Real Madrid Limbung, Ancelotti Buka Suara Soal Masa Depannya!

Gilabola.com – Carlo Ancelotti sudah berbulan-bulan menjawab pertanyaan tentang masa depannya. Sebagian besar dijawab dengan senyuman santai dan sikap sabar. Namun belakangan, nada bicaranya mulai berubah. Seiring dengan performa Real Madrid yang mulai menurun, konferensi pers Ancelotti juga mulai menunjukkan ketegangan.

Dalam jumpa pers sebelum laga melawan Celta Vigo, Sabtu lalu, Ancelotti mendapat 13 pertanyaan. Delapan di antaranya menyinggung masa depannya—baik secara langsung maupun tidak. Ia berusaha menghindari topik tersebut.

“Saya tidak marah, saya tenang,” katanya sambil tertawa. “Saya tahu persis apa yang harus saya lakukan, apa yang akan saya lakukan, dan apa yang sedang saya lakukan: tidak membicarakan masa depan saya. Saya tahu kalian kecewa, tapi saya tidak peduli!”

Dulu, Ancelotti selalu menegaskan bahwa ia terikat kontrak di Madrid hingga Juni 2026 dan berencana untuk menghormatinya. Namun situasinya kini berbeda. Di Real Madrid, seperti halnya di klub mana pun, masa depan pelatih ditentukan oleh hasil. Tapi di Madrid, hanya yang terbaik yang cukup baik.

Hasil Mengecewakan Jadi Ancaman

Musim ini, Madrid bukan yang terbaik. Di LaLiga, mereka tertinggal empat poin dari Barcelona. Tapi selisih itu tak mencerminkan perbedaan kualitas yang besar di antara keduanya.

Barcelona-nya Hansi Flick telah mencetak 91 gol dalam 34 pertandingan—2,68 gol per laga—dengan gaya bermain cepat dan atraktif. Sementara itu, Madrid Ancelotti belum menemukan identitas permainan. Cedera melanda skuad, dan Ancelotti gagal memaksimalkan talenta menyerangnya.

Hasil El Clásico musim ini mencerminkan kegagalan tersebut: kalah 4-0 di kandang (LaLiga, Oktober), 5-2 di Supercopa (Januari), dan 3-2 setelah perpanjangan waktu di final Copa del Rey (April). Belum lagi kekalahan agregat 5-1 dari Arsenal di Liga Champions.

Secara matematis, Madrid masih bisa menjuarai LaLiga. Kemenangan atas Barcelona pada Minggu bisa memperkecil jarak menjadi satu poin, dengan tiga laga tersisa. Tapi nasib Ancelotti tampaknya sudah ditentukan. “Saya akan bicara soal masa depan saya pada 25 Mei, setelah laga terakhir musim ini,” katanya.

Menuju Brasil dan Menanti Alonso

Ekspektasi dari klub dan pelatih adalah bahwa ini musim terakhir Ancelotti. Penampilan Madrid tidak meyakinkan sepanjang musim, dan performa buruk di Liga Champions memperparah situasi. Madrid kalah dari Lille, AC Milan, dan Liverpool di fase grup, dan harus mengalahkan Manchester City di playoff untuk lolos ke 16 besar.

Kegagalan di Copa del Rey dan LaLiga membuat satu-satunya peluang gelar kini tergantung pada keajaiban. Cedera memang jadi faktor, tapi itu tak cukup sebagai pembenaran. Sejarah Real Madrid menunjukkan bahwa bahkan pelatih sukses bisa saja didepak—seperti Vicente del Bosque yang dipecat sehari setelah menjuarai LaLiga 2003.

Ancelotti sendiri kemungkinan besar tidak akan mengundurkan diri, karena itu berarti ia melepaskan gaji sekitar €11 juta per musim. Klub juga enggan memecatnya secara resmi, karena ada hubungan saling hormat antara Ancelotti dan presiden Florentino Pérez. Sumber ESPN menyebut keduanya telah bertemu untuk menyepakati cara terbaik melepas sang pelatih.

Pengumuman resmi baru akan datang setelah musim LaLiga berakhir pada 25 Mei. Namun, ada tekanan dari Federasi Sepak Bola Brasil (CBF), yang ingin segera menunjuk pelatih baru untuk Kualifikasi Piala Dunia bulan Juni melawan Ekuador dan Paraguay.

Ancelotti sudah lama jadi kandidat utama CBF, yang menghargai pengalamannya dan hubungannya dengan pemain seperti Vinícius Jr., Militão, dan Rodrygo.

Jika Ancelotti jadi ke Brasil, maka Real Madrid harus segera menentukan pengganti. Pilihan jangka panjang mereka tetap Xabi Alonso, yang sukses besar bersama Bayer Leverkusen. Klub Jerman itu bersedia melepas Alonso, tetapi waktu yang sempit bisa jadi kendala, terutama dengan Piala Dunia Antarklub yang berlangsung pertengahan Juni.

Karena itu, Madrid mempertimbangkan penunjukan pelatih interim. Santiago Solari, direktur sepak bola Madrid, disebut sebagai kandidat terkuat, mengungguli Raúl González dan Álvaro Arbeloa. Tapi ia pun menghadapi tantangan, seperti belum memiliki tim pelatih lengkap.

Bagaimanapun caranya, Real Madrid akan mencari jalan terbaik untuk perpisahan indah dengan Ancelotti. Pelatih asal Italia itu sudah memastikan: “Apa pun yang terjadi, ini akan jadi perpisahan yang luar biasa. Saya tak akan bertengkar dengan klub ini. Tidak pernah selama enam tahun saya di sini. Bahkan di hari terakhir saya pun, tidak akan ada pertengkaran. Ini akan menjadi momen yang indah.”