Florentino Perez Kepincut Saliba, Pulang dari London Bawa Misi Baru untuk Madrid

Gilabola.com – Perjalanan Real Madrid ke London pekan ini bukan sekadar tentang kekalahan telak dari Arsenal. Di balik skor 3-0 yang mencoreng nama besar klub di kancah Liga Champions, ada sesuatu yang lain yang dibawa pulang oleh presiden Florentino Perez.

Menurut laporan Fichajes, Perez pulang ke Spanyol dengan satu misi yang sangat jelas: membawa William Saliba ke Santiago Bernabeu. Pertandingan di Emirates menjadi bukti nyata betapa lini belakang Real Madrid membutuhkan penyegaran.

Arsenal tampil dominan sejak awal, mengekspos titik lemah di jantung pertahanan Madrid. Namun di tengah badai kekalahan itu, perhatian Perez justru tertuju pada satu sosok yang berdiri kokoh seperti tembok: William Saliba.

Pemain asal Prancis itu dianggap tampil luar biasa dalam laga tersebut. Dengan ketenangan, kedisiplinan, dan kemampuan membaca permainan, Saliba berhasil meredam segala upaya lini depan Madrid. Perez dikabarkan langsung terobsesi untuk menjadikannya sebagai pilar baru di lini belakang Los Blancos.

Real Madrid sendiri saat ini berada dalam fase kritis dalam urusan pertahanan. Cedera yang terus menghantui David Alaba serta faktor usia pada Antonio Rudiger menjadi sinyal bahwa perubahan sudah tidak bisa ditunda.

Klub dikabarkan tengah mencari bek tangguh yang tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga mampu memainkan bola dari belakang sesuai dengan kebutuhan taktik Carlo Ancelotti. Saliba, menurut laporan tersebut, dianggap memenuhi semua kriteria itu.

Di usia 24 tahun, Saliba sudah menjelma menjadi salah satu bek paling komplet di Eropa. Ketangguhan fisik, kecerdasan taktik, dan akurasi dalam mendistribusikan bola membuatnya menjadi sosok yang tak tergantikan di tim asuhan Mikel Arteta.

Meski terikat kontrak hingga 2027, nilai pasar sang pemain yang diperkirakan mencapai Rp 1,8 Triliun tidak menyurutkan minat Perez. Riwayat panjang di sepak bola menunjukkan bahwa ketika Perez telah mengincar satu pemain, proses di balik layar akan mulai bergerak cepat.

Saliba kini dikabarkan dilihat sebagai proyek jangka panjang, bukan hanya untuk memperkuat pertahanan, tetapi juga sebagai pernyataan besar tentang arah baru Real Madrid.

Tantangan terbesarnya kini terletak pada Arsenal. Klub asal London itu sedang membangun sesuatu yang besar, dan Saliba berada di pusat proyek tersebut. Namun, Madrid memiliki dua senjata utama yang sering mengubah peta transfer: kekuatan finansial dan prestise sejarah mereka di dunia sepak bola.

Rekor Buruk Madrid

Sementara itu, kekalahan dari Arsenal bukan hanya mengganggu harga diri Madrid, tapi juga memperpanjang catatan buruk mereka di Liga Champions musim ini. Hasil di Emirates menjadi kekalahan kelima mereka di kompetisi yang sama musim ini, rekor terburuk sejak musim 2000/2001.

Kala itu, di bawah asuhan Vicente del Bosque, Madrid juga tersingkir setelah kalah dari Bayern di semifinal. Musim itu diwarnai kekalahan dari Spartak Moscow, Anderlecht, dan Galatasaray sebelum akhirnya dihentikan oleh Bayern. Kini, dua dekade kemudian, skenario suram tampaknya kembali terulang.

Madrid telah kalah dari Lille, AC Milan, dan Liverpool di fase grup. Di babak 16 besar, mereka hanya lolos lewat adu penalti melawan Atletico setelah kalah 1-0 di Metropolitano.

Tekanan terhadap Ancelotti pun semakin besar. Sebelumnya, pelatih asal Italia itu selalu mampu membawa Madrid minimal ke semifinal, namun musim ini terlihat sangat berbeda. Dengan hanya satu pertandingan tersisa untuk membalikkan keadaan, skuad Madrid harus menemukan kembali wajah terbaik mereka.