Pada Desember 2019, Reinier Jesus menerima kabar yang mengubah hidupnya. Di sebuah hotel di Qatar, di sela-sela Piala Dunia Antarklub FIFA bersama Flamengo, pemain muda Brasil berusia 17 tahun ini diberitahu oleh keluarga dan agennya bahwa Real Madrid ingin merekrutnya. Kebahagiaan terpancar dari wajah Reinier, mengingat mimpinya untuk bermain di klub raksasa Eropa hampir terwujud.
Reinier, yang saat itu memiliki klausul pelepasan sebesar Rp 516 Milyar dalam kontraknya dengan Flamengo, telah menyiapkan jalur kariernya. Dia berencana untuk pindah ke klub yang lebih kecil seperti Borussia Dortmund, Ajax, atau Everton, sebelum bergabung dengan klub yang lebih besar. Namun, Real Madrid mengubah rencana tersebut.
Los Blancos berhasil menyingkirkan Manchester City dalam perebutan tanda tangan Reinier setelah ayahnya mengunjungi fasilitas klub Premier League tersebut. Klub-klub Inggris lainnya juga menunjukkan ketertarikan, tetapi pada akhirnya, Reinier memilih Madrid, mengikuti jejak rekan senegaranya, Vinicius Junior dan Rodrygo.
Transfer Reinier merupakan bagian dari strategi Real Madrid yang dipimpin oleh Juni Calafat, seorang eksekutif Spanyol-Brasil yang menjadi kepala pencari bakat klub. Setelah tim Calafat menemukan potensi luar biasa dalam diri Reinier, Calafat mendekati keluarga pemain itu dengan pendekatan personal yang erat. Alhasil, daya tarik Real Madrid menjadi penentu dalam keputusan Reinier untuk bergabung.
Namun, perjalanan Reinier di Madrid tidak berjalan mulus. Setelah bergabung dengan Castilla, tim cadangan Madrid, Reinier hanya sempat mencetak dua gol dan satu assist dalam tiga pertandingan sebelum musim dihentikan karena pandemi pada Maret 2020. Setelah itu, Zinedine Zidane memanggilnya untuk bergabung dalam latihan tim utama, tetapi Reinier tidak menemukan tempat yang cocok di skuad senior.
Pada musim panas 2020, Reinier dipinjamkan ke Borussia Dortmund dengan harapan mendapatkan lebih banyak waktu bermain. Namun, masa pinjamannya di Jerman tidak sesuai harapan.
Dalam dua musim bersama Dortmund, dia hanya bermain selama 745 menit dalam 39 pertandingan. Meskipun dia berhasil meraih medali emas bersama Brasil di Olimpiade Tokyo yang tertunda, Reinier tidak mampu memaksimalkan potensinya di Dortmund.
Real Madrid segera menyadari bahwa klub-klub lebih cenderung memberi kesempatan kepada pemain yang telah bergabung secara permanen daripada pemain pinjaman. Hal ini membuat Madrid lebih suka menjual pemain muda dengan klausul pembelian kembali yang terjangkau dan hak penolakan pertama dalam kesepakatan mereka. Namun, bagi Reinier, ini sudah terlambat.
Reinier kemudian dipinjamkan ke Girona pada musim 2022/2023, tetapi cedera menghambat perkembangannya. Meski menunjukkan beberapa tanda yang menjanjikan, dia hanya mampu mencetak dua gol dan satu assist dalam 620 menit bermain di 18 pertandingan.
Ketika musim panas 2023 tiba, Madrid kembali mencari klub peminjaman yang bersedia menanggung sebagian besar gaji Reinier, sekitar Rp 51,6 Milyar per tahun. Akhirnya, Reinier bergabung dengan Frosinone dari Serie A, tetapi hanya mencetak tiga gol dan dua assist dalam 23 penampilan.
Musim panas ini, Reinier kembali mencari klub yang bisa memberinya waktu bermain lebih banyak. Setelah beberapa tawaran dari klub-klub Inggris dan Spanyol tidak terwujud, Granada muncul sebagai pilihan terakhirnya.
Reinier kini bergabung dengan Granada dengan status pinjaman selama satu musim. Meskipun dia merasa kecewa dengan situasi yang terus berubah dan kurangnya dukungan dari Madrid, Reinier masih percaya pada kualitasnya.
Akun media sosial Granada menyambut Reinier sebagai “Rei” atau raja, menampilkan dia duduk di singgasana dengan seekor singa di sampingnya di istana Alhambra. Meski demikian, apakah ini akan menjadi momen di mana Reinier akhirnya bisa bersinar, masih harus ditunggu.