
Gilabola.com – Luka Modric mengungkapkan perasaan kecewa dan berat hati ketika Mateo Kovacic meninggalkan Real Madrid untuk bergabung dengan Chelsea melalui transfer permanen senilai Rp 907 Miliar, sebuah kepindahan yang terjadi setelah masa peminjaman sukses dan berdampak besar bagi hubungan personal serta keseimbangan tim di Bernabeu.
Modric dikenal sebagai salah satu legenda terbesar Real Madrid setelah menghabiskan 13 musim bersama klub tersebut. Selama periode itu, dia tampil hampir 600 kali dan menjadi pilar utama dalam era paling gemilang klub.
Pemain asal Kroasia tersebut mengoleksi empat gelar La Liga dan enam trofi Liga Champions. Prestasi itu menegaskan posisinya sebagai figur sentral di ruang ganti maupun di lapangan.
Sebagian besar kesuksesan tersebut dilalui Modric bersama rekan senegaranya, Mateo Kovacic. Keduanya membangun kerja sama kuat sejak Kovacic bergabung dengan Real Madrid pada 2015.
Namun, dinamika mulai berubah ketika Kovacic memutuskan mencari tantangan baru. Pada musim 2018/2019, dia bergabung dengan Chelsea sebagai pemain pinjaman dan langsung mendapat peran penting.
Di Stamford Bridge, Kovacic tampil dalam 51 pertandingan di semua kompetisi. Kontribusinya membantu Chelsea menjuarai Liga Europa dan melaju hingga final Piala Liga Inggris.
Dampak Besar Kepindahan Kovacic
Performa konsisten tersebut membuat Chelsea mengambil langkah permanen dengan menebus Kovacic seharga Rp 907 Miliar. Kepindahan itu menandai berakhirnya kebersamaan dia dengan Modric di level klub.
Selama membela Chelsea, Kovacic mencatatkan lebih dari 200 penampilan dan kembali meraih gelar Liga Champions. Pencapaian itu melengkapi tiga trofi serupa yang sebelumnya dia raih bersama Real Madrid.
Penampilan solid Kovacic di Inggris kemudian menarik perhatian Manchester City. Klub tersebut merekrutnya dua tahun lalu dengan nilai transfer sekitar Rp 567 Miliar.
Bagi Modric, keputusan Kovacic untuk meninggalkan Real Madrid dapat dipahami dari sisi profesional. Dia menilai rekan setimnya itu menginginkan menit bermain yang lebih konsisten.
Modric menjelaskan bahwa menurut pandangannya, Kovacic sebenarnya sudah sering bermain dan tampil sangat baik. Bahkan dalam periode tersebut, dia menilai Kovacic sebagai salah satu gelandang terbaik di skuad.
Meski tidak selalu menjadi pemain utama, Kovacic dinilai Modric selalu tampil luar biasa dan memberi dampak besar dalam pertandingan-pertandingan penting. Namun, ambisi Kovacic untuk menjadi figur utama membuat keputusan itu tak terelakkan.
Hubungan Personal yang Tak Tergantikan
Modric mengakui kepindahan tersebut terasa sangat berat secara emosional. Dia menyebut Kovacic sebagai sosok yang sangat spesial dalam hidup dan kariernya.
Keduanya membangun hubungan erat sejak di tim nasional Kroasia. Chemistry yang terjalin sejak awal itu terus terjaga bahkan setelah Kovacic meninggalkan Real Madrid.
Menurut Modric, hubungan mereka justru semakin kuat seiring waktu. Kedekatan tersebut tidak hanya sebatas rekan setim, tetapi juga telah berkembang menjadi ikatan keluarga.
Perpisahan dengan rekan-rekan yang hengkang dari klub adalah hal biasa dalam sepak bola. Namun, Modric menegaskan bahwa hubungannya dengan Kovacic menjadi pengecualian yang sangat berarti.
Saat ini, Modric telah menutup lembaran panjang bersama Real Madrid dan melanjutkan karier di AC Milan. Dia menandatangani kontrak satu tahun bersama klub Serie A tersebut.
Pendapat Kami:
Kisah Modric dan Kovacic menunjukkan bahwa sepak bola tidak selalu tentang angka dan trofi. Di balik transfer besar dan keputusan profesional, ada hubungan personal yang benar-benar meninggalkan bekas, dan kehilangan Kovacic tampaknya menjadi salah satu momen paling emosional dalam perjalanan panjang Modric di Real Madrid.
