Ruud van Nistelrooy Akui Sakit Hati Setelah Didepak dari Manchester United

Gila BolaRuud van Nistelrooy mengungkapkan rasa kecewa dan sakit hati setelah tidak lagi menjadi bagian dari Manchester United. Dia sebelumnya dipercaya sebagai pelatih sementara setelah pemecatan Erik ten Hag, tetapi pelatih baru Ruben Amorim memutuskan untuk tidak memasukkannya ke dalam rencana masa depan klub.

Dalam konferensi pers saat diperkenalkan sebagai pelatih Leicester City, Van Nistelrooy menjelaskan bahwa dia memahami alasan di balik keputusan Amorim, meskipun keputusan tersebut tetap terasa berat baginya.

Van Nistelrooy menyatakan bahwa ketika dia mengambil peran sementara di United, ia berniat membantu klub yang begitu berarti baginya. Namun, keputusan untuk tidak mempertahankannya tetap membuatnya kecewa.

Dia menjelaskan bahwa dirinya sempat berdiskusi langsung dengan Amorim, yang menyampaikan alasan-alasan logis di balik langkah tersebut. Menurut Van Nistelrooy, percakapan tersebut memberikan kejelasan dan membantunya melangkah maju.

Sebagai mantan penyerang legendaris dan seseorang yang telah bekerja di bawah manajer besar seperti Sir Alex Ferguson dan Fabio Capello, Van Nistelrooy membawa banyak pengalaman ke Leicester City.

Dia juga mengungkapkan telah melakukan penelitian mendalam mengenai para pemain dalam skuadnya. Dengan menghubungi sejumlah kolega di dunia sepak bola, dia ingin memastikan bahwa ia memiliki gambaran tentang karakter masing-masing pemain.

Juru taktik asal Belanda itu menyebut pentingnya rasa saling menghormati di ruang ganti, yang menurutnya menjadi landasan untuk membangun kerja sama yang baik.

Di Leicester City, Van Nistelrooy menghadapi tantangan besar. Klub yang pernah meraih prestasi gemilang di Premier League ini sedang berjuang untuk keluar dari posisi sulit di klasemen.

Dia mengakui pentingnya memahami siapa saja pemimpin dalam skuad dan menjalin komunikasi yang kuat dengan mereka. Bagi Van Nistelrooy, karakter yang baik dalam tim harus diarahkan dengan benar untuk mencapai tujuan bersama.

Namun, tantangan Van Nistelrooy bukan hanya di ruang ganti. Dia juga harus menjalin hubungan efektif dengan manajemen klub. Di bawah kepemimpinan keluarga Srivaddhanaprabha, Leicester telah mencapai banyak prestasi, termasuk memenangkan Premier League dan Piala FA.

Meski demikian, performa klub dalam beberapa musim terakhir membuat fans merasa tidak puas. Para pendukung bahkan melontarkan kritik kepada direktur sepak bola klub, Jon Rudkin, pada pertandingan melawan Brentford akhir pekan lalu.

Van Nistelrooy menyadari bahwa jendela transfer Januari akan menjadi momen penting bagi klub untuk menunjukkan dukungan terhadap proyek barunya. Dia menegaskan pentingnya kualitas kepemimpinan, baik di level pemain maupun manajemen, untuk membantu Leicester kembali bersaing.