Pelatih Manchester United Kini Mampu Praktekkan Counter-Pressing Seperti Manajer Liga Inggris Lainnya

Gila Bola – Sudah tahu kan apa artinya kedatangan Andre Onana? Pelatih Manchester United Erik ten Hag kini akan mampu mempraktekkan counter-pressing yang ingin dilakukannya sejak datang ke Old Trafford satu tahun silam. Juga akan kita lihat siapa lagi pelatih Liga Inggris yang melakukannya.

Andre Onana berbeda dari David De Gea yang baru saja dilepas oleh klub Setan Merah itu. Sementara sang kiper Spanyol boleh membanggakan refleksnya saat menghalangi bola masuk ke gawangnya, sang pelatih Belanda itu butuh seorang kiper yang mampu menjelma menjadi salah satu pemain belakang yang bertugas membagi, mendistribusikan bola. Hal ini tidak ada dalam diri De Gea.

Dengan kiper Kamerun itu berubah menjadi seorang pemain belakang, pemain Manchester United lainnya bisa dengan tenang maju lebih ke depan dan mempraktekkan counter-pressing seperti keinginan sang manajer, mencegat bola dan menguasainya kembali di setengah lapangan lawan.

Apa Itu Counter-Pressing?

Counter-pressing adalah upaya untuk mengambil alih si bundar di setengah lapangan lawan saat kehilangan bola. Hal ini menghemat waktu sangat banyak dibandingkan sekedar mengawal bola, menjaga pergerakan pemain lawan dan membiarkannya kembali ke setengah lapangan sendiri. Banyak menit bisa dihemat.

Jika banyak menit bisa dihemat maka itu juga berarti lebih banyak percobaan gol bisa dilakukan dalam 90 menit, dibandingkan memulai kembali serangan secara perlahan dari arah belakang, seperti yang dilakukan Manchester United secara susah payah saat kipernya De Gea.

Counter-pressing adalah sikap dan mental cara bermain yang dengan segera menekan lawan usai kehilangan bola, mencoba mencuri sepersekian detik lebih awal sebelum lawan memperoleh kesempatan meneruskan bola ke rekannya. Menguasai bola dengan cara melakukan tackling, interceptions atau duel.

Siapa Sajakah Pelatih Liga Inggris yang Melakukan Counter-Pressing?

Lima atau enam manajer Liga Inggris yang ada saat ini memiliki cara bermain counter-pressing. Pep Guardiola adalah salah satu contohnya. Ia memerintahkan dua bek sayap untuk menusuk ke tengah guna menambah keunggulan jumlah pemain di bagian tengah. Juga winger dan No 9 palsu.

Tetapi Jurgen Klopp adalah murid paling terkenal dari cara bermain seperti ini dan pernah mempraktekkannya dalam tahun-tahun paling sukses saat ia menangani Borussia Dortmund di Bundesliga Jerman.

Sang pelatih Jerman melakukan tekanan sangat tinggi untuk lawan-lawan yang lebih lemah, dan mundur sedikit lebih ke belakang tetapi masih sepertiga akhir lapangan untuk lawan-lawan yang lebih kuat.

Liverpool di bawah arahannya mencekik dan menghabisi stamina pemain lawan dengan cara yang sama, meskipun akhir-akhir ini mereka sudah mengurangi cara bermain seperti ini.

Manajer lain yang pernah mempraktekkan cara bermain seperti ini adalah Marcelo Bielsa di Leeds United, saat ia membawa tim promosi itu menduduki posisi ke-9 di Premier League pada musim pertamanya, sebelum para pemain the Whites tercekik sendiri, kelelahan oleh cara bermain seperti ini, merosot ke posisi 17 dan akhirnya 19 dan terdegradasi kembali ke Championship.

Manajer lain yang melakukan cara bermain counter-pressing antara lain adalah Ralph Hasenhuttl di RB Leipzig dan Southampton, Jesse Marsch di Salzburg dan Leipzig, juga Mauricio Pochettino di Tottenham Hotspur, serta Gian Piero Gasperini di Atalanta.

Anda dapat berlangganan Gilabola.com di Google News atau join channel Whatsapp kami untuk mendapatkan update terbaru!