Statistik Tak Bohong, Bruno Fernandes Salah Satu Playmaker Terhebat Sepanjang Masa Premier League

Gilabola.comBruno Fernandes kembali menunjukkan kelasnya sebagai salah satu playmaker terbaik di Premier League dengan performa gemilang dalam kemenangan 3-0 Manchester United atas Leicester.

Kapten tim asal Portugal itu mencetak satu gol dan dua assist, memperkuat statistik impresifnya musim ini. Dengan 16 gol dan 15 assist sejauh ini, Fernandes telah terlibat dalam 31 gol, menjadikannya salah satu pemain paling produktif di liga.

Sejak bergabung dengan Manchester United dari Sporting CP pada Januari 2020 dengan harga mencapai Rp 1,45 Triliun, Fernandes telah mencatatkan 80 assist di semua kompetisi. Hanya Kevin De Bruyne, yang dianggap sebagai salah satu pemain terbaik di generasinya, yang memiliki lebih banyak assist dengan 90.

Fernandes juga masuk dalam daftar elit pemain Manchester United yang berhasil mencetak 50 gol dan 50 assist di Premier League, bergabung dengan legenda seperti Wayne Rooney, Ryan Giggs, Paul Scholes, Eric Cantona, dan David Beckham.

Statistik Fernandes tidak hanya mengesankan, tetapi juga menempatkannya di antara playmaker terbaik dalam sejarah Premier League. Meski bermain untuk tim yang sedang mengalami masa sulit, Fernandes tetap konsisten menjadi pemain kunci.

Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, bahkan menyebut tim saat ini mungkin yang terburuk dalam sejarah klub. Namun, Fernandes terus bersinar, menciptakan lebih dari 505 peluang sejak musim 2015/2016, lebih banyak daripada pemain mana pun di Premier League, termasuk De Bruyne.

Tidak hanya di Premier League, Fernandes juga memegang rekor sebagai pemain dengan gol dan assist terbanyak di Liga Europa, dengan total 41 kontribusi gol (24 gol dan 17 assist).

Etos Kerja Tinggi

Pengaruhnya di lapangan tidak terbatas pada gol dan assist saja. Fernandes adalah jantung tim, mengatur permainan baik saat bermain di posisi yang lebih dalam maupun sebagai gelandang serang.

Komitmen Fernandes juga tidak perlu dipertanyakan. Dalam pertandingan melawan Ipswich, saat United bermain dengan 10 pemain, Fernandes terlihat kelelahan tetapi tetap berlari untuk menghentikan serangan berbahaya lawan.

Di babak kedua melawan Leicester, dia juga terlihat berlari kencang untuk membantu lini belakang setelah kiper Leicester, Mads Hermansen, mencoba memanfaatkan bola panjang.

Meski begitu, tidak semua orang memandang Fernandes dengan cara yang sama. Beberapa pihak, termasuk Roy Keane, mengkritik sikapnya yang dianggap tidak pantas untuk seorang kapten.

Mantan kapten The Red Devils itu bahkan menyebut Fernandes kurang menunjukkan kepemimpinan. Namun, Fernandes membalas kritik tersebut dengan performa gemilang di lapangan.

Amorim sendiri mengakui bahwa Fernandes terkadang terlalu ekspresif di lapangan dan perlu lebih mempercayai rekan-rekannya, tetapi dia juga memuji dedikasi dan kepemimpinan pemain berusia 30 tahun itu.

Fernandes tidak hanya memimpin dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan, membimbing pemain muda dan menjadi cahaya di tengah masa sulit Manchester United.

Tanpa Fernandes, sulit membayangkan bagaimana performa Manchester United musim ini. Pemain yang dijuluki “Magnifico” oleh para penggemar ini telah menjadi tulang punggung tim, dan kepergiannya akan menjadi mimpi buruk bagi United.