Gila Bola – Pedri, gelandang andalan Barcelona, baru-baru ini membandingkan gaya disiplin antara Xavi, pelatih Barcelona saat ini, dan Hansi Flick, yang sebelumnya menangani tim tersebut.
Pedri menjelaskan bahwa pendekatan keduanya terhadap keterlambatan sangat berbeda. Menurut Pedri, Flick sangat ketat dalam hal waktu, di mana hukuman yang diterapkan bisa sangat berat.
Pedri menyebutkan bahwa keterlambatan walau hanya beberapa menit akan berujung denda dengan jumlah besar. Bahkan, dia menyampaikan bahwa pada masa Flick, terlambat berarti kemungkinan besar tidak akan bermain dalam pertandingan.
Di sisi lain, Xavi, meskipun juga tegas, memiliki pendekatan yang sedikit lebih fleksibel. Hukuman yang diterapkan oleh Xavi pun berjenjang dan lebih berbentuk sistem penggandaan denda.
Pedri menjelaskan bahwa setiap menit keterlambatan akan berlipat ganda dendanya, sehingga semakin lama keterlambatan, semakin besar jumlah denda yang harus dibayar pemain. Hal ini, menurut Pedri, secara tidak langsung mendorong para pemain untuk datang tepat waktu, meskipun tidak langsung dipaksa seperti pada masa Flick.
Pendekatan yang berbeda antara Flick dan Xavi juga tampak pada penanganan kedisiplinan lainnya. Pada pertandingan melawan Alaves, Jules Kounde diketahui dicoret dari daftar starting XI oleh Flick karena terlambat dalam menghadiri rapat tim.
Hal ini menjadi bukti bahwa Flick tidak akan menoleransi keterlambatan dalam situasi apapun, sekaligus menunjukkan komitmennya terhadap ketepatan waktu sebagai bagian dari profesionalisme.
Rayuan Untuk Nico Williams
Sementara itu, Nico Williams, pemain Athletic Club yang menjadi incaran Barcelona pada bursa transfer musim panas lalu, menceritakan bagaimana Lamine Yamal dan Alejandro Balde, dua pemain Barcelona, mencoba membujuknya untuk bergabung.
Menurut Williams, kedua pemain tersebut sering mengirimkan pesan teks kepadanya, mencoba meyakinkan agar dia mau pindah ke klub Catalan. Williams mengakui bahwa pesan-pesan dari mereka membuat situasi cukup sulit karena tekanan untuk pindah semakin terasa.
Dia bahkan menyebut candaan kedua pemain itu yang terus-menerus mengajak dengan panggilan “ayo, ayo” melalui pesan pribadi.
Meski begitu, Nico Williams memutuskan untuk tetap bertahan di Athletic Club, kendati terus mendapat pesan dari para penggemar Barcelona yang berharap dia bergabung.
Williams mengungkapkan bahwa meskipun telah memutuskan bertahan, dia masih kerap menerima pesan dari penggemar Barcelona, yang sebagian mendukungnya untuk datang dan sebagian lagi justru menolaknya.
Akhirnya, Barcelona memilih untuk merekrut Dani Olmo dari RB Leipzig, yang kemudian diandalkan sebagai salah satu pemain kunci tim. Dengan pilihan ini, Barcelona berupaya mengisi kekosongan yang awalnya direncanakan untuk Williams, dan Olmo sendiri telah beradaptasi dengan baik sejak kembali ke klub.