
Gilabola.com – Musim penuh cedera dan ketidakpastian tidak membuat Barcelona runtuh, justru melahirkan satu figur yang tak banyak diperhitungkan: Eric Garcia. Dengan wajah tertutup masker pelindung namun dengan komitmen penuh terhadap lambang klub, bek berusia 24 tahun itu menjelma menjadi pahlawan tanpa gemerlap, tapi sarat arti.
Garcia pernah diragukan, bahkan hampir dilepas demi mengurangi beban finansial klub. Namun, alih-alih merespons dengan keluhan, ia memilih bekerja dalam diam. Setiap kali Flick membutuhkan pemain untuk menutup lubang—baik itu di jantung pertahanan, bek kanan, hingga posisi gelandang bertahan—Garcia selalu menjadi yang pertama maju, tanpa protes dan tanpa drama.
Selalu Dipercaya Flick Musim Ini
Eric Garcia telah tampil di 16 pertandingan Barcelona musim ini, dan 13 kali menjadi starter, menunjukkan betapa besar kepercayaan Flick terhadapnya. Setelah kembali dari masa peminjaman di Girona yang mengembalikan ritme dan rasa percaya dirinya, ia terlihat seperti pemain baru ketika kembali ke Camp Nou.
Laga melawan Celta Vigo akhir pekan lalu menjadi contoh nyata. Meski Barcelona sempat kesulitan di babak pertama, Garcia tetap berdiri kokoh. Hanya empat hari setelah hidungnya patah akibat benturan di laga kontra Club Brugge, ia tetap turun bermain dengan masker, menunjukkan keberanian dan ketangguhan yang kini menjadi ciri khasnya.
Ketiadaan Jules Kounde membuat Flick kekurangan opsi di bek kanan, dan Garcia kembali menjawab tantangan itu. Tidak hanya sekadar mengisi posisi, ia bahkan tampil dominan. Dalam 90 menit, ia mencatat 81 operan, termasuk 38 operan di sepertiga akhir, serta memenangkan 4 dari 7 duel, menyelesaikan 63 dari 66 operan di area lawan, dan melakukan tiga recovery penting.
Di babak kedua, Garcia mengendalikan ritme permainan, menghubungkan lini belakang dan tengah dengan ketenangan yang jarang terlihat pada pemain seusianya. Tidak heran Flick selalu menempatkannya di setiap laga La Liga dan mempercayainya di Liga Champions, dengan empat penampilan dan tiga di antaranya sebagai starter.
Mengapa Eric Garcia Begitu Penting?
Fleksibilitas hanyalah satu bagian dari nilai Garcia; sisanya datang dari sikap dan karakternya. Ia bermain dengan tujuan yang tidak hanya soal taktik, tetapi tentang semangat yang kini identik dengan ide “Barça spirit”: kerja keras, solidaritas, keteguhan, dan pengorbanan.
Masker yang ia kenakan pun kini seperti simbol perjalanan barunya—ketangguhan yang bertahan di tengah tekanan dan cedera, kekuatan yang muncul ketika situasi sedang sulit.
Di tengah inkonsistensi Andreas Christensen dan menurunnya performa Kounde, Garcia justru menanjak sebagai bek paling stabil Barcelona. Antisipasi, posisi, serta ketenangannya menjadi pilar yang menolong pertahanan Barcelonayang kerap goyah.
Pada usia 24 tahun, ia telah berkembang menjadi pemimpin lini belakang yang tidak membutuhkan kata-kata besar; performanya sudah menjelaskan semuanya.
Klub pun bergerak cepat mengamankan masa depannya. Kontrak Garcia akan segera habis, dan jika negosiasi tak selesai dalam waktu dekat, ia bebas berbicara dengan klub lain mulai 1 Januari. Minat dari Eropa pun bermunculan, termasuk PSG asuhan Luis Enrique yang memantau situasinya dengan serius.
Namun Flick sudah menegaskan bahwa Garcia tidak dijual. Baginya, Garcia bukan hanya pemain serba guna, tetapi pondasi masa kini dan masa depan tim.
Pemain yang Menggambarkan Visi Flick
Usai laga kontra Vigo, Flick secara khusus menyoroti sikap Garcia—jenis karakter yang ingin ia lihat dari semua pemain Barcelona. Ketika sang pelatih menuntut “semangat bertarung lebih besar”, Garcia tidak menjawab dengan retorika, tetapi dengan aksi. Itulah bentuk kepemimpinan paling tulus.
Perjalanan Garcia terasa seperti babak penebusan. Pernah dikritik keras dan nyaris dilepas permanen, kini ia bersinar sebagai simbol ketahanan mental. Dari pemain yang sempat tampak ragu di momen-momen penting, ia berubah menjadi sosok yang berdiri tegap—bahkan dengan masker di wajah—mewakili nilai yang ingin dijaga Barcelona.
Di tengah musim yang penuh ujian bagi kedalaman skuad, Eric Garcia justru menjadi konsistensi itu sendiri. Ketekunan dan mentalitasnya menjadikannya salah satu cerita terbesar Barcelona musim ini.
Jika ada pemain yang pantas disebut “prajurit Flick”, dialah orangnya—sang ksatria bertopeng dari Camp Nou.
