Gilabola.com – Bintang muda Real Madrid sekaligus penggawa tim nasional Argentina, Franco Mastantuono, telah absen selama dua pekan akibat masalah pada otot selangkangan.
Cedera yang sama sebelumnya juga menimpa Lamine Yamal dan Nico Williams, dua pemain yang sempat pulih namun kembali mengalami gangguan pada area tersebut.
Situasi ini membuat staf medis Madrid berhati-hati dalam menentukan langkah pemulihan sang winger berusia 18 tahun itu.
Musim ini sejatinya menjadi momentum penting bagi Mastantuono. Di bawah komando Xabi Alonso, ia tampil mengejutkan sejak awal kompetisi, menempati posisi starter di sisi kanan serangan Real Madrid dan memberikan dinamika baru dalam struktur permainan Los Blancos.
Namun jelang jeda internasional, cedera sports hernia membuatnya absen dalam laga-laga penting, termasuk melawan Liverpool dan Rayo Vallecano. Real Madrid, seperti biasa, tidak mengumumkan estimasi pemulihan ke publik.
Bahkan media lokal yang biasanya mendapat bocoran jadwal penyembuhan pun tidak menerima timeline jelas untuk kasus Mastantuono—berbeda dengan Yamal maupun Williams yang sudah kembali merumput meski sempat kambuh.
Harapan Baru: Jadwal Internal Real Madrid Terungkap
The Athletic mengabarkan bahwa Madrid sebenarnya sudah memiliki perkiraan pemulihan sejak awal. Mastantuono diproyeksikan absen lebih dari satu bulan, namun periode itu kini disebut bisa dipangkas.
Ada optimisme bahwa sang winger dapat kembali dalam beberapa pekan ke depan, bahkan berpeluang comeback sebelum libur Natal.
Real Madrid dijadwalkan memainkan laga terakhir tahun ini pada 20 atau 21 Desember di Santiago Bernabéu menghadapi Sevilla. Jika proses rehabilitasi berjalan lebih cepat, Mastantuono berpotensi kembali tersedia dalam pertandingan tersebut—sebuah kabar yang sangat ditunggu Alonso, mengingat komposisi lini tengahnya kini terlihat kurang seimbang.
Dampak Absensi Mastantuono: Eksperimen Alonso Belum Maksimal
Absennya Mastantuono memaksa Alonso melakukan perubahan signifikan dalam pola permainan. Eduardo Camavinga sempat mengisi posisi di kanan saat El Clasico, dan performanya cukup menjanjikan. Namun eksperimen itu tidak berjalan sebaik harapan saat Madrid bertandang ke Anfield dan Vallecas.
Alonso kemudian mencoba Jude Bellingham serta Arda Guler di sektor kanan. Namun keduanya bukan pemain alami untuk peran tersebut.
Guler sebenarnya mampu menusuk dari kanan ke kiri menggunakan kaki kirinya, tetapi ia kesulitan menjaga kedalaman pertahanan serta mengawal full-back lawan.
Alonso pun lebih sering menempatkan Guler di posisi tengah agar ia bisa bermain secara natural mengontrol bola.
Ketidakseimbangan ini membuat kembalinya Mastantuono menjadi sangat krusial. Kecepatan, kreativitas, dan kemampuan individunya memberi Madrid struktur yang lebih stabil di sisi kanan, sesuatu yang sulit ditiru para pemain yang mencoba menggantikannya.

