Gilabola.com – Gary Neville mengkritik keras keputusan penalti kontroversial yang diberikan kepada West Ham United dalam laga Premier League melawan Manchester United.
Dalam pertandingan yang berakhir dengan kemenangan untuk West Ham, Neville mengungkapkan bahwa keputusan penalti di menit-menit akhir pertandingan tersebut sangat mengejutkan dan menganggapnya sebagai keputusan yang kurang tepat.
Mantan bintang Manchester United ini mempertanyakan alasan di balik keputusan wasit David Coote, yang menurutnya bisa saja didorong oleh tekanan dari VAR, yang saat itu dikendalikan oleh Michael Oliver.
Pada menit ke-90, wasit Coote memberikan penalti kepada West Ham setelah melihat ulang insiden antara Matthijs de Ligt dan Danny Ings di monitor pinggir lapangan atas rekomendasi dari asisten VAR, Michael Oliver.
Keputusan ini sempat memicu kemarahan para pemain Manchester United dan pelatih Erik ten Hag, karena sebelumnya Coote terlihat ragu sebelum akhirnya memberikan penalti tersebut.
Jarrod Bowen, kapten West Ham, berhasil mengeksekusi penalti dengan baik, membuat tim tuan rumah unggul dan menyegel kemenangan yang semakin membebani posisi Erik ten Hag sebagai pelatih.
Dalam sebuah podcast, Neville mengutarakan ketidakpuasannya dengan keputusan tersebut. Dia menyatakan bahwa keputusan ini membuatnya sangat geram sampai-sampai dia berteriak ke arah televisi.
Menurut Neville, hal yang menarik dari insiden ini adalah bahwa Coote terlihat menonton insiden tersebut berulang kali, namun akhirnya tetap memberikan penalti. “Sepertinya Coote tidak menganggap itu penalti, tapi kemudian dia mengubah keputusan awalnya setelah tinjauan panjang,” ujar Neville.
Lebih lanjut, Neville menduga bahwa tekanan untuk mengikuti rekomendasi Oliver bisa saja memengaruhi keputusan Coote. Menurutnya, Oliver, yang memiliki reputasi sebagai wasit berpengalaman dan dominan, mungkin menekan Coote untuk memberikan keputusan yang menguntungkan West Ham.
“Tidak ada yang ingin membuat atasan mereka tidak senang, jadi saya tidak yakin apakah Coote benar-benar menganggap insiden itu sebagai pelanggaran,” tambah Neville.
Kekalahan ini menambah beban berat bagi Manchester United, yang kini menempati posisi ke-14 di klasemen sementara Premier League, jauh dari target yang diharapkan. Situasi ini menimbulkan lebih banyak pertanyaan mengenai masa depan Erik ten Hag di klub.
Beberapa nama telah disebut-sebut sebagai pengganti potensial bagi Ten Hag, termasuk mantan manajer Barcelona, Xavi Hernandez, yang dikenal dengan rekam jejaknya dalam meraih gelar juara.
Di tengah situasi ini, Ten Hag tetap menunjukkan sikap optimistis. Dia menegaskan bahwa dia dan timnya memiliki visi yang sejalan dengan INEOS, perusahaan milik Jim Ratcliffe yang memiliki ambisi besar untuk mengembalikan Manchester United ke persaingan papan atas Premier League.
Namun, performa klub yang kurang konsisten di awal musim ini membuat posisinya semakin rentan, dan tekanan untuk menunjukkan perbaikan kinerja semakin besar.