Statistik Ini Buktikan Bahwa Barcelona Adalah Raja Comeback yang Sesungguhnya!

Gilabola.comBarcelona kembali membuktikan diri sebagai spesialis comeback di sepak bola Spanyol. Dalam empat laga terakhirnya, klub asuhan Hansi Flick selalu berhasil meraih kemenangan meski tertinggal dua gol terlebih dahulu.

Catatan ini menjadi bukti ketangguhan mental sekaligus daya juang yang tidak mudah ditemukan di level sepak bola elite, selain faktor kualitas yang luar biasa dari tim Catalan.

Kemenangan terbaru terjadi pada 23 Agustus 2025 saat Barcelona menumbangkan Levante dengan skor 3-2 di kandang lawan. Ivan Romero dan Jose Luis Morales sempat membuat tuan rumah unggul dua gol di babak pertama.

Namun, Barcelona bangkit setelah turun minum. Pedri memperkecil ketertinggalan, Ferran Torres menyamakan kedudukan, dan sebuah gol bunuh diri di masa injury time memastikan tiga poin dibawa pulang.

Kisah serupa juga tercatat pada 16 Maret 2025 ketika Barcelona menekuk Atletico Madrid 4-2 di Metropolitano. Sempat tertinggal dua gol, Barcelona membalikkan keadaan lewat Robert Lewandowski, Ferran Torres, dan Lamine Yamal yang mencetak gol penentu di masa tambahan waktu.

Sebelumnya, Barcelona juga melakukan comeback dramatis saat melawan Celta de Vigo dan Real Madrid dengan skor identik 4-3, meski sempat tertinggal dua gol di babak pertama. Rangkaian hasil tersebut semakin mempertegas bahwa Barcelona di era Flick memiliki karakter tidak pernah menyerah hingga peluit panjang berbunyi.

VAR Picu Kontroversi

Di balik kemenangan heroik Barcelona atas Levante, perhatian publik justru tertuju pada keputusan wasit dan VAR. Insiden penalti akibat handball Alejandro Balde menjadi bahan perdebatan.

VAR Jorge Figueroa dilaporkan sempat meminta wasit Alejandro Hernández untuk meninjau ulang tayangan ulang. Dalam percakapan yang dipublikasikan federasi sepak bola Spanyol (RFEF), Hernández disebut menilai posisi tangan Balde cukup jauh dari badan sehingga layak dihukum penalti. Dia menegaskan bahwa insiden itu hanya berbuah penalti tanpa kartu tambahan, dan Figueroa menyetujuinya.

Meski begitu, keputusan tersebut menimbulkan gelombang kritik. Banyak pihak menilai bahwa Balde tidak mungkin menghindari bola karena jarak tembak yang terlalu dekat.

Lebih jauh lagi, para pengamat sepak bola menganggap keputusan tersebut tidak konsisten, terutama jika dibandingkan dengan insiden serupa di kotak penalti Levante yang tidak diganjar hukuman.

Barcelona sendiri merasa kecewa karena klaim penalti terhadap Robert Lewandowski juga diabaikan wasit. Walau pada akhirnya mereka sukses membalikkan keadaan, kontroversi tersebut kembali menimbulkan pertanyaan tentang kejelasan penerapan VAR di La Liga.

IKLAN