Semua Drama di Pertandingan Terakhir Liga Inggris: Dari Gelar Juara, Perpisahan Klopp Hingga Zona Eropa!

Minggu malam 19 Mei 2024 akan menjadi saksi bisu akhir musim Premier League yang penuh drama dan emosi. Man City, yang mengincar gelar liga keempat berturut-turut, dan Arsenal akan menjadi pusat perhatian di hari tersebut.

Di Anfield, Jurgen Klopp akan memimpin pertandingan terakhirnya bersama Liverpool setelah hampir sembilan tahun memimpin tim dengan gaya bermain “heavy metal”nya. Kepergian Klopp diprediksi akan membawa banyak air mata bagi para penggemar The Reds.

Sementara Klopp dipastikan hengkang, masa depan para manajer klub lain masih abu-abu. Mauricio Pochettino (Chelsea), Eddie Howe (Newcastle), dan Erik ten Hag (Manchester United) harus mengamankan kualifikasi Eropa untuk menyelamatkan pekerjaan mereka.

Hampir pasti, Luton akan kembali ke Championship sebagai tim terdegradasi ketiga. Diperlukan hasil yang sangat aneh agar mereka bisa bertahan di liga. Jika gagal, maka Sheffield United, Burnley, dan Luton hanya akan bertahan satu musim di Premier League.

Musim Premier League 2023/24 penuh dengan kejutan dan drama. Perebutan gelar juara yang sengit, pergantian pelatih, dan tim-tim yang terdegradasi menjadi cerita menarik yang mewarnai musim ini.

Mari kita lihat lebih mendetail semua drama yang akan terjadi di hari penutupan Premier League musim 2023/2024

Drama Gelar Juara dan Nasib Tak Jelas Man City

Sebagian besar perhatian akan tertuju pada perebutan gelar yang ketat namun mungkin tidak semenarik yang diharapkan. Itu karena City – tim yang kini jadi pelanggan tetap peraih trofi asuhan Pep Guardiola – telah lama memiliki kebiasaan untuk mengakhiri musim dengan rentetan kemenangan panjang, menghilangkan ketegangan dari apa yang seharusnya menjadi pertarungan menegangkan.

Mengalahkan Tottenham 2-0 pada hari Selasa membuat City unggul dua poin atas Arsenal dan mengetahui kemenangan atas West Ham akan memastikan gelar keempat berturut-turut, sebuah prestasi yang belum pernah dicapai di divisi teratas Inggris sejak liga dimulai di negara asal olahraga ini pada tahun 1888.

Namun masa depan City sebenarnya juga masih sedikit tidak pasti, mengingat tanggal telah ditetapkan untuk proses persidangan di pengadilan olahraga terkait dengan tuduhan terhadap klub milik Abu Dhabi tersebut atas sekitar 80 dugaan pelanggaran peraturan keuangan Liga Premier dan 30 lainnya terkait dengan dugaan City gagal bekerja sama dengan penyelidikan.

Jika terbukti bersalah, hukumannya bisa termasuk dikeluarkan dari divisi teratas.

Bagi sebagian orang, hal itu membuat awan gelap di atas kesuksesan City, tetapi yang tidak dapat disangkal oleh sedikit orang adalah kejeniusan Guardiola, yang ingin meraih gelar liga keenam dalam delapan tahun di Etihad Stadium.

Jika City gagal mengalahkan West Ham, Arsenal – tanpa gelar liga sejak “Invincibles” pada tahun 2004 – dapat merebut trofi dengan mengalahkan Everton di kandang.

Dalam skenario di mana City imbang dan Arsenal menang, kedua tim akan finis dengan poin yang sama yaitu 89 poin dan Arsenal akan menjadi yang pertama berdasarkan selisih gol.

Namun, fans Arsenal mungkin tidak ingin terlalu bersemangat. West Ham, yang bermain untuk terakhir kalinya di bawah manajer David Moyes yang akan hengkang, telah kebobolan lima gol dalam dua pertandingan tandang terakhirnya dan City tidak terkalahkan di semua kompetisi sejak 6 Desember tahun lalu, dengan catatan 34 pertandingan.

Drama di Anfield, Perpisahan Jurgen Klopp

Jadi, ini bukan perpisahan impian untuk Klopp – tidak akan ada gelar Liga Premier kedua untuk diraih – tetapi suporter Liverpool pasti akan memberikan penghormatan yang pantas kepada seorang manajer yang tidak hanya membawa klub meraih delapan trofi dan membantu mendapatkan kembali kejayaannya di panggung Eropa.

Jurgen Klopp telah menjalin hubungan dengan kota pelabuhan dan juga telah mendapatkan status tersendiri bagi masyarakat kota Liverpool.

Mencetak banyak gol melawan Wolverhampton akan menjadi salah satu cara bagi para pemain Liverpool untuk berterima kasih kepada manajer mereka, yang pasti akan memberikan The Kop satu hentakan kepalan terakhir setelah pertandingan.

Drama Perebutan Posisi Zona Eropa

Sementara keempat kualifikasi Liga Champions telah dikonfirmasi dengan Manchester City, Arsenal, Liverpool dan Aston Villa yang akan menjadi wakil dari Inggris di kompetisi kasta teratas Eropa, masih ada beberapa hal yang harus diselesaikan terkait siapa yang akan masuk ke kompetisi Eropa yang kastanya lebih rendah.

Tottenham Hotspur membutuhkan satu poin di Sheffield United yang berada di posisi terakhir untuk mengamankan posisi kelima dan tiket ke Liga Europa.

Chelsea yang berada di posisi keenam dengan 60 poin, Newcastle di posisi ketujuh dengan 57 poin dan Manchester United di posisi kedelapan dengan 57 poin dipisahkan oleh tiga poin menjelang pertandingan masing-masing melawan Bournemouth, Brentford dan Brighton.

Peraih posisi keenam kemungkinan akan masuk ke Liga Europa dan posisi ketujuh ke Liga Konferensi Eropa.

Tapi Manchester United akan memiliki kesempatan kedua untuk lolos kualifikasi Eropa jika mereka bisa menang di Final Piala FA melawan Manchester City pada 25 Mei nanti.

Drama Tim Degradasi dan Tim Promosi

Untuk Luton Town, syarat untu bisa bertahan di Premier League hampir tidak masuk akal: mereka harus mengalahkan Fulham di kandang dan Nottingham Forest harus kalah dari Burnley yang sudah terdegradasi. Selain itu, harus ada juga selisih selisih gol sebanyak 12 gol antara Luton dan Forest.

Pemain Luton dan manajer Rob Edwards tampaknya sudah pasrah dengan nasib mereka pekan lalu setelah kalah di West Ham. Luton akan bergabung dengan Sheffield United dan Burnley, tiga tim yang hanya bertahan semusim di kompetisi kasta teratas.

Selanjutnya telah ada dua tim yang memastikan promosi ke Premier League musim depan.

Salah satu dari tim tersebut adalah Ipswich Town yang diperkuat pemain Timnas Indonesia, Elkan Baggot.

Ipswich memastikan diri promosi ke Premier League setelah finish sebagai runner up Championship atas kasta kedua Liga Inggris. Elkan Baggot dkk mengoleksi 96 Poin. Ipswich sukses mencatatkan 28 kemenangan, 12 imbang dan 6 kekalahan.

Raihan Ipswich berbeda 1 poin saja dengan Leicester City yang membukukan 97 poin dan mengembalikan mereka ke kasta teratas sepak bola Inggris.

Sedangkan untuk satu jatah terakhir promosi Liga Inggris akan diperebutan melalui babak play off. Mereka yang berlaga dibabak play off adalah tim peringkat ke-3, 4, 5 dan 6.