jumlah gol atau trofi, melainkan juga bagaimana dia bersikap terhadap lawan.
Kekalahan Real Madrid dari Osasuna pada laga tersebut pun terbukti berdampak besar, karena Barcelona akhirnya menyalip mereka dan merebut gelar LaLiga musim itu dengan selisih empat poin.
Pandiani sendiri memiliki karier yang cukup mentereng di sepak bola Spanyol. Dia mencetak 82 gol dalam 279 penampilan LaLiga, sempat memperkuat beberapa klub besar seperti Deportivo La Coruna, serta meraih Copa del Rey dengan tiga tim berbeda.