Gilabola.com – Di tengah bursa transfer musim panas yang penuh harapan, para penggemar Liverpool sempat dibuat bertanya-tanya dengan kabar transfer yang beredar.
Ketika sebagian besar pendukung menunggu kabar soal kedatangan pemain-pemain lapangan yang sangat dibutuhkan, pihak klub justru bergerak di sektor yang tidak banyak diperkirakan: posisi penjaga gawang.
Liverpool dilaporkan mencapai kesepakatan untuk merekrut Giorgi Mamardashvili, kiper asal Georgia yang tampil gemilang di Euro dan cukup mengesankan saat membela Valencia di La Liga.
Nilai transfer Mamardashvili diperkirakan mencapai Rp 560 Miliar, dengan rumor bahwa dia mungkin akan langsung dipinjamkan ke Bournemouth untuk menyesuaikan diri dengan kerasnya sepak bola Inggris.
Namun kenyataannya, Mamardashvili tetap bertahan di Valencia sepanjang musim ini. Meski begitu, kabar itu sudah cukup untuk menimbulkan kegelisahan di kalangan suporter Liverpool: mereka mulai menyadari bahwa Alisson Becker tidak akan bertahan selamanya di bawah mistar Anfield.
Sejak datang dari AS Roma pada 2018 sebagai penjaga gawang termahal dunia kala itu, Alisson langsung mengukuhkan dirinya sebagai pilihan utama Liverpool.
Status tersebut hanya sempat tergeser dalam catatan transfer ketika Chelsea memboyong Kepa Arrizabalaga dengan biaya lebih tinggi, tapi dari segi performa di lapangan, Alisson tetap yang terbaik.
Menariknya, perjalanan seorang penjaga gawang tidak selalu mulus. Fakta bahwa musim ini Kepa yang justru bermain untuk Bournemouth, dan bukan Mamardashvili, menunjukkan betapa berliku dunia sepak bola bagi para kiper.
Alisson, Cedera, dan Performa yang Tak Tergantikan
Di balik segala kehebatannya, ada satu aspek yang membuat Alisson kadang diragukan: catatan cederanya. Musim ini, Alisson harus absen dalam 10 pertandingan Premier League akibat cedera hamstring yang dialami pada bulan Oktober, serta gegar otak saat bertugas di level internasional pada bulan Maret.
Selama absennya Alisson, Caoimhin Kelleher tampil sebagai pelapis yang cukup solid. Namun saat Alisson kembali ke lapangan, terutama dalam kemenangan 2-1 atas West Ham yang membawa Liverpool semakin dekat ke gelar juara, terlihat jelas betapa pentingnya sosok Alisson di bawah mistar. Perbedaan kualitas itu sulit dipungkiri dalam dunia sepak bola kompetitif seperti Premier League.
Namun, penampilan terbaik Alisson musim ini justru terjadi dalam ajang Liga Champions. Saat bertandang ke markas Paris Saint-Germain, Alisson menjadi tembok kokoh dalam kemenangan 1-0 yang membawa Liverpool menang di Parc des Princes.
Aksi heroik di malam itu kembali mengingatkan dunia bahwa meski sudah berusia 32 tahun, Alisson masih punya banyak amunisi untuk terus bersinar di level tertinggi.
Saat ini Alisson masih terikat kontrak selama dua tahun lagi di Liverpool. Dengan performa stabil yang terus diperlihatkan dan dengan sedikit perbaikan pada masalah cederanya, banyak pihak di sekitar klub yang berpandangan bahwa memperpanjang kontraknya akan menjadi langkah yang bijak.
Walaupun Mamardashvili berpeluang bergabung dengan skuad musim depan, mungkin menggantikan peran Kelleher, posisi Alisson sebagai penjaga gawang utama tampaknya masih belum tergoyahkan.