
Gilabola.com – Jean-Philippe Mateta menjadi bintang sekaligus sosok yang paling menyesal dalam laga dramatis antara Crystal Palace vs Bournemouth yang berakhir dengan skor 3-3.
Striker asal Prancis itu mencetak hat-trick untuk menyelamatkan timnya dari kekalahan, namun gagal memanfaatkan peluang emas di masa tambahan waktu yang bisa memberi kemenangan.
Mateta sempat membawa Palace menyamakan kedudukan melalui penalti di masa tambahan waktu. Namun tak lama kemudian, dia membuang kesempatan emas dengan menembak bola terlalu tinggi di depan gawang kosong.
Rekan-rekannya hanya bisa menatap kecewa sementara sang penyerang memegang kepala, menyadari peluang kemenangan terlewat begitu saja.
Pelatih Oliver Glasner mengungkapkan bahwa Mateta meminta maaf kepada tim setelah pertandingan. Menurutnya, sang pemain sebenarnya tidak perlu melakukannya karena sudah tampil luar biasa.
Glasner menilai mencetak tiga gol di Premier League bukanlah hal mudah dan menyebut anak asuhnya layak bangga atas performanya terlepas dari hasil akhirnya.
Ryan Christie sempat membuat Bournemouth unggul 3-2 di menit akhir waktu normal. Gol tersebut sempat menempatkan tim tamu di puncak klasemen sementara, setidaknya untuk beberapa jam, sebelum penalti Mateta mengubah segalanya.
Namun, keputusan penalti itu menuai kontroversi. Wasit Jarrod Gillett menilai Bafode Diakite melanggar Marc Guehi di kotak penalti. Manajer Bournemouth, Andoni Iraola, menyebut keputusan itu seharusnya ditinjau ulang oleh VAR.
Iraola menjelaskan bahwa tim VAR tampak enggan mengintervensi karena insiden sebelumnya saat Marcos Senesi dijatuhkan Ismaila Sarr. Dia menduga keputusan itu dipengaruhi situasi sebelumnya yang membuat ofisial enggan memperbaiki keputusan wasit di lapangan.
Pelatih asal Spanyol itu mengatakan sulit menerima hasil imbang dengan cara seperti itu. Menurutnya, pelanggaran yang diberikan sangat ringan dan seharusnya tidak berujung penalti. Dia menilai Diakite justru sedang melakukan penjagaan normal ketika Guehi menariknya terlebih dahulu.
Di sisi lain, Bournemouth sebenarnya tampil impresif berkat dua gol Junior Kroupi di babak pertama. Penyerang muda berusia 19 tahun itu tampil gemilang pada debut penuhnya di Premier League, menunjukkan ketenangan luar biasa dengan sundulan dan tendangan voli jarak dekat.
Namun, keunggulan Bournemouth sirna ketika Mateta mencetak dua gol cepat di babak kedua. Kedua gol itu berasal dari umpan silang Daniel Munoz, yang menunjukkan chemistry apik di sisi kanan serangan Palace.
Pertandingan pun berubah menjadi laga terbuka penuh peluang. Kedua tim terus saling serang hingga peluit panjang dibunyikan, mengakhiri pertandingan penuh drama yang menghadirkan enam gol dan banyak kontroversi.