Gilabola.com – Pertandingan krusial LaLiga kembali menanti Barcelona saat mereka menjamu Atlético Madrid di Camp Nou pada Selasa malam. Meski baru saja menang 3-1 atas Alavés, suasana di kubu Blaugrana jauh dari tenang. Pelatih Hansi Flick terlihat lesu dan tenggelam dalam pikirannya setelah laga — sebuah gestur yang memicu kekhawatiran di internal klub maupun para pendukung.
Kemenangan itu seharusnya menjadi momen positif, terlebih Flick baru untuk kedua kalinya kembali ke Camp Nou selepas renovasi panjang. Namun ekspresi kosongnya di bangku cadangan justru menggambarkan keresahan mendalam, mulai dari performa inkonsisten, kesalahan berulang, hingga rasa frustrasi atas dua kartu merah yang diterima asistennya, Markus Sorg dan José Ramon De La Fuente.
Namun ada dugaan lain yang lebih mengganggu pikiran sang pelatih: kedatangan salah satu striker paling menakutkan di LaLiga — Alexander Sørloth.
Ancaman Sørloth: Monster dengan Catatan Kelam untuk Barcelona
Flick baru saja menyaksikan timnya kesulitan menghadapi Lucas Boyé, penyerang yang sebenarnya tak punya reputasi sebesar Sørloth. Jika Boyé saja membuat lini belakang Barcelona goyah, maka menghadapi penyerang Norwegia itu akan menjadi tantangan jauh lebih berat.
Sørloth, penyerang bertubuh 6 kaki 5 inci, dikenal sebagai mesin fisik ala karakter Jack Reacher yang tak kenal kompromi. Keberadaannya adalah salah satu alasan mengapa Norwegia kembali ke Piala Dunia setelah sekian lama, dan ia juga menjadi faktor utama meningkatnya asa Atlético Madrid dalam perebutan gelar.
Rekam Jejak Menghancurkan Barcelona
Barcelona pasti tahu betul mengapa Sørloth menjadi momok. Statistiknya berbicara keras:
- 9 laga vs Barcelona
- 6 gol
- 3 assist
- Catatan terbaik melawan klub mana pun sepanjang kariernya
Lebih menyakitkan lagi bagi Barcelona, sebagian besar kontribusi tersebut tercipta di Camp Nou dan Montjuic.
Sørloth menang dan mencetak gol di Barcelona bersama tiga klub berbeda:
- Real Sociedad (2023)
- Villarreal (2024), mencetak gol penentu dalam kemenangan liar 5-3
- Atlético Madrid, mencetak gol kemenangan 2-1 hampir setahun lalu
Di masa itu, gaya bermainnya mengingatkan pada sosok Fernando Torres — striker besar, pirang, dan mematikan. Kini, Sørloth mewarisi peran itu untuk Atleti.
Duet dengan Álvarez dan Statistik Menakutkan
Diego Simeone tidak selalu memasangkan Sørloth dengan Julián Álvarez, meski dua striker ini merupakan opsi terbaiknya. Musim lalu keduanya sempat terlihat belum padu, namun Sørloth tetap tampil lebih efektif:
- 24 gol + 2 assist
- 2.145 menit bermain
- Satu kontribusi gol setiap 82,5 menit
Musim ini, meski baru 7 kali menjadi starter dari 19 laga, ia sudah mengemas 4 gol.
Catatan ini memberi pesan jelas: melawan Barcelona, Sørloth menjelma nemesis sejati.
Awal Sørloth Suka Mempecundangi Barcelona
Dari pengakuannya, Sørloth tumbuh sebagai penggemar Didier Drogba — legenda Chelsea yang dua kali memulangkan Barcelona dari Liga Champions.
Ia juga pernah menjadi juara nasional dalam hoki es dan handball, dua olahraga yang melatih ketangguhan fisik dan ketajaman bereaksi. Karakter kompetitif itulah yang membentuk gaya bermainnya saat ini: keras, dominan, dan menikmati duel fisik.
“Saya lebih suka melawan bek-bek besar. Kalau bertemu bek kecil, saya justru dapat lebih banyak pelanggaran!” ujarnya.
Pertaruhan Besar di Camp Nou
Laga Selasa ini bisa menjadi titik balik dalam perebutan gelar. Barcelona dan Atlético berada dalam persaingan ketat, terlebih Real Madrid baru saja tersandung dengan hasil 1-1 di markas Girona.
Pemenang laga di Camp Nou berhak mengakhiri malam sebagai pemuncak klasemen LaLiga.
Namun Flick menghadapi laga ini tanpa dua asistennya yang terkena skorsing, dan ia sendiri mengakui Barcelona musim ini belum punya kontrol dan intensitas seperti musim sebelumnya — meski jumlah poinnya identik setelah 14 pertandingan (34 poin).
Kondisi ini tentu menjadi “musik indah” bagi Sørloth yang selalu tampil beringas saat bertemu Barcelona.
Pandangan Kami
Barcelona memiliki kualitas untuk memenangkan laga besar, tetapi pola kesalahan yang berulang serta kurangnya intensitas membuat mereka rawan diserang tim dengan agresivitas tinggi seperti Atlético. Dengan rekam jejak Sørloth yang begitu superior melawan Blaugrana, Flick harus menemukan solusi taktis yang tidak hanya menahan fisiknya, tetapi juga mencegah Atleti mengalirkan bola cepat ke sang striker. Jika tidak, laga ini bisa menjadi titik krisis baru bagi Barcelona.

