Gila Bola – Barcelona pernah mempertimbangkan merekrut Eden Hazard saat sang pemain muda berbakat tampil di Prancis bersama Lille. Namun, keputusan itu berubah setelah Bojan Krkic Sr., seorang pencari bakat klub asal Spanyol tersebut, memberikan penilaian yang kurang positif terhadap Hazard.
Bojan mengungkapkan kepada Cadena Ser bahwa, meskipun bakat Hazard jelas terlihat, sikap dan dedikasi pemain asal Belgia ini membuatnya ragu merekomendasikan perekrutan tersebut.
Bojan pertama kali melihat kemampuan Hazard dalam Kejuaraan Eropa U-17. Dia mengamati bagaimana Hazard berperforma luar biasa sepanjang turnamen, meskipun performanya menurun pada laga final ketika Belgia harus mengakui keunggulan Spanyol.
Hazard kemudian menandatangani kontrak dengan Lille, dan Bojan terus memantau perkembangannya, terutama dalam beberapa pertandingan yang dia tonton secara langsung.
Salah satu pertandingan yang dia amati berlangsung di Montpellier pada musim panas. Bojan menceritakan bagaimana Hazard tampak tidak terlibat sepenuhnya saat pemanasan berlangsung.
Dalam suasana panas Agustus itu, Hazard datang terlambat untuk pemanasan, sementara rekan-rekannya sudah bersiap. Ketika seluruh tim sedang fokus pada peregangan, Bojan menyadari bahwa Hazard malah melihat ke arah tribun, menunjukkan tanda-tanda kurangnya dedikasi.
Meski Hazard tampil cukup baik dalam pertandingan tersebut, Bojan merasa sikapnya tidak menunjukkan profesionalisme yang diharapkan sehingga dia tidak tertarik untuk merekomendasikannya.
Pengamatan Bojan tidak berhenti di sana. Beberapa hari kemudian, dia menonton pertandingan Lille melawan Angers. Hazard kali ini memulai dari bangku cadangan untuk diberi istirahat, namun saat pemanasan menjelang babak kedua, Hazard tampak kurang serius.
Pelatihnya dari kejauhan meminta Hazard untuk melakukan peregangan, tetapi sang pemain justru terlihat lebih tertarik menonton jalannya pertandingan daripada mengikuti instruksi pelatih.
Bojan menyimpulkan dalam laporannya bahwa meskipun Hazard memiliki kualitas teknik yang luar biasa, sikap dan dedikasinya kurang meyakinkan. Menurut Bojan, tipe pemain dengan karakter seperti ini cenderung sulit membawa dampak besar untuk tim.
Dia memutuskan untuk “menyingkirkan” Hazard dari daftar calon rekrutan untuk Barcelona, bukan karena kurangnya bakat, melainkan karena sikapnya di luar lapangan.
Meski akhirnya Hazard berhasil meraih kesuksesan besar bersama Chelsea dengan memenangkan Premier League dan di Real Madrid dengan gelar Liga Champions, La Liga, serta Copa del Rey, Bojan tetap merasa keputusannya berdasarkan pengamatan yang sahih pada masa itu.
Hazard sendiri pensiun pada usia 32 tahun, setelah berjuang melawan cedera berkepanjangan di Real Madrid, dengan masalah kedisiplinannya juga masih kerap menjadi sorotan selama karir profesionalnya.