Bisnis Jual Pemain Akademi Selamatkan Chelsea dari FFP, Conor Gallagher Bisa Jadi Korban Selanjutnya

Gila BolaChelsea menghadapi tantangan dalam mengelola aturan FFP, yang kalau di Inggris disebut sebagai Profitability and Sustainability Rules (PSR), tetapi upaya mereka untuk mengatasi masalah tersebut melibatkan rencana transfer senilai Rp 6 Trilyun.

Meskipun begitu, kekhawatiran terkait PSR masih ada, dengan kasus Everton dan Nottingham Forest yang baru saja didakwa atas pelanggaran aturan serupa memperkuat fokus pada masalah ini dalam dunia sepak bola Inggris.

Dalam beberapa musim terakhir, bisnis transfer Chelsea telah menjadi sorotan, terutama ketika pemain dari akademi dijual untuk mendapatkan keuntungan di tengah transfer masuk besar-besaran khususnya di era pemilik baru, Todd Boehly.

FFP, sekarang dikenal sebagai Aturan Profitabilitas dan Keberlanjutan (PSR), menjadi topik utama minggu ini di Inggris, dengan berita tentang Everton dan Nottingham Forest yang sedang dihadapkan pada dakwaan melanggar aturan ini.

Banyak perhatian terfokus pada Chelsea setelah kabar tersebut muncul. Pertanyaan muncul tentang bagaimana klub dapat mematuhi PSR, terutama setelah pengeluaran besar-besaran sejak kedatangan Todd Boehly di Stamford Bridge.

Meskipun penjelasan untuk situasi ini tidak sederhana, Chelsea telah memanfaatkan celah dalam aturan PSR dengan melakukan pembayaran biaya transfer dalam beberapa angsuran melalui amortisasi kontrak dalam kesepakatan jangka panjang.

Meskipun pembatasan tersebut kini diberlakukan hingga maksimal lima tahun, kesepakatan sebelumnya tidak terdampak, dengan Boehly dan Clearlake Capital mendukung perubahan tersebut.

Selain amortisasi kontrak, Chelsea juga sukses dalam penjualan pemain, dengan studi dari CIES Football Observatory menempatkan mereka di urutan kelima dalam daftar pendapatan dari transfer pemain akademi dari 2014 hingga 2023 dengan pendapatan Rp 6 Trilyun,

Hanya empat klub lain di dunia sepak bola yang menerima lebih banyak uang dari penjualan pemain akademi, yaitu Benfica, Ajax Amsterdam, Olympique Lyonnais, dan Real Madrid.

Penjualan pemain akademi memberikan “keuntungan murni” bagi klub, karena setiap pemain akademi memiliki nilai buku Rp 0 pada saat biaya transfer diterima. Dengan pendapatan ini, Chelsea dapat mengimbangi pengeluaran mereka, yang telah meningkat belakangan ini.

Meskipun berhasil secara finansial, pendekatan Chelsea terhadap pemain muda menuai kritik. Sebagian fans berpendapat bahwa klub seharusnya memberikan lebih banyak kesempatan kepada pemain akademi di tim utama.

Namun, dengan ketatnya PSR Liga Premier, akademi saat ini dianggap sebagai sumber pendapatan, dengan Chelsea rela menjual para pemain akademi mereka demi menyeimbangkan pembukuan.

Conor Gallagher, produk akademi terbaru, menjadi perhatian transfer Chelsea. Meskipun pemain berusia 23 tahun ini menjadi kapten tim dalam beberapa pertandingan terakhir, minat besar terhadap tanda tangannya membuat kemungkinan Chelsea akan menjualnya bulan ini untuk mencari “keuntungan murni.”

Tottenham Hotspur menjadi salah satu klub yang banyak dikaitkan dengan minat pada gelandang internasional Inggris dan dia kabarnya bisa dijual dengan harga di kisaran Rp 850 Milyar.

Sementara itu, manajer Chelsea Mauricio Pochettino sudah mengatatakan bahwa dia menginginkan agar Conor Gallagher tetap di klub setelah akhir bulan ini, tetapi mengakui bahwa keputusan tersebut mungkin tidak sepenuhnya dalam kendali pelatih dan pemain.

Ayo join channel whatsapp Gilabola.com untuk mendapatkan update terbaru seputar sepak bola! klik di sini gibolers!