Gila Bola – Masa depan dua pemain Real Madrid, Aurelien Tchouameni dan Ferland Mendy, kini tengah berada dalam ketidakpastian yang dipengaruhi oleh kelanjutan jabatan Carlo Ancelotti sebagai pelatih utama.
Laporan Alejandro Alcaraz di SPORT menyebutkan bahwa keberlanjutan karier manajer Carlo Ancelotti di Santiago Bernabéu dapat menentukan nasib kedua pemain ini di tim.
Keduanya kini menjadi sorotan, bukan hanya karena performa mereka yang dinilai kurang konsisten, tetapi juga karena ekspektasi besar yang harus mereka penuhi sebagai pemain Real Madrid.
Aurelien Tchouameni, gelandang yang dibeli dari Monaco dengan nilai tinggi Rp 1,36 Trilyun, sempat tampil cemerlang pada musim perdananya di Spanyol. Namun, seiring waktu, dia mulai menghadapi tekanan untuk memenuhi standar permainan Real Madrid.
Klub membutuhkan seorang gelandang yang mampu memberikan kontribusi signifikan dalam pertahanan dan serangan, namun Tchouameni dinilai belum sepenuhnya memenuhi peran ini.
Situasi ini semakin sulit baginya karena persaingan dengan Federico Valverde dan Eduardo Camavinga yang menunjukkan performa lebih konsisten. Potensi kepergian Tchouameni bahkan diperkirakan dapat memberikan pemasukan kembali sebesar nilai transfer awalnya.
Kendati demikian, ketidakpastian juga melingkupi masa depan Ferland Mendy. Ancelotti memang mengapresiasi kemampuan bertahan Mendy, tetapi kontribusinya di lini serang dianggap masih minim.
Dengan sejarah bek sayap menyerang yang kuat seperti Roberto Carlos dan Marcelo, Real Madrid berharap lebih dari Mendy dalam memberikan lebar dan kedalaman serangan.
Kurangnya kontribusi ofensif dari bek kiri ini menimbulkan celah dalam taktik tim, sehingga membuat opsi seperti Alphonso Davies semakin dipertimbangkan jika Mendy tidak mampu meningkatkan performanya di area penyerangan.
Masalah Endrick dan Arda Guler
Selain masalah Tchouameni dan Mendy, Real Madrid juga menghadapi kendala terkait komposisi pemain yang dimiliki Ancelotti. Tim ini dipenuhi oleh banyak pemain dengan reputasi besar, seperti Vinicius Jr., Jude Bellingham, Kylian Mbappe, dan Valverde, yang membuat Ancelotti kesulitan melakukan rotasi.
Bagi Ancelotti, tekanan untuk menempatkan nama-nama besar di lapangan telah membatasi fleksibilitasnya dalam mengelola tim. Situasi ini berdampak pada para pemain muda seperti Endrick dan Arda Guler, yang kesulitan mendapatkan menit bermain karena pilihan Ancelotti lebih terfokus pada pemain inti yang sulit dipindahkan.
Sampai saat ini, hierarki klub, termasuk presiden Florentino Perez, mulai mempertanyakan keputusan Ancelotti yang tidak memberi waktu bermain lebih banyak bagi para pemain muda berbakat ini.
Meski Endrick dan Guler telah menunjukkan potensi menjanjikan dalam beberapa penampilan singkat, Ancelotti masih cenderung lebih memilih pemain senior meski performa mereka kurang maksimal.
Contohnya, ketika Mbappe kesulitan di posisi penyerang tengah, Endrick tidak diberi kesempatan untuk tampil. Begitu pula dengan Guler, yang tidak dimainkan walaupun tim menghadapi masalah kreativitas di lini tengah.