Site icon Gilabola.com

Dulu Hampir Dibuang, Kini Ferran Torres Jadi Senjata Rahasia Barcelona!

Ferran Torres pemain Barcelona

Gilabola.com – Robert Lewandowski dipastikan absen di final Copa del Rey, sebuah pukulan besar bagi Barcelona. Namun, di balik kabar buruk tersebut, Ferran Torres muncul sebagai harapan baru yang siap menjaga impian treble Blaugrana tetap hidup.

Pada laga La Liga melawan Mallorca, Torres mendapat kesempatan untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan sang striker Polandia. Meski Barcelona akhirnya menang berkat gol Dani Olmo di babak kedua, performa Torres dinilai jauh dari memuaskan. Julukan “The Shark” yang melekat padanya pun terasa kontras dengan kurangnya insting mematikan yang diperlihatkannya malam itu.

Namun, berbeda dengan masa lalunya yang sempat goyah, kini Torres adalah sosok yang jauh lebih tangguh. Ia diyakini masih akan mendapatkan kepercayaan dari pelatih untuk tampil di final Copa del Rey melawan Real Madrid. Sebab satu hal yang sudah dibuktikan Torres dalam beberapa tahun terakhir adalah ketahanannya menghadapi tekanan.

Beban Berat Seorang Bintang Muda

“Sepak bola itu kejam,” ujar Ferran kepada El Mundo Deportivo awal tahun ini. “Terutama ketika kamu masuk ke level elite di usia muda, apalagi di klub sebesar Barcelona.”

Torres tahu betul beratnya ekspektasi tersebut. Setelah tampil impresif bersama Valencia dan Manchester City, ia diboyong ke Camp Nou pada Januari 2022 dengan mahar €55 juta (£47 juta/$62,5 juta) — angka yang luar biasa bagi Barcelona yang tengah dilanda krisis keuangan. Di usia 21 tahun, beban untuk membuktikan harga mahal itu terbukti terlalu berat untuknya.

Torres memang mencetak tujuh gol dari 26 laga pertamanya, tetapi performanya tidak konsisten dan kepercayaan dirinya sempat runtuh. “Saya seperti jatuh ke dalam sumur tanpa dasar,” akunya kemudian.

Untungnya, titik balik datang saat ia memutuskan mencari bantuan profesional, mulai dari berkonsultasi dengan psikolog setelah mengalami cedera kaki kecil yang semakin memperburuk musim debutnya di Barcelona.

Mentalitas Sang Hiu

Transformasi besar terjadi ketika Ferran bertemu dengan petarung UFC asal Spanyol, Ilias Topuria. Dari Topuria, ia belajar tentang pentingnya sikap positif dan pantang menyerah.

“Topuria bilang bahwa dirinya adalah hiu di dalam divisinya, tak perlu repot-repot melawan ikan kecil untuk bertahan hidup,” cerita Ferran di The Wild Project. Sejak saat itu, rekan-rekannya di tim mulai menjulukinya “The Shark”, lengkap dengan emoji hiu di media sosial.

Mentalitas “Sang Hiu” ini mendorong Ferran untuk terus maju, tak lagi takut gagal. “Kegagalan adalah bagian dari sepak bola — yang gagal adalah mereka yang berani mencoba,” ucapnya.

Komitmen barunya membuatnya nyaris tak tergoyahkan musim panas lalu, meski rumor kepindahan sempat berembus kencang. Alih-alih hengkang, Ferran justru meningkatkan porsi latihannya, melakukan sesi dobel setiap hari, mengatur diet ketat, dan fokus pada apa yang ia sebut sebagai “pekerjaan tak terlihat” — kerja keras yang tak disaksikan publik.

Dari Gagal Bersinar Menjadi Pilar Penting

Target besar Ferran adalah sederhana namun ambisius: kembali menembus starting XI Barcelona. Usahanya membuahkan hasil. Musim lalu, ia mencetak 11 gol dari 42 penampilan — dan angka itu seharusnya bisa lebih tinggi seandainya ia tidak cedera hamstring selama hampir dua bulan.

Musim ini, performanya bahkan lebih mengesankan. Hingga kini, Ferran sudah mengemas 17 gol di semua kompetisi — jumlah terbaik sepanjang kariernya — dengan rata-rata mencetak gol tiap 90,4 menit, lebih baik daripada hampir semua striker top Eropa, kecuali Ousmane Dembele di Ligue 1.

Pelatih Hansi Flick pun tak ragu memuji ketangguhan mental Ferran. “Saat tim kesulitan, Ferran selalu merespons dengan luar biasa,” katanya pada Desember lalu, setelah Torres mencetak dua gol ke gawang Borussia Dortmund di Liga Champions.

Calon Nomor 9 Baru Barcelona?

Ferran bukan hanya membantu Barca ke final Copa del Rey dengan gol-gol pentingnya — termasuk hat-trick melawan Valencia di perempat final dan gol tunggal ke gawang Atletico Madrid di semifinal — tapi juga perlahan membuktikan bahwa ia bisa menjadi suksesor Lewandowski di lini depan.

“Di depan saya ada striker yang menurut saya salah satu yang terbaik dalam sejarah sepak bola,” kata Ferran. “Tapi saya belajar banyak dari dia, dan saya percaya saya bisa jadi striker utama Barcelona.”

Meskipun Barca masih mencari calon pewaris Lewandowski di bursa transfer, Ferran tak boleh diremehkan. Ia bukan lagi pemain muda yang rentan mental seperti dulu. Jika ada yang berani meragukan “Sang Hiu” sekarang, mungkin mereka akan menjadi mangsanya berikutnya.

Seperti kata Ferran, “Saya tahu rasanya jatuh ke dasar, dan saya tidak akan pernah mau kembali ke sana.”

Exit mobile version