Gilabola.com – Sebuah foto tak terduga dari tahun 2007 menunjukkan Lionel Messi muda menggendong bayi yang ternyata adalah Lamine Yamal, dan pertemuan tak sengaja itu kini menjadi simbol betapa takdir sepak bola bisa seajaib itu—karena dua generasi keajaiban Barcelona ternyata pernah bertemu jauh sebelum dunia mengenal nama Yamal.
Momen Tak Terduga: Messi Bertemu Bayi Yamal
Pada tahun 2007, keluarga Lamine Yamal mendapatkan kesempatan langka: bayi mereka yang baru berusia enam bulan dipilih untuk sesi pemotretan amal bersama seorang pemain Barcelona. Tanpa disangka, pemain yang ditunjuk adalah Lionel Messi yang saat itu baru berusia 20 tahun dan masih di awal kariernya.
Fotografer Joan Monfort, yang menangani sesi tersebut, baru sadar betapa berharganya momen itu setelah foto itu viral di media sosial berkat unggahan ayah Yamal, Mounir Nasraoui. “Saya sangat senang ketika mengetahui itu,” kata Monfort kepada Sky Sports. “Senang rasanya foto itu dilihat di seluruh dunia.”
Meski hasil fotonya terlihat manis—Messi dan ibu Yamal, Sheila Ebana, tersenyum cerah—Monfort mengaku sesi itu tak mudah. “Messi adalah anak yang sangat pemalu dan introvert, bahkan lebih dari sekarang. Butuh waktu baginya untuk bisa nyaman dengan bayi enam bulan,” ungkapnya. Tapi akhirnya, menurut Monfort, “Lamine adalah bayi yang sangat menyenangkan. Ia berhasil menaklukkan hati Messi dalam waktu singkat.”
Dari Anak Sekolah Jadi Bintang
Kini, bocah dalam foto itu menjelma menjadi bintang paling bersinar di Barcelona. Baru 17 tahun, Lamine Yamal sudah menjadi ancaman utama di lapangan, seperti yang dirasakan langsung oleh Inter dan banyak lawan Barcelona dalam dua tahun terakhir.
Perjalanan kariernya berlangsung cepat. Dalam tiga tahun terakhir, Yamal melompat dari U16 ke U19, lalu ke tim utama hanya dalam dua tahun. “Sekarang semuanya serba cepat,” ujar Lopez, pelatih muda di La Masia. “Kadang saya berharap semuanya bisa lebih bertahap, seperti zaman kami dulu, supaya para pemain bisa menikmati sepak bola sebagai hobi sebelum jadi pekerjaan.”
Meski begitu, Yamal tetap mampu mengatasi tekanan dunia profesional dengan tenang. “Tentu saya bangga bisa menjadi bagian dari perkembangan dia, bersama banyak pelatih lainnya,” tambah Lopez. “Tugas kami adalah membekali mereka dengan fondasi dan pengetahuan sebagai bekal mereka ke dunia yang lebih besar.”
Lamine Yamal sudah membuktikan dirinya lebih dari sekadar prospek muda. Perbandingan dengan Maradona dan Messi kini terasa wajar. Potensi kehebatannya tidak lagi dipertanyakan.
Dia bukan hanya ‘the next Messi’. Dia adalah Lamine Yamal, dan masa depan sudah mulai sekarang.