Mengenal Sheikh Jassim, Pengusaha Qatar yang Gagal Menguasai Manchester United

Gilabola.com – Dengan waktu kurang dari dua pekan sebelum bursa transfer ditutup, isu kepemilikan Manchester United kembali muncul ke permukaan. Pemicu utamanya adalah klausul dalam perjanjian saham yang aktif sejak 13 Agustus 2025, memberi peluang baru terkait kemungkinan penjualan penuh klub.

Namun, nama Sheikh Jassim bin Hamad Al Thani yang sempat meramaikan persaingan untuk membeli klub dua tahun lalu, kali ini benar-benar tidak lagi masuk dalam perhitungan.

Klausul yang disebut sebagai “drag-along right” tercantum dalam kesepakatan antara keluarga Glazer dengan Sir Jim Ratcliffe ketika membeli 25 persen saham Manchester United pada Februari 2024.

Mekanisme ini memberi hak kepada mayoritas pemilik untuk menjual seluruh klub dan secara otomatis memaksa pemilik minoritas melepas sahamnya. Tujuannya agar tidak ada pihak yang menghalangi penjualan.

Meski klausul itu kini berlaku, berbagai sumber menyebut bahwa penjualan penuh klub masih jauh dari kenyataan. Hal ini disebabkan hubungan positif yang terjalin antara Ratcliffe dan keluarga Glazer.

Kendati begitu, publik kembali mengingat nama Sheikh Jassim sebagai pesaing terkuat dalam proses lelang sebelumnya, dan bahkan dia sebenarnya adalah sosok yang paling diinginkan oleh basis fans The Red Devils.

Sayangnya, kini, pihak Sheikh Jassim menegaskan bahwa mereka tidak memiliki ketertarikan sedikit pun untuk kembali ke meja negosiasi. Fokus utama kini beralih ke proyek olahraga berskala global, termasuk keterlibatan Qatar dalam upaya menjadi tuan rumah Olimpiade 2036.

Tawaran yang Tak Pernah Terwujud

Sheikh Jassim melalui Nine Two Foundation pertama kali mengajukan penawaran pada Februari 2023. Nama yayasan itu terinspirasi dari “Class of ’92” yang identik dengan kejayaan akademi Manchester United.

Visi utamanya adalah membawa klub kembali ke puncak sepak bola dunia dengan kepemilikan penuh tanpa utang, serta investasi besar di Old Trafford, pusat latihan, akademi muda, dan komunitas lokal.

Dalam prosesnya, Sheikh Jassim diketahui mengajukan lima kali penawaran dengan nilai terakhir sekitar Rp 105 Triliun. Selain itu, dia juga menyiapkan dana tambahan besar untuk infrastruktur dan perekrutan pemain.

Akan tetapi, keluarga Glazer tetap bertahan pada harga Rp 131 Triliun. Perbedaan harga inilah yang membuat kesepakatan tak kunjung tercapai, hingga Sheikh Jassim resmi menarik diri pada Oktober 2023.

Keputusan mundur itu membuka jalan bagi Ratcliffe. Pebisnis asal Inggris tersebut kemudian berhasil mengamankan 25 persen saham, meski posisi keluarga Glazer sebagai pengendali tetap bertahan.

Pasca penarikan diri, harga saham Manchester United sempat merosot tajam, sementara tim Sheikh Jassim mengirim peringatan hukum setelah Ratcliffe dianggap melontarkan komentar yang merugikan reputasinya.

Siapa Sheikh Jassim?

Sheikh Jassim lahir pada 1978 sebagai putra ketiga mantan Emir Qatar, Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani. Dia menempuh pendidikan di Milton Abbey School, Dorset, Inggris, lalu masuk Royal Military Academy Sandhurst sebelum dilantik sebagai perwira Angkatan Bersenjata Qatar pada 1996.

Kariernya di sektor finansial terbilang panjang. Dia memimpin Qatar Islamic Bank sejak 2005, menjadi chairman di QInvest, Qatar Navigation (Milaha), serta Beema Islamic Insurance Co.

Selain itu, dia menjabat wakil chairman di QTerminals. Di bawah kepemimpinannya, QIB menguasai lebih dari 40 persen pangsa pasar perbankan syariah di Qatar.

Kini, ketertarikannya lebih mengarah pada proyek strategis besar. Qatar tengah menyiapkan diri untuk mencalonkan diri sebagai tuan rumah Olimpiade 2036, sebuah ambisi yang dianggap lebih sejalan dengan prioritas negaranya ketimbang kepemilikan klub sepak bola Eropa.

Meski klausul baru memungkinkan adanya penjualan penuh Manchester United, kenyataannya Sheikh Jassim sudah menutup pintu untuk kembali. Dengan fokus yang telah bergeser ke panggung olahraga global, babak usahanya di sepak bola Inggris berakhir tanpa pernah benar-benar dimulai.

IKLAN