Gilabola.com – Musim baru telah dimulai, dan Tottenham Hotspur tengah mempersiapkan langkah besar di bursa transfer musim panas. Setelah melalui periode ketidakpastian manajerial, klub kini berada di bawah arahan Thomas Frank, yang siap menyusun ulang rencana tim bersama direktur olahraga Johan Lange.
Meski tidak diperlukan revolusi besar, Tottenham tetap butuh perbaikan kualitas di beberapa area krusial agar bisa bersaing di berbagai kompetisi musim depan. Salah satu target menarik yang sedang dipertimbangkan adalah Mohammed Kudus dari West Ham United.
Pemain serbabisa asal Ghana ini mungkin bukan pilihan utama bagi semua fans Spurs—beberapa lebih condong ke nama seperti Eberechi Eze—tetapi Kudus memiliki atribut teknis dan mental yang membuatnya menjadi opsi menarik bagi pelatih seperti Thomas Frank, yang dikenal pandai memaksimalkan potensi pemain.
Berikut tiga kemungkinan cara Tottenham bisa memainkan Kudus jika sang pemain resmi direkrut musim panas ini:
1. Kudus Sebagai Penyerang Tengah
Meski dikenal serbaguna, Kudus paling sering dimainkan sebagai penyerang tengah, terutama saat membela Ajax dan beberapa kali di West Ham. Musim lalu, ia sempat bermain dalam duet bersama Jarrod Bowen dalam skema Graham Potter.
Dalam peran itu, Bowen biasanya lebih sering melakukan lari tanpa bola ke belakang garis pertahanan, sedangkan Kudus diberi kebebasan untuk turun menjemput bola dan membawa bola ke depan dalam transisi. Duet ini sukses, seperti saat mereka mengalahkan Arsenal 1-0 di Emirates.
Jika Frank memilih untuk menggunakan formasi tiga bek, Kudus bisa dimainkan dalam duet penyerang, asal didampingi pasangan dengan karakteristik berbeda—misalnya Dominic Solanke, Mathys Tel, atau Brennan Johnson. Pemain-pemain ini bisa membuka ruang bagi Kudus untuk lebih bebas dalam mengontrol permainan.
Namun, formasi ini kemungkinan hanya akan digunakan pada laga tertentu, bukan sebagai strategi utama.
2. Kudus Sebagai Gelandang Serang (No. 10)
Dengan James Maddison yang sempat kesulitan fisik musim lalu dan Dejan Kulusevski yang mengalami cedera jangka panjang, Tottenham butuh kedalaman di posisi gelandang serang.
Kudus sangat cocok untuk peran ini karena kemampuan utamanya adalah membawa bola dari tengah ke depan. Ia mampu menerima bola di ruang sempit, melindungi bola dari tekanan, dan melewati lawan dengan kelincahannya.
Meski sikapnya terkadang jadi sorotan, Kudus sejatinya adalah pekerja keras. Ia mencatatkan 376 kali pemulihan bola dalam dua musim di West Ham dan memenangkan lebih dari 60% tekel—statistik yang mencerminkan kontribusinya di dua fase permainan.
Jika Thomas Frank ingin memainkan formasi 4-2-3-1, Kudus bisa menjadi pesaing sekaligus pelapis Maddison, atau bahkan starter utama ketika Maddison butuh rotasi.
3. Kudus Sebagai Winger Kanan
Kudus memang dominan menggunakan kaki kiri, yang bisa menimbulkan kekhawatiran akan pola permainan yang mudah ditebak jika dimainkan di sisi kanan. Namun, kemampuan manipulasi bola dan resistensi tekanan membuatnya sangat sulit dihentikan dalam duel satu lawan satu—bahkan jika lawan sudah tahu arah gerakannya.
Dengan Pedro Porro sebagai full-back kanan yang gemar overlap dan menjaga lebar serangan, Kudus bisa berperan sebagai inverted winger yang masuk ke dalam dan membuka ruang untuk Porro di sisi luar.
Kombinasi ini memberi keseimbangan serangan Spurs. Di sisi kiri, Son Heung-min, Tel, atau Johnson bisa menjadi outlet yang eksplosif dan fokus pada penyelesaian akhir. Di kanan, Kudus bisa menjadi motor progresi bola, membantu Maddison dalam membangun serangan.
Jika Maddison sering turun ke kiri untuk membangun serangan, maka Kudus bisa melakukan hal yang sama di kanan—dengan pendekatan yang berbeda: bukan mengalirkan bola, tapi membawanya langsung ke area berbahaya.
Melihat karakteristik skema Thomas Frank, posisi winger kanan dalam formasi 4-2-3-1 mungkin merupakan peran terbaik bagi Kudus.