Inilah Tiga Titik Lemah Real Madrid yang Harus Segera Diperbaiki Xabi Alonso!

Gilabola.com – Xabi Alonso kembali menjadi sorotan setelah kekalahan Real Madrid di Anfield, sebuah hasil yang memunculkan pertanyaan besar: sejauh mana proyek pelatih muda Spanyol itu siap bersaing di panggung elite?

Kekalahan ini bukan hanya sekadar hasil buruk Liga Champions, tetapi juga gambaran kelemahan yang terus berulang saat menghadapi lawan besar.

Musim debut Alonso kini mencatat tiga kekalahan melawan tim top, menambah keraguan apakah gaya bermain Real Madrid yang atraktif namun rapuh bisa diandalkan di laga besar.

Kekalahan 0-4 dari Paris Saint-Germain di semifinal Piala Dunia Antarklub sempat dianggap bagian dari fase adaptasi, karena Alonso baru memulai membentuk identitas tim. Namun beberapa bulan berselang, masalah yang sama kembali muncul ketika tekanan meningkat.

Ujian berikutnya bahkan lebih menyakitkan: Derby Madrid. Meski tampil sebagai favorit, Madrid dipermalukan Atletico lewat skor telak 2-5. Dua kemenangan beruntun melawan Juventus dan Barcelona memang sempat menghidupkan optimisme, tetapi Anfield menjadi pengingat tegas bahwa proyek ini belum matang. Ada tiga masalah besar yang harus segera diselesaikan Alonso.

Masalah Set-Piece yang Belum Terpecahkan

Salah satu persoalan paling mencolok adalah pertahanan bola mati. Gol tunggal di Anfield datang dari skenario serupa: set-piece yang tidak dijaga dengan baik, membuat Alexis Mac Allister bebas finis tanpa kawalan.

Catatan ini bukan kasus tunggal. Saat kalah telak dari Atletico, dua gol babak pertama bersumber dari sundulan bola mati, ditambah penalti dari situasi sepak pojok di babak kedua. Ini membentuk pola kegagalan yang terus menghantui Madrid.

Yang membuat situasi makin ironis adalah keberadaan asisten Alonso, Sebas Parrilla, sosok yang dikenal sukses meningkatkan efektivitas set-piece Bayer Leverkusen di Bundesliga. Namun di Madrid, formula itu belum bekerja. Klub bahkan sudah mendatangkan spesialis bola mati Leganes, Jesus Rueda, sebagai upaya ekstra.

Meski langkah itu menunjukkan kesadaran taktis dari staf pelatih, solusi permanen masih belum terlihat. Di Anfield saja, Madrid membiarkan lawan melepaskan delapan tembakan dari set-piece dan Thibaut Courtois dipaksa melakukan tujuh penyelamatan. Ini menjadi gol keempat dari situasi bola mati yang mereka terima musim ini—angka yang tidak pantas untuk klub sebesar Real Madrid.

Ketidakstabilan di Sisi Kanan

Tantangan lain berada di sisi kanan permainan Madrid, yang belum menemukan keseimbangan sejak awal musim. Dalam kemenangan atas Barcelona, Alonso tampak menemukan formula ideal dengan empat gelandang, memanfaatkan Eduardo Camavinga yang sesekali melebar untuk membantu konstruksi serangan.

Namun pendekatan itu runtuh di Anfield. Camavinga kesulitan menjaga bola, salah umpan, dan sering salah posisi. Ia akhirnya dipindahkan kembali ke tengah, sementara Arda Guler masuk untuk menambah lebar permainan. Tapi saat itu bentuk permainan Madrid sudah rusak, dan Liverpool menguasai laga sepenuhnya.

Awal musim, peran ini sempat dipercayakan kepada wonderkid Franco Mastantuono, namun sang pemain belum konsisten dan belum mampu mengamankan pos tersebut. Inkonsistensi area kanan kini menjadi pekerjaan besar lainnya bagi Alonso agar rencana ofensif Madrid tidak mudah dibaca.

Ketergantungan Gol pada Mbappe

Di lini serang, masalah utama Madrid adalah terlalu bergantung pada Kylian Mbappe. Sang bintang Prancis telah mencetak 18 gol musim ini—angka fantastis jika dibandingkan dengan Vinícius Junior yang baru mencetak lima gol. Di luar keduanya, kontribusi gol Madrid sangat minim.

Hingga kini, hanya tujuh pemain yang mencetak gol bagi Los Blancos. Distribusi gol yang sempit membuat tim ini mudah diprediksi. Ketika Mbappe, Vinícius, atau Jude Bellingham bisa dimatikan, Madrid terlihat kehabisan ide dan ancaman.

Real Madrid di bawah Xabi Alonso tetap menarik dan penuh potensi, namun jelas bahwa ini masih merupakan fase pembentukan. Jika ingin bersaing dengan elite Eropa secara konsisten, tiga masalah utama ini menjadi prioritas yang tak bisa ditunda.