Dihantam PSG, Real Madrid Akhirnya Tahu Betul Seberapa Berat Tugas Xabi Alonso

Gilabola.comReal Madrid menutup musim 2024–2025 dengan cara yang jauh dari kata ideal. Dalam laga terakhir yang digelar di MetLife Stadium, Los Blancos dihancurkan Paris Saint-Germain dengan skor telak.

Xabi Alonso, yang baru saja mengambil alih tim dari Carlo Ancelotti, menyebut bahwa ini memang akhir musim, bukan awal dari segalanya, dan dia mengulanginya berkali-kali.

Dia menegaskan bahwa ingin segera kembali ke rumah, mereset semuanya, dan belajar dari luka kekalahan itu. Dia menambahkan bahwa dirinya berharap rasa sakit ini menjadi dorongan untuk bangkit, bukan beban yang menyeret jatuh.

Alonso mengatakan bahwa timnya menderita seperti tim-tim lain yang pernah menghadapi PSG, namun dia juga mengakui bahwa penderitaan itu juga mencerminkan wajah Madrid sendiri.

Dengan 68 pertandingan yang sudah dilakoni dan 15 kekalahan, hanya dua trofi bisa dibanggakan: UEFA Super Cup dan Piala Interkontinental melawan Pachuca.

Di kompetisi domestik, Barcelona mengalahkan mereka empat kali, mencetak banyak gol, sementara Arsenal dan Paris Saint-Germain menjadi penanda kegagalan di kancah Eropa.

Kekalahan ini memperlihatkan kegagalan implementasi rencana permainan sang pelatih. Thibaut Courtois mengaku bahwa timnya tidak berhasil menerapkan taktik Alonso, terutama dalam aspek pressing.

Penjaga gawang asal Belgia itu menyebut bahwa tim selalu terlambat dan tidak berada di posisi yang tepat, membuat PSG leluasa mendominasi permainan sejak menit awal.

Gol pertama yang dicetak Fabián Ruiz datang dari peluang keempat mereka hanya dalam enam menit. Bahkan Courtois mengakui bahwa mereka seperti tidak pernah bisa menyentuh bola atau menyentuh para pemain PSG.

Mbappe dan Simbol Kekacauan Musim yang Harus Disusun Ulang

Ada simbolisme yang kuat saat PSG, tim yang baru saja ditinggal Kylian Mbappe, menghancurkan Real Madrid, tim barunya. Meskipun tidak adil menyalahkan semuanya pada satu orang, performa tim justru semakin goyah sejak kehadiran Mbappe.

Itu termasuk kegagalan menyatu dengan Vinicius Junior yang performanya anjlok usai gagal meraih Ballon d’Or. Alonso pun harus merespons secara sistemik karena masalah tidak hanya di lapangan, tapi juga di ruang ganti dan struktur internal klub.

Pelatih asal Spanyol itu menekankan pentingnya “semangat kolektif” dan permainan yang bersatu. Dia mulai berbicara tentang perubahan personel, menyebut bahwa beberapa pemain kemungkinan besar akan pergi seperti Luka Modric, Lucas Vazquez, dan Rodrygo.

Di saat bersamaan, dia mengakui bahwa ada posisi yang kosong dan beberapa posisi terlalu penuh. Alonso mengatakan bahwa meskipun selama Piala Dunia Antarklub mereka belum banyak membahas komposisi skuad, sekarang saatnya terbuka membicarakan perbaikan.

Dia juga menyampaikan bahwa tim akan memulai dari nol di bulan Agustus mendatang, bukan dari menit ke-95 pertandingan terakhir. Menurutnya, turnamen ini memberi banyak pelajaran tentang siapa mereka dan apa yang harus diperbaiki.

Alonso menyebutkan bahwa rasa sakit hari ini bisa menjadi titik tolak untuk memulai musim depan dengan lebih baik. Real Madrid harus mengakhiri musim yang berat ini dengan kejujuran terhadap diri sendiri dan komitmen untuk membangun ulang dari dasar yang kokoh, bukan sekadar menambal yang rusak.