Gilabola.com – Dani Olmo menatap musim keduanya dengan semangat dan ambisi baru. Pemain tim nasional Spanyol itu menikmati musim perdana yang sukses bersama Blaugrana, meskipun sempat diganggu masalah cedera dan persoalan pendaftaran pemain.
Sepak bola membawanya kembali ke Camp Nou sepuluh tahun setelah meninggalkan La Masia, dan kini ia ingin membuktikan diri lebih jauh. Olmo mengaku ingin mengulang kesuksesan yang telah dicapainya musim lalu bersama Barcelona.
Dalam sebuah wawancara, dia mengatakan bahwa tujuannya adalah memainkan banyak pertandingan dan meraih keberhasilan, karena menurutnya itulah alasan tim kini melakukan persiapan serius di tur pramusim Asia.
Ambisi Pribadi dan Tantangan Musim Kedua
Olmo bahkan tak ragu menargetkan catatan pribadi yang tinggi. Dia menyebut bahwa mencapai dua digit gol adalah awal yang bagus, lalu menambahkan bahwa mencetak 20 gol di semua kompetisi akan menjadi musim yang ideal baginya.
Dia juga tidak memilih antara lebih suka mencetak gol atau memberi assist, karena baginya keduanya sama pentingnya. Dia mengingat kerja samanya dengan Lamine Yamal dalam sebuah laga melawan FC Seoul sebagai contoh bagaimana semua kontribusi di lapangan berarti.
Pemain berusia 26 tahun itu juga menyinggung komentar legendaris Johan Cruyff yang menyebut musim kedua selalu lebih sulit. Olmo menyetujuinya, karena setelah musim perdana yang diwarnai tiga trofi dan semifinal Liga Champions, mengulang prestasi serupa akan menjadi tugas yang berat.
Tetapi justru itulah tantangan yang membuatnya termotivasi, karena setiap tahun, katanya, adalah kesempatan baru untuk berjuang lagi demi kemenangan.
Soal tekanan sebagai salah satu andalan Barcelona, dia mengaku tidak terlalu memikirkan apakah timnya akan jadi yang paling diburu di musim baru. Dia hanya menekankan bahwa dirinya dan rekan setim tahu apa yang harus dilakukan: fokus menang dan mempertahankan performa.
Harapan untuk Liga Champions
Liga Champions masih menjadi potongan puzzle yang hilang. Olmo menyebut kompetisi itu sebagai impian, dan merasa bahwa musim lalu Barcelona sebenarnya bisa mencapai final andai tidak ada masalah kecil yang menghambat.
Dia menegaskan, kekalahan dari Inter Milan di semifinal tak perlu dijadikan alasan, karena menurutnya tim bisa saja melakukan beberapa hal lebih baik.
Olmo juga berbicara tentang musim panas tanpa turnamen besar, yang menurutnya menguntungkan karena semua pemain bisa menjalani pramusim penuh bersama.
Dia menegaskan bahwa sejak awal tidak pernah menyesal pindah ke Barcelona, bahkan ketika sempat absen di awal musim lalu karena urusan administrasi.
Dia mengomentari para pemain baru yang datang dan menilai setiap tambahan pemain selalu baik untuk meningkatkan kekuatan tim. Mengenai kepemimpinan, Olmo mengatakan bahwa seorang kapten adalah pemimpin yang memikirkan kelompok, tetapi tidak harus selalu mengenakan ban kapten untuk menunjukkan jiwa kepemimpinan.
Olmo juga menyinggung pelatih Hansi Flick, yang menurutnya menuntut banyak hal mulai dari ketepatan waktu hingga kedisiplinan di lapangan. Dia menyebut Flick memiliki “DNA Barca” karena ingin tim mendominasi, menguasai bola, menyerang, dan menang.
Menurutnya, hubungan antarpemain di Barcelona juga terasa kuat, terutama karena banyak dari mereka bermain bersama di tim nasional Spanyol.
Olmo menutup dengan senyuman ketika membicarakan suasana tim, menyebut Ferran Torres dan Eric Garcia sebagai pemain paling lucu, sementara Andreas Christensen mungkin yang paling pemalu.