Gilabola.com – Real Madrid tengah menghadapi dinamika serius jelang bursa transfer, setelah Xabi Alonso berupaya mendorong manajemen untuk merekrut dua pemain Liverpool, Ibrahima Konate dan Florian Wirtz, di tengah perdebatan internal soal potensi transfer Bruno Fernandes dari Manchester United.
Alonso masih bersikeras dengan daftar incarannya, sementara klub juga menyiapkan rencana memulangkan Nico Paz dan meminjamkan Endrick ke Lyon.
Menjelang dibukanya jendela transfer Januari, media Spanyol ramai memberitakan potensi pergerakan besar Real Madrid. Fokus utama tertuju pada Liverpool dan Manchester United sebagai klub yang berpotensi disentuh Madrid.
Xabi Alonso disebut mendapatkan ruang bernapas setelah membawa Madrid meraih tiga kemenangan beruntun. Hasil tersebut memperkuat posisinya di internal klub. Dari situ, dia mulai kembali mengajukan rencana jangka menengah yang mencakup perekrutan beberapa pemain kunci.
Alonso dikabarkan ingin mendatangkan tiga pemain sekaligus, dua di antaranya berasal dari Liverpool. Nama yang masuk dalam daftar tersebut adalah Ibrahima Konate dan Florian Wirtz, serta Angelo Stiller dari VfB Stuttgart.
Target Liverpool dan Sikap Internal Madrid
Menurut laporan media Spanyol, Alonso menyadari bahwa mendatangkan ketiga pemain tersebut hampir mustahil. Dia juga memahami bahwa kemungkinan besar tidak ada pemain besar yang datang dalam waktu dekat.
Real Madrid sendiri disebut telah memutuskan untuk tidak melanjutkan upaya merekrut Konate. Faktor utama adalah situasi kontrak bek asal Prancis itu yang akan berakhir di Liverpool pada akhir musim. Madrid menilai risikonya terlalu besar untuk saat ini.
Namun, Liverpool diyakini belum sepenuhnya menutup kemungkinan perubahan sikap Madrid. Pihak klub Inggris tersebut menilai masih ada perantara yang berusaha meyakinkan Madrid agar mempertimbangkan ulang langkah terkait Konate.
Sementara itu, Florian Wirtz menjadi nama yang memiliki keterkaitan khusus dengan Alonso. Keduanya pernah bekerja sama di Bayer Leverkusen. Alonso sebelumnya ingin membawa Wirtz ke Madrid, tetapi Liverpool lebih cepat bergerak dengan nilai transfer yang sangat besar.
Perdebatan Bruno Fernandes
Selain sektor bek dan gelandang muda, Alonso juga menginginkan tambahan pemain tengah berpengalaman. Bruno Fernandes menjadi salah satu nama yang dianggap menarik oleh Madrid. Minat tersebut kembali mencuat setelah sebelumnya juga dikaitkan pada musim panas 2025.
Laporan media Spanyol menyebutkan Madrid mampu menebus klausul rilis Fernandes senilai Rp 1,2 Triliun. Namun di internal klub muncul perdebatan serius terkait usia sang pemain. Fernandes kini berusia 31 tahun, usia yang jarang menjadi sasaran investasi besar Madrid.
Perdebatan di Valdebebas disebut berfokus pada benturan antara kebutuhan instan dan kebijakan jangka panjang. Fernandes dinilai mampu memberi dampak langsung, tetapi tidak sepenuhnya sejalan dengan pola transfer klub selama ini.
Di sisi lain, Manchester United dikabarkan tidak berniat melepas Fernandes pada Januari. Gelandang Portugal tersebut juga sedang mengalami cedera. Situasi ini membuat peluang transfernya semakin rumit.
Di luar nama besar tersebut, Madrid justru sudah memiliki rencana yang lebih pasti. Klub berencana memulangkan Nico Paz dari Como pada musim panas mendatang dengan mengaktifkan klausul beli kembali bernilai rendah.
Paz tampil impresif di Italia dan menarik minat sejumlah klub besar Inggris. Namun dia dikabarkan tetap bertekad kembali ke Madrid. Nilai pasarnya yang melonjak tajam membuat langkah Madrid dinilai sangat menguntungkan.
Sementara itu, Endrick akan dipinjamkan ke Lyon untuk mendapatkan menit bermain. Mantan pemain Lyon, Sidney Govou, menilai klub Prancis tersebut perlu bersikap realistis. Dia mengingatkan bahwa minimnya menit bermain Endrick di Madrid bisa menjadi tanda adanya tantangan adaptasi.
Pendapat Kami:
Madrid terlihat berada dalam fase tarik-ulur antara ambisi pelatih dan prinsip klub. Xabi Alonso punya visi jelas, tetapi realitas finansial, usia pemain, dan kebijakan jangka panjang membuat manajemen cenderung berhati-hati. Dalam kondisi ini, langkah seperti memulangkan Nico Paz justru tampak lebih rasional dibanding mengejar nama besar yang berisiko.

