
Gilabola.com – Joshua Zirkzee benar-benar mulai kehilangan kesabaran di Manchester United. Striker asal Belanda itu kini merasa kariernya mandek, jarang dimainkan, dan mulai membuka semua opsi agar bisa segera hengkang, bahkan jika harus lewat status pinjaman pada Januari nanti.
Minim Menit Bermain, Frustrasi Makin Memuncak
Padahal awalnya, kedatangan Zirkzee ke Old Trafford sempat dianggap sebagai langkah cerdas untuk menambah kedalaman skuad. Namun kenyataannya, pemain berusia 24 tahun ini baru tampil selama 82 menit di semua kompetisi musim ini, tanpa satu pun menjadi starter, dan empat kali hanya duduk sebagai pemain cadangan yang tak digunakan.
Tak heran jika laporan dari TEAMtalk menyebut, “ia ingin segera pergi dan bahkan siap menerima opsi peminjaman di bulan Januari.” Bayangkan, dari sosok yang diharapkan memberi persaingan sehat di lini depan, kini Zirkzee justru merasa seperti sekadar penghangat bangku cadangan.
Masalah utamanya jelas: pilihan lini serang pelatih Ruben Amorim sudah terkunci. Bryan Mbeumo, Matheus Cunha, dan Benjamin Sesko jadi andalan di depan, sementara Bruno Fernandes diturunkan sedikit lebih ke dalam. Mason Mount dan Amad Diallo pun masih masuk dalam rotasi, membuat Zirkzee benar-benar terpinggirkan.
Menurut laporan Daily Mail, Zirkzee merasa “bingung mengapa posisinya turun begitu cepat dan drastis.” Sementara Gazzetta dello Sport menyebut sang striker “sudah mengambil keputusan.” Klub AS Roma bahkan dikabarkan siap menampungnya lewat skema pinjaman dari Premier League.
Tekanan Piala Dunia dan Jadwal Minim Percepat Rencana Pergi
Mungkin terdengar aneh, kenapa ia ingin pergi padahal United sedang kekurangan striker murni? Alasannya cukup kuat. Ini adalah tahun Piala Dunia. Zirkzee sudah dicoret dari skuad Tim nasional sepak bola Belanda pada jeda internasional saat ini.
Dengan United tak ikut kompetisi Eropa dan sudah tersingkir dari Piala Liga, jadwal pertandingan mereka sangat terbatas. Amorim pun diperkirakan tak akan banyak merotasi skuad begitu Piala FA dimulai. Itu artinya, kesempatan bermain Zirkzee ke depan justru makin menipis.
Bagi pemain berusia pertengahan 20-an, musim yang terbuang tanpa menit bermain bisa sangat berbahaya. Jika dipinjamkan ke Serie A dan performanya kembali menyala, ia bukan hanya menjaga peluang tampil di Piala Dunia, tapi juga meningkatkan nilai jualnya. Selain itu, United sendiri disebut akan kembali berburu striker baru pada 2026, yang makin menegaskan masa depannya kian suram di Old Trafford.
Keputusan Logis untuk Semua Pihak
Biasanya, melepas satu-satunya pelapis alami di lini depan di tengah musim terdengar riskan. Tapi musim ini berbeda. United hanya bermain di dua kompetisi dan Amorim lebih percaya pada struktur taktik ketimbang jumlah pemain. Karena itu, melepas Zirkzee bisa jadi langkah realistis agar ruang ganti tetap harmonis.
Seperti yang dikatakan TEAMtalk, “Jika ada satu musim di mana Man United bisa sedikit kekurangan pemain, maka musim ini lah.” Kalimat itu sulit dibantah.
Fans Terbelah, Situasi Semakin Kabur
Para pendukung United kini terbagi dua. Ada yang memahami rasa frustrasi Zirkzee—bagaimanapun, seorang pemain butuh kepercayaan dan ritme untuk berkembang. Tapi ada juga yang menilai, jika ia benar-benar ingin “pergi secepatnya,” mungkin tekanan bermain untuk klub sebesar United memang bukan untuknya.
Namun yang tak bisa diabaikan adalah carut-marutnya perencanaan skuad. Saat klub mengeluarkan lebih dari Rp600 miliar untuk membeli striker, tentu fans berharap sang pemain diberi kesempatan tampil, setidaknya sekali sebagai starter. Kalau Amorim sejak awal tidak berniat memainkannya, lalu untuk apa membelinya?
Di masa lalu, pemain muda haus gol seperti Zirkzee mungkin akan diberi peluang di laga Piala FA atau melawan tim papan bawah Premier League. Tapi kini, ia hanya jadi “pemain tak terlihat” yang setiap minggu muncul di grafik susunan pemain, tapi tak pernah benar-benar masuk lapangan.
Pada akhirnya, semua pihak butuh kejelasan. Jika Amorim memang tak melihat masa depan untuknya, maka peminjaman Januari adalah solusi paling masuk akal. Zirkzee bisa bermain dan berkembang, United bisa menilai ulang atau menjualnya dengan harga bagus. Apa pun hasilnya nanti, keputusan harus terjadi di lapangan — bukan hanya di atas kertas susunan tim.