Gilabola.com – Ruben Amorim menegaskan bahwa Manchester United tidak bisa lagi mengandalkan metode yang dulu membawa kesuksesan di era Alex Ferguson.
Dalam situasi klub yang semakin terpuruk di papan klasemen Liga Inggris, pelatih asal Portugal itu menyampaikan bahwa sepak bola masa kini menuntut pendekatan yang jauh berbeda dibandingkan masa kejayaan Ferguson.
Setelah hasil imbang tanpa gol dalam derby Manchester akhir pekan lalu, tekanan terhadap Amorim semakin meningkat. Kritik pun datang dari berbagai arah, termasuk dari mantan pemain seperti Gary Neville yang menyebut permainan United terlihat “robotik” dan tanpa nyawa.
Dalam pandangan mantan kapten The Red Devils itu, tim saat ini tidak menunjukkan semangat atau kreativitas yang pernah menjadi ciri khas skuad di era Alex Ferguson.
Sepak Bola Modern Lebih Taktis
Amorim, yang sempat berbicara dengan Darren Fletcher, salah satu bagian dari staf United dan juga mantan anak asuh Ferguson, menilai bahwa cara-cara lama sudah tidak lagi relevan.
Dia menyampaikan bahwa di masa Ferguson, pendekatan lebih banyak bertumpu pada intuisi dan kekuatan individu, mengingat saat itu ada pemain-pemain seperti Ryan Giggs, Eric Cantona, hingga Cristiano Ronaldo dalam performa terbaik mereka.
Namun menurut Amorim, kondisi sekarang sudah sangat berubah. Dia menganggap bahwa sepak bola modern telah berkembang ke arah yang jauh lebih taktis dan terstruktur.
Dia bahkan menyinggung betapa pentingnya basis taktik yang kuat sebelum memberikan kebebasan kepada pemain untuk mengekspresikan diri. Bagi Amorim, tanpa fondasi yang solid, aspek individual pun tidak akan bisa berkembang maksimal.
Dia juga menjelaskan bahwa dalam sepak bola hari ini, setiap pergerakan lawan bisa dipelajari secara rinci melalui analisis data dan video. Tim pelatih sekarang memiliki departemen khusus yang mengurusi detail pergerakan lawan, dan hal ini membuat pendekatan taktik menjadi jauh lebih kompleks.
Dalam percakapannya dengan Fletcher, Amorim menyadari bahwa cara persiapan tim Ferguson sangat berbeda dengan situasi sekarang yang serba terukur.
Pemain Bintang Saja Tak Cukup
Lebih lanjut, dia menyebut bahwa contoh kegagalan dari tim-tim bertabur bintang di masa lalu, seperti era Galacticos di Real Madrid, menjadi pelajaran penting bahwa talenta saja tidak cukup. Menurutnya, meski memiliki para pemain terbaik di dunia, tanpa koneksi dan kerja sama tim, kesuksesan tidak akan datang dengan sendirinya.
Amorim menambahkan bahwa dirinya tidak melihat pertandingan sebagai ajang untuk membiarkan para pemain bertindak sebebas mungkin hanya berdasarkan insting.
Dia menganggap pendekatan semacam itu sudah tidak bisa diterapkan lagi, apalagi di tengah tekanan besar dan tuntutan konsistensi dalam dunia sepak bola saat ini. Dia pun menekankan bahwa dalam era di mana semua informasi tentang pemain bisa diakses oleh lawan, pendekatan kolektif menjadi satu-satunya jalan yang masuk akal.
Dengan performa United yang sedang tidak stabil, fokus kini tertuju pada kompetisi Liga Europa sebagai peluang tersisa untuk menyelamatkan musim. Namun di balik itu, jelas bahwa Amorim tidak ingin mengandalkan mimpi masa lalu.
Dia percaya bahwa untuk kembali bersaing di puncak, pendekatan modern harus diterapkan sepenuhnya, meski itu berarti meninggalkan warisan pendekatan klasik ala Alex Ferguson.