Gilabola.com – Chelsea berhasil menumbangkan Liverpool 3-1 dalam laga pekan Premier League yang menjadi ajang pembuktian sekaligus dorongan besar bagi ambisi mereka menuju Liga Champions musim depan.
Di sisi lain, ini menjadi kekalahan ketiga Liverpool musim ini, kekalahan pertama mereka sejak resmi menyegel gelar juara.
Maresca dan Chelsea Tak Mau Jadi Penonton
Tiga menit setelah memberikan guard of honour untuk Liverpool yang baru saja menjuarai Premier League, Chelsea langsung menunjukkan mereka tidak datang untuk sekadar merayakan. Enzo Fernandez membuka skor dengan penyelesaian tenang setelah menerima umpan silang dari Pedro Neto, hasil dari kerja sama apik Lavia dan Palmer di lini tengah.
Chelsea menggandakan keunggulan di babak kedua lewat gol bunuh diri yang konyol dari Jarell Quansah. Tekanan dari Madueke dan Palmer menciptakan kekacauan di kotak penalti, yang berujung pada clearance Van Dijk yang justru memantul ke tubuh Quansah dan masuk ke gawang sendiri.
Liverpool sempat memperkecil ketertinggalan lewat sundulan Virgil van Dijk pada menit ke-85, tapi penalti Cole Palmer di masa injury time memastikan kemenangan penting bagi tim tuan rumah.
Rotasi Liverpool Tak Berbuah Manis
Pelatih Arne Slot memberi kesempatan pada sejumlah pemain pelapis untuk tampil sejak menit awal. Nama-nama seperti Kosta Tsimikas, Jarell Quansah, Curtis Jones, Harvey Elliott, Wataru Endo, dan Diogo Jota tampil sebagai starter, namun tidak mampu memberikan performa yang konsisten.
Tsimikas harus berjibaku melawan Pedro Neto di sisi kiri, sementara Quansah tampil kurang meyakinkan dengan satu gol bunuh diri dan sebuah pelanggaran di kotak terlarang yang berbuah penalti. Endo dan Jones kesulitan mengendalikan lini tengah, dan Elliott yang sempat menjanjikan juga tenggelam dalam tekanan permainan Chelsea.
Nunez dan Federico Chiesa masuk sebagai pemain pengganti, namun keduanya gagal memberi dampak. Nunez bahkan lebih banyak menciptakan momen frustrasi daripada ancaman berarti.
Harapan Liga Champions Chelsea Masih Terjaga
Kemenangan atas sang juara mengangkat Chelsea ke posisi lima besar, menyamai poin Newcastle (63 poin) dan hanya tertinggal satu angka dari Manchester City. Dengan laga melawan Newcastle dan Nottingham Forest masih tersisa, nasib Chelsea kini sepenuhnya ada di tangan mereka sendiri.
Situasi ini menjadi titik balik penting, mengingat sebelumnya sempat terdengar keluhan dari suporter di Stamford Bridge soal hasil imbang Newcastle kontra Brighton yang membuat persaingan makin ketat.
Kontroversi Rotasi: Untung atau Wajar?
Ada perdebatan apakah rotasi besar-besaran Liverpool memberikan keuntungan tidak adil bagi Chelsea. Namun, sebagian pihak berpendapat bahwa Liverpool berhak merotasi setelah memastikan gelar. Dengan 38 pertandingan dalam semusim, setiap tim mengalami masa naik-turun, dan hak untuk menyusun skuat tetap ada pada pelatih.
Yang jelas, Chelsea memanfaatkan situasi ini dengan baik—sebuah bukti mereka pantas bersaing di lima besar.
Cole Palmer, Bintang di Stamford Bridge
Palmer memang hanya mencetak gol dari titik putih, tetapi kontribusinya jauh melampaui statistik. Ia menjadi otak dari dua gol pertama Chelsea: pergerakan cerdasnya membuka ruang untuk Fernandez di gol pembuka, dan umpan silang berbahayanya menciptakan kekacauan untuk gol bunuh diri.
Gary Neville sampai menyebut: “Beberapa pemain memang menyenangkan ditonton. Palmer adalah salah satunya.” Dalam laga ini, ia bahkan tampil lebih menonjol dibanding Mohamed Salah yang biasanya dominan.