Site icon Gilabola.com

Daripada Dianggurin di Real Madrid, Endrick ke Tottenham Saja!

Endrick Felipe bintang muda Real Madrid

Gilabola.com – Karier Endrick di Real Madrid kini berada di titik krusial. Setelah datang dengan label wonderkid Brasil dan ekspektasi tinggi, penyerang muda itu justru kesulitan mendapatkan peran penting. Mantan pemain timnas Brasil, Sandro, menilai solusi terbaik bagi Endrick saat ini bukan bertahan di Madrid atau pindah ke Lyon, melainkan hijrah ke Tottenham Hotspur.

Bagi Endrick, menit bermain dinilai jauh lebih penting daripada status dan reputasi klub. Dengan Piala Dunia 2026 semakin mendekat, stagnasi di level klub bisa berdampak serius pada masa depannya di tim nasional Brasil.

Wonderkid Mahal yang Nganggur di Bernabeu

Endrick direkrut Real Madrid dari Palmeiras pada 2022 dalam kesepakatan yang nilainya bisa mencapai sekitar Rp1,02 triliun (€60 juta), atau setara Rp1,05 triliun (£52,5 juta) dan Rp1,13 triliun ($70,5 juta). Saat itu, ia digadang-gadang sebagai salah satu talenta remaja paling menjanjikan di dunia sepak bola.

Musim pertamanya di Spanyol sempat memberi harapan. Di bawah asuhan Carlo Ancelotti, Endrick mencetak tujuh gol dari 37 penampilan di semua kompetisi. Namun situasi berubah drastis setelah Ancelotti meninggalkan Madrid.

Cedera hamstring membuat Endrick absen di Piala Dunia Antarklub dan beberapa pekan awal musim baru. Ketika ia kembali, Real Madrid sudah berada dalam fase berbeda. Xabi Alonso memilih opsi lain di lini depan, membuat Endrick hanya tampil tiga kali dan kesulitan menemukan ritme permainan.

Dengan Piala Dunia 2026 di depan mata, kekhawatiran soal perkembangan Endrick pun semakin menguat.

Minat Klub Lain dan Penolakan Opsi Internal La Liga

Situasi Endrick menarik perhatian banyak klub Eropa. Manchester United sempat mempertimbangkannya sebagai opsi darurat setelah Benjamin Sesko mengalami cedera. Beberapa klub lain juga melakukan pendekatan secara diam-diam.

Lyon disebut-sebut sebagai destinasi yang paling diminati sang pemain. Klub Prancis itu dinilai bisa menawarkan jam terbang reguler dan lingkungan yang lebih tenang, jauh dari sorotan tajam seperti di Madrid.

Di sisi lain, Real Madrid awalnya lebih menyukai opsi peminjaman di dalam La Liga. Manajemen percaya adaptasi Endrick akan lebih mudah jika ia tetap berada di Spanyol, apalagi proses menuju kewarganegaraan Spanyolnya sedang berjalan. Namun Endrick menolak rencana tersebut karena ingin jaminan bermain, bukan sekadar kedekatan geografis.

Tottenham Lebih Baik daripada Terjebak di Madrid

Di tengah berbagai spekulasi, Sandro datang dengan saran tegas. Mantan gelandang timnas Brasil itu menilai Premier League, khususnya Tottenham Hotspur, sebagai tempat ideal bagi Endrick untuk menghidupkan kembali kariernya.

Dalam wawancaranya, sosok bernama lengkap Sandro Raniere Guimarães Cordeiro itu menekankan bahwa kebahagiaan dan kesempatan bermain harus berada di atas gengsi klub.

“Endrick harus bermain. Saya pikir Premier League akan sangat bagus untuk dia. Sepak bola itu soal pertandingan. Anda tidak bisa hanya menjadi pemain Real Madrid tapi tidak bermain,” ujar Sandro.

Menurutnya, Tottenham bisa memberi lingkungan yang tepat bagi Endrick untuk berkembang, mengekspresikan diri, dan kembali menikmati sepak bola.

“Dia harus datang ke Tottenham. Kami akan membantunya dan dia juga akan membantu kami. Klub seperti Tottenham bisa menjamin Anda bermain, bebas berekspresi, dan bahagia. Itulah yang dia butuhkan,” lanjut Sandro.

Sandro juga menyoroti sisi psikologis bermain di Real Madrid. Meski berstatus salah satu klub terbesar di dunia, tidak semua pemain bisa menikmati situasi jika hanya menjadi pelengkap.

“Ketika Anda di Real Madrid tapi tidak menjadi bagian penting, Anda tidak bahagia. Endrick harus menjadi bagian dari tim. Dia harus bermain sepak bola,” tegasnya.

Menit Bermain Kunci Masa Depan di Timnas Brasil

Minimnya jam terbang Endrick sudah berdampak langsung pada karier internasionalnya. Carlo Ancelotti, yang kini menangani timnas Brasil, belum sekalipun memanggil Endrick sejak mengambil alih jabatan tersebut.

Meski begitu, Ancelotti tetap percaya pada potensi jangka panjang sang pemain. Namun ia juga menegaskan bahwa bermain secara reguler adalah syarat mutlak jika Endrick ingin kembali masuk radar Selecao.

“Dia harus berdiskusi dengan orang-orang terdekatnya dan klub tentang apa yang terbaik,” kata Ancelotti. “Endrick masih sangat muda. Ini bukan Piala Dunia terakhirnya. Bisa 2026, 2030, bahkan lebih jauh. Tapi yang terpenting sekarang adalah dia kembali bermain dan menunjukkan kualitasnya.”

Masihkah Ada Harapan di Real Madrid?

Meski perannya sangat terbatas, Endrick sempat menunjukkan kilasan kualitasnya. Penampilannya di ajang Copa del Rey melawan Talavera memperlihatkan naluri gol dan pergerakan cerdas yang selama ini dipujikan kepadanya.

Momen-momen itu menjadi pengingat bahwa kisah Endrick di Madrid belum sepenuhnya berakhir. Namun dengan opsi peminjaman yang semakin menguat—termasuk ke Lyon—masa depannya tetap berada di persimpangan jalan. Laga melawan Sevilla sebelum jeda Natal bisa menjadi kesempatan kecil lain bagi Endrick untuk unjuk diri.

Pandangan Kami

Bagi Endrick, bertahan di Real Madrid tanpa menit bermain reguler adalah perjudian besar. Usianya memang masih sangat muda, tetapi fase perkembangan pemain tidak bisa menunggu terlalu lama. Dalam konteks ini, saran Sandro terasa realistis dan membumi: sepak bola adalah tentang bermain, bukan sekadar berada di klub besar.

Tottenham, dengan tekanan yang relatif lebih manusiawi dibanding Madrid, bisa menjadi laboratorium ideal bagi Endrick. Jika ia benar-benar ingin menjaga asa tampil di Piala Dunia 2026 dan membangun fondasi karier jangka panjang, memilih klub yang memberinya kepercayaan penuh mungkin jauh lebih bijak daripada bertahan demi nama besar semata.

Exit mobile version