Gilabola.com – Barcelona mendapatkan peluang emas untuk mengambil alih kendali penuh dalam perburuan gelar La Liga musim ini setelah Real Madrid secara mengejutkan tumbang di tangan Valencia.
Namun, tim asuhan Hansi Flick tidak sepenuhnya bisa memanfaatkan momen tersebut. Mereka hanya bermain imbang 1-1 saat menghadapi Real Betis, membuat jarak ke puncak tetap naik, namun tidak sejauh yang bisa dicapai.
Setelah pekan ke-30 berakhir, Barcelona kini mengoleksi 67 poin. Real Madrid masih tertahan di angka 63 usai kekalahan tersebut. Dengan delapan pertandingan tersisa, persaingan di papan atas semakin memanas dan setiap poin kini punya bobot besar dalam menentukan arah trofi musim ini.
Sorotan mulai tertuju pada laga El Clasico yang dijadwalkan terjadi di pekan ke-35. Pertemuan penuh tensi itu diperkirakan bisa menjadi penentu gelar, atau bahkan jadi momen di mana Barcelona bisa mengunci gelar juara, tanpa perlu menunggu hasil akhir musim.
Secara matematis, jika Blaugrana berhasil mengantongi 79 poin sebelum El Clasico, dan Madrid gagal meraih lebih dari 66 poin di waktu yang sama, maka pesta juara bisa digelar sebelum bola digulirkan di Bernabeu.
Flick dan skuadnya tentu paham bahwa misi ini tidak mudah. Mereka harus meraup 12 poin penuh dari empat pertandingan berikutnya. Sementara itu, Madrid harus kembali terpeleset setidaknya dalam dua laga. Meski bukan mustahil, tekanan kini tidak hanya berada di sisi Los Blancos, tetapi juga di pundak para pemain muda Barcelona.
Kekecewaan Gavi
Dalam pertandingan melawan Betis, satu nama yang kembali mencuri perhatian adalah Gavi. Gelandang muda itu mencetak gol cepat di bawah menit ke-10 dan menjadi pemain terbaik dalam laga tersebut.
Itu merupakan kali kedua dirinya menjebol gawang Betis musim ini, setelah sebelumnya juga mencetak gol di ajang Copa del Rey. Usai pertandingan, Gavi mengungkapkan bahwa dirinya merasa kecewa karena gagal membawa timnya menang.
Dia mengatakan bahwa andai menang, Barcelona bisa menjauh lebih jauh dari Madrid. Menurutnya, dalam sepak bola, peluang yang tak dimaksimalkan bisa sangat merugikan, dan hasil imbang kali ini terasa pahit.
Dia juga menyinggung gol yang bersarang ke gawang Barcelona, yang datang dari situasi bola mati. Gavi menyatakan bahwa mereka sebenarnya sudah sangat kuat dalam mengantisipasi set piece sepanjang musim, sehingga menurutnya gol semacam itu seharusnya bisa dihindari.
Saat ditanya soal keputusan wasit yang tidak memberikan sepak pojok terakhir untuk Barcelona, Gavi memilih untuk tidak memperpanjang kontroversi. Dia mengatakan bahwa keputusan akhir berada di tangan wasit, dan apapun keputusan yang diambil, pemain tidak bisa ikut campur.
Mengenai pelukan hangat yang terjadi antara dirinya dan Hansi Flick setelah gol tercipta, Gavi menjelaskan bahwa itu adalah bentuk kepercayaan yang diberikan pelatih dan rekan-rekannya. Dia menambahkan bahwa dirinya tidak peduli dengan omongan luar, dan bahwa ia merasa sangat percaya diri di dalam tim.