
Gilabola.com – Real Madrid musim ini dinilai masih menyisakan masalah mendasar meski Kylian Mbappe terus menjadi tumpuan gol, dan Joselu menyebut ketiadaan penyerang nomor 9 murni sebagai isu utama.
Mantan striker Madrid itu juga menyinggung mental kompetitif, peran pemain box striker, serta perubahan dinamika ruang ganti dibanding musim juara sebelumnya. Menurut dia, performa individu bintang belum tentu cukup tanpa struktur dan perasaan kolektif yang kuat.
Kylian Mbappe memang memikul beban gol Real Madrid dengan produktivitas tinggi. Namun, Joselu menilai peran Mbappe berbeda dengan penyerang klasik yang hidup di kotak penalti. Ketergantungan pada profil yang bukan poacher membuat beberapa situasi permainan terasa kurang efektif.
Kepergian Karim Benzema disebut belum benar-benar terkompensasi. Meski Mbappe mampu mencetak banyak gol, karakter permainan keduanya berbeda. Joselu menilai Madrid kehilangan sosok yang bisa mengikat bek tengah dan membuka ruang secara konsisten.
Joselu menjadi pemain terakhir yang meninggalkan kesan sebagai penyerang nomor 9 murni di Real Madrid. Kepergiannya menandai berakhirnya era striker klasik di klub. Menurut dia, peran tersebut masih relevan di sepak bola modern.
Kenangan dan Evaluasi dari Joselu
Dalam wawancara dengan media Spanyol, Joselu mengenang masa singkatnya bersama Real Madrid. Dia merasa kesempatan itu datang terlalu terlambat sehingga waktu menikmatinya terasa singkat. Bahkan, menurutnya, internal klub juga sepakat perekrutannya seharusnya terjadi lebih awal.
Joselu juga mengingat momen penting saat mencetak gol ke gawang Bayern Munich. Gol tersebut menjadi titik balik dalam situasi yang nyaris mustahil. Hingga kini, dia menyebut momen itu terus diingat banyak orang setiap hari.
Cinta dari para fans Madrid masih dirasakan Joselu hingga sekarang. Saat kembali ke ibu kota Spanyol, banyak orang memintanya kembali ke klub. Dia menilai hal itu sebagai bukti kontribusinya selama membela Real Madrid.
Joselu menegaskan rasa syukur atas pengalamannya di klub. Menurut dia, musim tersebut terasa istimewa bukan hanya karena gol-gol penting. Carlo Ancelotti juga pernah menekankan bahwa kontribusi kecil sehari-hari sama berharganya bagi tim.
Peran Ancelotti di ruang ganti mendapat pujian besar dari Joselu. Dia menilai sang pelatih mampu menjaga keseriusan dan komitmen pemain. Pengalaman Ancelotti menciptakan lingkungan di mana ego pribadi tidak lebih besar dari kepentingan tim.
Suasana ruang ganti Real Madrid juga dikenang dengan kesan mendalam. Joselu menyebut kombinasi pemain senior seperti Kroos dan Modric dengan bintang muda menciptakan aura khusus. Rasa kagum bercampur dengan kenyamanan karena mengenal banyak orang di dalam klub.
Nomor 9 dan Mental Kompetitif
Joselu kemudian membahas hilangnya peran penyerang nomor 9 di sepak bola modern. Menurut dia, tren false nine sempat menggeser peran striker klasik. Padahal, tipe penyerang tersebut sangat penting untuk membuka pertandingan.
Dia mencontohkan bagaimana perannya membantu Jude Bellingham mencetak banyak gol. Dengan menahan bek tengah, ruang terbuka tercipta bagi gelandang serang. Joselu menilai Bellingham kini merindukan sosok seperti itu.
Joselu juga menyinggung Gonzalo Garcia sebagai penyerang muda dengan profil nomor 9 murni. Namun, dia mengakui Real Madrid sulit mengubah struktur ketika memiliki Mbappe yang mampu mencetak puluhan gol. Situasi ini membuat striker klasik semakin terpinggirkan.
Menurut Joselu, masalah Real Madrid bukan sekadar hasil pertandingan. Dia menyebut perbandingan antara musim juara dan musim tanpa trofi sering tidak adil. Statistik musim sebelumnya dinilai sangat sulit diulang oleh tim mana pun.
Pendapat Kami
Pandangan Joselu menunjukkan bahwa Real Madrid mungkin tidak kekurangan kualitas, tetapi kehilangan keseimbangan peran dan rasa kolektif yang dulu kuat. Fokus pada bintang besar sah-sah saja, namun sejarah klub justru dibangun oleh kombinasi figur kunci, mental juara, dan peran yang saling melengkapi.
