Gila Bola – Klub Liga Spanyol, Girona, telah menunjukkan bahwa mereka layak dianggap sebagai pesaing serius dalam perburuan gelar juara La Liga Spanyol usai mengalahkan Barcelona dengan skor telak 4-2 dan bahkan menggusur Real Madrid di puncak klasemen.
Kemenangan ini membuat Girona unggul dua poin dari Madrid, yang bermain imbang 1-1 dengan Real Betis di pekan ke-16. Barcelona turun ke posisi keempat, tujuh poin di bawah Girona dan lima poin di belakang Madrid.
Atletico Madrid kembali ke posisi ketiga dengan kemenangan 2-1 atas Almeria yang berada di posisi terbawah klasemen, skuad Diego Simeone memperpanjang catatan kemenangan kandangnya di liga menjadi 17 pertandingan. Namun, Atletico yang telah menorehkan 34 poin seperti Barcelona, masih punya satu tabungan dalam jadwal pertandingan mereka.
Kebangkitan Girona Bersama Michel Sanchez
Girona yang dilatih oleh Míchel Sánchez, mengenakan seragam putih dan biru dengan warna serupa seperti Manchester City, telah memperlihatkan sepak bola terbaik di Spanyol dan tetap mempertahankan posisinya di papan atas sejak awal musim.
Girona telah memenangkan 12 dari 15 pertandingan liga pertamanya, meskipun gagal dalam ujian besar pertamanya ketika kalah 3-0 dari Real Madrid di kandang pada bulan September lalu.
Girona bukan hanya menjadi pemimpin di LaLiga saat ini. Mereka juga menjadi tim dengan jumlah gol terbanyak di liga dengan 38 gol, menduduki peringkat tertinggi dalam hampir setiap metrik serangan.
Gaya permainan mereka sering kali dibandingkan dengan gaya permainan Manchester City. Filosofi bermainnya sangat mirip.
Dengan hanya satu kekalahan dan tujuh poin yang hilang musim ini, awal ngebut Girona dalam musim ini tidak melambat seperti yang banyak diprediksi banyak pengamat.
Kisah Girona mirip dengan Aston Villa di Liga Inggris yang kini berada di bawah asuhan Unai Emery. Jika musim lalu Girona berada di peringkat 10 di klasemen akhir, Aston Villa malah lebih menyedihkan, nyaris degradasi saat Emery datang ke Villa Park.
Tujuan awal pemain Girona musim ini yang tadinya hanya untuk bertahan hidup di kasta tertinggi Liga Spanyol telah berganti dengan impian ke kancah sepakbola Eropa; dan usai hempaskan Barça, siapa yang tahu sejauh mana sepak terjang mereka.
Kini layak jika para pendukung Girona tak sabar melihat tim kesayangan mereka akan bisa berlaga di ajang paling bergengsi di Eropa, yaitu Liga Champions!
Tapi tunggu dulu, ada sedikit masalah nih, kan Girona dan Manchester City masih sodaraan! Apakah bisa dua klub dengan pemilik sama bermain di Liga Champions bersamaan?
Ikatan Saudara Girona dan Manchester City
Meskipun baru bermain dalam musim keempat mereka di La Liga, tim yang dilatih oleh Michel terlihat siap setidaknya untuk bersaing merebut posisi kualifikasi Eropa dalam bulan-bulan mendatang, yang akan menjadi prestasi pertama bagi skuad bermarkas di Estadi Montilivi ini.
Namun, meskipun dibalik kegembiraan yang berkembang atas kenaikan pamor Girona, struktur kepemilikan mereka bisa menimbulkan kontroversi jika mereka lolos ke turnamen UEFA musim depan.
Sebagian saham Girona sebagian besar dimiliki oleh City Football Group (CFG), yang merupakan bagian dari investasi pemilik Manchester City yakni Abu Dhabi United Group atau disingkat ADUG.
CFG didirkan pada tahun 2014 untuk mengelola dan mengawasi investasi serta proyek pengembangan di sejumlah klub di bawah kendali mereka yang tersebar di seluruh dunia.
Untuk Girona, CFG membeli saham sebesar 44,3% — yang kemudian meningkat menjadi 47% pada tahun 2017, dengan pemegang saham kunci besar lainnya adalah saudara Pep Guardiola, yakni Pere Guardiola yang mewakili Girona Football Group.
Kerjasama antara kedua klub, dalam kepemilikan bersama oleh CFG, terkait dengan sejumlah ‘aset bersama’, termasuk pemain pinjaman dan dukungan keuangan.
Apakah Boleh Dua Klub Satu Pemilik Berlaga di Liga Champions?
Pertanyaan besar yang berkaitan dengan kebangkitan Girona kini berfokus pada potensi konflik kepentingan, terkait dengan aturan UEFA tentang kepemilikan klub, dan khususnya pembatasan untuk dapat bersaing dalam turnamen yang sama.
Saat ini, tidak ada tumpang tindih dalam liga domestik di antara klub-klub CFG, semua klub berada di 13 liga berbeda.
Rincian kepemilikan menjadi faktor krusial, CFG mempertahankan saham non mayoritas di bawah 50% di Girona, itu merupakan poin kontroversial bagi UEFA.
Girona pernah mengajukan lisensi UEFA untuk berkompetisi dalam kompetisi klub Eropa pada akhir musim lalu — karena mereka nyaris lolos ke UEFA Europa Conference League — dan mereka diberikan izin oleh badan pengatur sepak bola Eropa tersebut.
Aturan UEFA di Liga Champions
Aturan UEFA mengenai masalah ini berfokus pada dua klub dengan pemilik mayoritas atau kelompok kepemilikan yang sama, dengan keterkaitan langsung antara aliran pendanaan dan kesepakatan sponsor.
Sebagai bagian dari perubahan dalam sepakbola Eropa, Presiden UEFA Aleksander Ceferin sebelumnya memahami keinginan para pemilik yang ingin membeli beberapa klub lainnya. Ini merupakan tren yang semakin meningkat dalam sepakbola modern.
Beberapa waktu lalu juga ada konflik kepentingan dalam kasus Aston Villa dan Vitoria Guimaraes, Brighton dan Union Saint-Gilloise, serta AC Milan dan Toulouse dan semuanya diabaikan oleh UEFA menjelang musim 2022/23, semua klub tersebut diizinkan untuk berkompetisi dalam berbagai kompetisi UEFA meskipun memiliki pemilik yang sama — namun bedanya, mereka semua berlaga bukan di kompetisi yang sama dengan klub saudara mereka.
Ada aturan yang berlaku terkait klub dengan pemilik yang sama berlaga di kompetisi yang sama, dengan kasus paling terkenal adalah pada RB Leipzig dan RB Salzburg.
Ini bahkan hingga memicu penyelidikan UEFA pada tahun 2017, kedua klub sangat dipengaruhi oleh pemilik mereka, Red Bull, dan punya hubungan komersial yang erat.
Kasus ini menarik perhatian besar, tetapi UEFA menyimpulkan bahwa mereka puas bahwa tidak ada aturan yang dilanggar, karena ‘struktur operasional’ masing-masing klub dipisahkan secara memadai satu sama lain menurut UEFA.
Bahkan kedua klub diizinkan untuk berlaga di Liga Champions UEFA musim 2017/18 — itu adalah kejadian pertama dalam kasus kepemilikan ganda ini — dan mereka bahkan kemudian juga ditempatkan dalam grup yang sama di ajang Liga Europa 2018/19.
Jadi untuk kasus Girona dan Manchester City, keduanya bisa saja bermain di Liga Champions musim depan, asalkan para pemilik sedikit mengakali struktur klub mereka agar lolos dari aturan UEFA.
Dua Klub Kejutan Berlaga di Liga Champions
Yang paling menarik untuk ditunggu adalah kehadiran dua tim kejutan Liga Spanyol dan Liga Inggris di Liga Champions musim depan.
Jika kita melihat tim-tim seperti Manchester City, Liverpool, Real Madrid, Barcelona berlaga di Liga Champions, itu sudah biasa. Tapi kehadiran Girona dan Aston Villa? Itu baru luar biasa.
Dua tim yang sama-sama berjuang dari bawah dalam waktu singkat dan mampu tampil menggebrak di liga domestik masing-masing berlaga melawan para raksasa Eropa, itu baru tontonan.
Dan ada kemiripan diantara kedua klub ini, jika mereka bisa lolos ke Liga Champions, kelolosan mereka bukan hanya kebetulan, tapi keduanya kini adalah kekuatan baru yang menakutkan di liga masing-masing.
Aston Villa bersama Unai Emery, musim lalu saat tiba ke Villa Park mengambil alih posisi Steven Gerrard, mereka nyaris masuk zona merah degradasi. Kini, mereka selalu berkutat di empat besar klasemen Premier Legue dan bukan hanya mengalahkan tim-tim cere saja, tapi juga para raksasa Inggris.
Sementara Girona, bahkan kini di puncak klasemen usai permalukan Barcelona, dan hanya sekali kalah musim ini, itupun melawan Real Madrid.
Bagaimana menurutmu, apakah kedua tim kejutan ini akan mampu terus melaju dengan gebrakan mereka hingga akhir musim?