Gilabola.com – Kekalahan 1-2 Real Madrid dari Valencia di La Liga kembali menyingkap satu persoalan lama yang makin terasa menyakitkan: krisis eksekutor penalti yang belum juga menemukan solusi.
Kekalahan ini bukan cuma menyangkut soal posisi klasemen, karena jarak dengan Barcelona kini melebar jadi empat poin, tapi juga menyentuh soal struktur permainan Madrid yang tampak rapuh di momen-momen krusial.
Musim ini, urusan penalti di tubuh Real Madrid bisa dibilang kacau. Awalnya, eksekusi bola dari titik putih sempat disepakati secara longgar antara Kylian Mbappe dan Vinicius Junior.
Tapi seiring waktu, sistem itu berubah menjadi semacam undian tak menentu, di mana tidak ada satu pun pemain yang terlihat benar-benar siap memikul tanggung jawab itu secara konsisten.
Dari total 17 penalti yang didapat musim ini, Madrid sudah gagal mengeksekusi lima di antaranya. Artinya, tingkat keberhasilan mereka cuma 70,5 persen, angka yang tergolong rendah untuk klub sebesar Real Madrid yang punya target besar di semua kompetisi.
Sorotan paling tajam mengarah ke Vinicius Junior. Pemain asal Brasil itu tampaknya makin kehilangan kepercayaan diri saat menghadapi bola diam dari jarak 12 yard.
Saat melawan Valencia, penyerang 24 tahun itu kembali gagal menunaikan tugasnya sebagai algojo, dan respons dari suporter yang mulai tidak sabar justru makin memperberat tekanannya.
Ini bukan kejadian pertama. Sebelumnya, dia juga sudah gagal mengeksekusi penalti penting saat Madrid bertemu Atletico di ajang Liga Champions. Kini, dia menyamai catatan buruk Mbappe yang juga dua kali gagal menunaikan tugas sebagai algojo.
Ancelotti Perlu Cari Solusi
Jude Bellingham memang juga pernah gagal dari titik putih. Namun dibandingkan dua rekannya, Bellingham terlihat lebih tenang, meskipun belum benar-benar mengukuhkan dirinya sebagai pilihan utama untuk penalti.
Bola-bola yang gagal dikonversi itu bukan sekadar statistik. Dalam banyak kasus, momen tersebut mengubah arah pertandingan. Saat melawan Valencia, kegagalan Vinicius membuat Madrid kehilangan momentum, dan hanya beberapa menit setelah itu, Valencia berhasil mencetak gol dan membalikkan keadaan. Efek psikologisnya terasa jelas di lapangan.
Carlo Ancelotti kini dihadapkan pada dilema yang harus segera dia tangani. Pelatih yang dikenal kalem itu kini harus mencari jalan keluar dari persoalan yang semakin meresahkan.
Dalam skuad yang penuh bintang, belum ada satu pun yang tampil percaya diri untuk mengambil tanggung jawab sepenting penalti. Ketidakjelasan ini bukan cuma merugikan di papan skor, tapi juga memengaruhi ritme dan rasa percaya diri tim secara keseluruhan.
Dengan jadwal pertandingan yang semakin padat, persaingan yang makin ketat, serta fase musim yang makin krusial, Madrid dituntut segera menata ulang peran di momen-momen bola mati.
Entah dengan memberikan tugas tersebut kepada Bellingham secara resmi, mempercayakan pemain senior seperti Luka Modric saat berada di lapangan, atau bahkan mencari opsi yang sama sekali baru, masalah ini tidak bisa terus dibiarkan.