Site icon Gilabola.com

Federasi Wasit Spanyol Bicara Tentang Real Madrid, Negreira, dan Final Copa del Rey

Para pemain Real Madrid memprotes wasit di final Copa del Rey

Gilabola.com – Presiden Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF), Rafael Louzan, mengakui bahwa kasus Negreira merupakan sesuatu yang memalukan bagi semua pihak. Namun, dia juga menegaskan bahwa persoalan ini tidak berdampak langsung terhadap performa wasit di lapangan.

Dalam wawancaranya, dia menyampaikan bahwa Real Madrid beberapa kali menyampaikan permintaan agar pihak federasi mengambil tindakan atas kasus tersebut, tetapi dia menilai bahwa proses hukum masih berjalan di pengadilan.

Real Madrid sendiri berada dalam posisi yang menarik. Di satu sisi, mereka adalah salah satu tim terakhir yang ikut secara resmi dalam tuntutan hukum terhadap Barcelona terkait kasus Negreira. Namun, di sisi lain, mereka juga kerap menjadikan isu ini sebagai bukti tuduhan adanya kecurangan dalam kepemimpinan wasit.

Hal ini sempat mencuat menjelang final Copa del Rey, ketika Los Blancos meminta agar wasit untuk laga tersebut diganti, serta memilih untuk tidak hadir dalam konferensi pers dan sesi latihan resmi sebagai bentuk protes.

Louzan mengungkapkan bahwa langkah menempatkan wasit Ricardo de Burgos Bengoetxea di hadapan media sebelum pertandingan final bukanlah keputusan yang tepat.

Dia menilai bahwa momen seperti itu seharusnya dilakukan setelah pertandingan selesai. Menurutnya, persepsi bahwa wasit adalah musuh merupakan kesalahan besar dalam melihat peran kepemimpinan di dunia sepak bola.

Perubahan Sistem Wasit dan Ketegangan di Copa del Rey

Meski awalnya tidak dipilih secara resmi oleh klub-klub lain, Real Madrid tetap diundang untuk bergabung dalam komite reformasi wasit bersama Real Betis dan Sevilla.

Louzan menjelaskan bahwa sistem perwasitan di Spanyol memang sudah lama berjalan dengan model yang sama sejak 1909, di mana penunjukan pimpinan Komisi Wasit (CTA) sepenuhnya berada di tangan presiden RFEF.

Dia menyebut bahwa sepak bola profesional kini memiliki suara yang harus lebih didengar dan mengakui bahwa perubahan sistem sangat dibutuhkan.

Dalam proses diskusi menuju reformasi ini, Madrid termasuk salah satu klub yang paling vokal menyuarakan kritik terhadap situasi yang ada. Bahkan ketika belum dipilih menjadi bagian dari kelompok kerja tersebut, suara mereka sudah cukup menggema.

Louzan menyatakan bahwa meski awalnya tidak ada klub yang memilih Madrid, pihak federasi tetap mengajak mereka untuk duduk bersama dan berdiskusi, karena banyak usulan mereka yang justru disetujui bersama. Proses diskusi ini akan terus berlangsung hingga akhir Juni nanti.

Di sisi lain, drama di final Copa del Rey juga melibatkan emosi dari para pemain Real Madrid. Jude Bellingham tercatat sudah mendapatkan tiga kartu merah karena protes kepada wasit dalam dua musim terakhir.

Antonio Rudiger bahkan dikenai larangan bermain selama lima pertandingan, sedangkan Lucas Vazquez dihukum dua pertandingan akibat reaksi mereka terhadap keputusan wasit dalam laga final tersebut.

Situasi ini menimbulkan pertanyaan apakah kampanye publik Real Madrid terhadap pemilihan wasit di final Copa del Rey justru mulai memengaruhi psikologis pemainnya di lapangan.

Louzan mengaku telah berbicara dengan Florentino Perez beberapa kali, dan menegaskan bahwa Madrid adalah klub besar yang layak dihormati, sama seperti klub-klub lain. Dia juga mengatakan bahwa saat ketegangan menjelang final meningkat, pihaknya berhasil meredakan situasi setelah berdialog dengan pihak Madrid.

Exit mobile version