Gironistes Gagal Menang di Detik Terakhir, Oviedo Hancurkan Keajaiban di Montilivi

Gilabola.com – Girona nyaris menulis kisah comeback luar biasa di Montilivi, tapi gol dramatis dari Carmo pada detik terakhir waktu tambahan membuat Real Oviedo berhasil mencuri hasil imbang 3-3 dan menghancurkan impian Blanc-i-Vermells untuk meraih kemenangan penting.

Keajaiban yang Pupus di Ujung Waktu

Bayangkan ini: Girona sudah tertinggal 0-2, lalu bangkit luar biasa berkat duet magis Cristhian Stuani dan Azzedine Ounahi. Penyerang veteran asal Uruguay itu menjadi motor kebangkitan — mencetak gol penalti pertama yang membangkitkan semangat, sebelum Ounahi menyamakan skor dengan tembakan spektakuler dari luar kotak penalti.

Saat Montilivi mulai bergemuruh, Stuani kembali menjadi pahlawan. Di menit ke-90, ia mengeksekusi penalti kedua dengan dingin, membawa Girona berbalik unggul 3-2. Stadion pun berguncang, semua orang yakin kemenangan sudah di tangan.

Tapi seperti pekan sebelumnya di laga melawan Barcelona, menit terakhir waktu tambahan menjadi mimpi buruk. Sebuah bola mati berujung sundulan Carmo memaksa skor imbang 3-3 dan membuat Girona kembali merana di dasar klasemen.

Awal yang Tumpul dan Tanpa Semangat

Padahal, segalanya tampak menjanjikan sebelum laga dimulai. Pelatih Míchel akhirnya bisa menurunkan pemain penting seperti Tsygankov dan Iván Martín sejak awal, dengan Ounahi, Lemar, dan Stuani menunggu di bangku cadangan. Tapi sejak menit pertama, permainan Girona terasa hambar — penguasaan bola tanpa arah, sedikit peluang, dan minim intensitas.

Satu-satunya momen berbahaya datang dari aksi individu Joel Roca, tapi kiper Oviedo, Aarón Escandell, menggagalkan peluang itu dengan penyelamatan luar biasa. Justru Los Carbayones (julukan Oviedo) yang memanfaatkan situasi bola mati. Sebuah lompatan sembrono dari Álex Moreno menghasilkan penalti lewat bantuan VAR, dan Viñas tanpa ampun menaklukkan Gazzaniga untuk membuat Girona tertinggal 0-1 hingga turun minum.

Petaka Semakin Dalam, Lalu Muncul Sang Kapten

Bukannya bangkit di babak kedua, Girona malah semakin terpuruk. Hanya beberapa menit setelah jeda, Rondón menambah penderitaan tuan rumah lewat sundulan kepala dari tendangan sudut — skor menjadi 0-2 dan suasana Montilivi membeku.

Namun saat semua tampak gelap, masuklah dua pemain yang mengubah segalanya: Ounahi dan sang kapten legendaris, Stuani. Kehadiran mereka seolah menyalakan api di tubuh Girona. Stuani hampir mencetak gol lewat sundulan keras, sebelum dijatuhkan di kotak penalti dan mengeksekusi penalti dengan sempurna untuk memperkecil ketertinggalan.

Ounahi kemudian mengambil alih kendali permainan. Dengan teknik dan keberaniannya, ia melepaskan tembakan keras yang tak bisa dihentikan — 2-2, dan seluruh stadion kembali hidup. Tidak lama berselang, ia menembus tiga pemain lawan di dalam kotak penalti dan memaksa wasit menunjuk titik putih lagi. Stuani, seperti biasa, tidak menyia-nyiakan kesempatan — Girona memimpin 3-2.

Hancur dalam Sekejap

Delapan menit tambahan waktu diberikan, dan Girona hanya perlu bertahan sebentar lagi untuk meraih kemenangan penting. Tapi kesalahan di pertahanan lagi-lagi menghantui mereka. Pada menit ke-98, Carmo menanduk bola dari situasi sepak pojok dan membuyarkan segalanya.

Montilivi membisu. Para pemain Girona menatap kosong, sadar bahwa satu poin saja tak cukup mengangkat mereka dari dasar klasemen. Sebuah hasil pahit bagi tim yang sebenarnya sudah memberikan segalanya, tapi tetap gagal menemukan cara untuk benar-benar menang.

IKLAN