Gilabola.com – Wesley Sneijder, mantan gelandang kreatif Real Madrid, kembali mengenang masa-masa naik-turunnya di Santiago Bernabeu. Dia mengungkapkan bahwa berbagai faktor membuatnya gagal meninggalkan jejak panjang di dunia sepak bola Spanyol bersama Los Blancos.
Sneijder menyatakan bahwa masa-masanya di Madrid merupakan perpaduan antara momen indah dan kesulitan. Dia menilai bahwa persoalan pribadi, cedera, perubahan manajemen, hingga arah klub yang berubah, menjadi penghambat utama kariernya di sana.
Meski begitu, dia tetap merasa bangga telah berkontribusi, termasuk membantu klub meraih gelar La Liga di musim pertamanya, sebelum dia pindah dan meraih kesuksesan besar di Inter Milan.
Alonso Dinilai Punya Kualitas Hadapi Tekanan Bernabeu
Saat dimintai pendapat soal penunjukan Xabi Alonso sebagai pelatih baru Real Madrid, Sneijder memberikan dukungan penuh. Dia menilai mantan rekan setimnya itu adalah sosok yang cerdas dan memiliki karakter pemimpin sejati.
Dia pun percaya bahwa Alonso akan sukses karena mengenal kultur klub, memahami tekanan di level tertinggi, dan membawa gagasan segar dalam sepak bola.
Sneijder menambahkan bahwa tantangan besar bagi Alonso justru datang dari ruang ganti. Dia memperingatkan bahwa dalam tim yang bertabur bintang, ego bisa menjadi bom waktu jika tak dikelola dengan benar.
Menurutnya, para pemain hebat akan tampil luar biasa jika bermain demi tim, bukan demi diri sendiri—dan hal itu sepenuhnya bergantung pada kecerdikan pelatih dalam membangun struktur dan disiplin.
Alaba Makin Rapuh, Gaji Tetap Jalan
Di sisi lain, Real Madrid tengah dihadapkan pada masalah pelik menyangkut David Alaba. Bek asal Austria itu kini hanya menjadi pilihan kelima di sektor belakang akibat rentetan cedera serius yang terus membayanginya sejak cedera ACL pada 2023.
Butuh waktu 399 hari baginya untuk kembali merumput, tetapi bahkan setelah itu, penampilannya jauh dari kata ideal dan bahkan kerap membuat kesalahan.
Musim lalu, dia hanya bermain dalam 14 laga, dengan lima kali sebagai starter dan cuma satu laga yang diselesaikan penuh. Cedera demi cedera terus membekapnya, mulai dari masalah adduktor hingga robeknya meniskus yang membuatnya harus naik meja operasi lagi.
Sementara Alaba terus bergelut dengan kondisi fisik, Real Madrid bergerak maju. Nama-nama muda seperti Raul Asencio dipromosikan, dan Dean Huijsen didatangkan untuk memperkuat lini belakang.
Bahkan di posisi bek kiri, kini persaingan semakin ketat dengan kehadiran Alvaro Carreras, Fran Garcia, dan Ferland Mendym selain Aurelien Tchouameni dan Eduardo Camavinga yang kadang ditempatkan di pertahanan.
Yang makin menyesakkan, Alaba masih terikat kontrak hingga Juni 2026 dengan gaji bersih mencapai Rp 431 Mikuar per musim. Meski tetap dihormati di ruang ganti, dari sisi sepak bola dan keuangan, kehadirannya mulai menjadi beban bagi klub.